"Akhirnya kita jadi anak kelas tiga juga ya, Dir." Adara merangkul Adira sambil tersenyum bahagia.
"Hm, akhirnya cita-cita lo terkabul juga," ucap Adira membuat Adara terkekeh. Ya, dari dulu Adara selalu ingin menjadi anak kelas tiga. "Masih inget ae lo, Dir."
Adara dan Adira berjalan beriringan di sepanjang koridor, banyak mata yang melihat mereka dengan tatapan kagum. Ya, secara mereka berdua adalah primadona di sekolah ini.
Dara tersenyum ketika dua gadis yang ia kenal berlari kearah mereka. "Dar, lo tau sesuatu gak?" Tanya Bianca, sahabat karib Dara yang juga dekat dengan Dira.
"Lo belum cerita, gimana gue mau tau?"
"Ada anak baru loh, dia itu cowok terus pindahan dari Bandung," saut Sera.
Dara memutar bola matanya, "Terus apa masalahnya sama gue sih, Ca? Lo kan tau gue udah sama si Dio."
"Oh iya, lupa! Yaudah Dir, buat lo aja."
Dira melotot, "Kenal aja enggak. Masa mau langsung suka?"
***
Dira mendengus ketika melihat semua anak di kelasnya tidak ada yang ia kenal. Sayang sekali, Dara, Bianca, maupun Sera berbeda kelas dengannya. Dira segera berjalan ke bangku nomer dua di tengah. Dia segera menyibukkan diri dengan memasang earphone di telinganya.
Brukk, Dira merasa ada seseorang yang duduk di sampingnya. Ia segera menoleh.
"Hay, kenalin gue Darren." Manusia cowok di sebelah Dira menyodorkan tangannya sambil tersenyum. "Adira," Dira mengenalkan dirinya secara singkat.
"Owh, Adira. Gue boleh kan duduk disini? Soalnya gue kan anak baru, belum punya te—"
"—Boleh. Asal jangan berisik," potong Dira dengan cepat membuat Darren segera diam membisu.
***
Berbeda dengan Dira yang sedang sedih karena tidak mempunyai satu kenalan pun di kelasnya, Dara malah sedang bahagia karena bisa satu kelas dengan kedua sahabatnya, Bianca dan Sera. Bukan hanya itu, ia juga satu kelas dengan Dio, pacarnya sejak enam bulan lalu.
"Dira gak satu kelas sama kita lagi, yank?" Tanya Dio dan Dara menggeleng.
"Kamu ngapain sih nyariin Dira? Kan yang pacar kamu aku," kata Dara dengan manja. "Sori, tapi apa bedanya kamu sama Dira? Sama-sama cantik, kan kalian kembar."
Bianca menyaut, "Beda banget lah Io. Yang satu dingin yang satu cerewet."
"Eh, maksud lo gue cerewet gitu?" Tanya Dara dengan mata melotot.
"Bercanda lah, Ra."
***
"Adira!" teriak Darren membuat gadis itu terlonjak.
"Tungguin gue, gue gak tau kantinnya dimana."
Tanpa menjawab pertanyaan Darren, Dira segera berlari menjauh sebelum cowok itu mengikutinya.
"Dasar, cowok aneh," gumam Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Girl
Teen FictionIni cerita tentang Adara dan Adira. Dua wanita berparas sama. Sama-sama cantik namun berbeda sikap. Yang satu suka hitam dan yang satu suka putih. Yang satu dingin yang satu friendly. Yang satu tertutup yang satu blak-blakan. Y Dua wanita...