The Focus of Attention

9.6K 644 37
                                    

Ketika sedang terlelap di tengah malam seperti ini kau tiba-tiba merasakan sesuatu yang bergejolak dari perut menuju kerongkonganmu. Lalu kau akhirnya terbangun dan berlari ke kamar mandi sembari menutup mulut.

"Hoek! Hoek! Hoek!" rasanya begitu mual tapi alhasil hanya cairan bening saja yang keluar dari mulutmu. Tak lama berselang rasa mual sialan ini datang lagi dan membuatmu kembali memuntahkan cairan bening di atas wastafel.

Keringat dingin mulai bercucuran dari kening dan pelipismu. "Astaga aku be- hoek!" terus seperti itu sampai seorang pria tampan dengan balutan piama couple dengamu dan wajah cemas menghampirimu. Oh jangan lupakan wajah bangun tidurnya itu.

"Mual lagi?" tanya Sehun sembari memijat tengkukmu lembut. Jujur saja Sehun begitu cemas melihat wanitanya kembali terganggu tidurnya hanya karena merasakan mual yang sebenarnya wajar bagi wanita hamil muda sepertimu.

"Akhir-akhir ini Hana (nama panggilan bayimu dan Sehun) sangat menguras tenagaku. Bahkan aku belum makan sedari siang." ucapmu lemas. Mendengar penuturan sang istri jelas Sehun berubah sangat panik. Sangat panik. Sehun paling anti kalau dirimu belum makan. Apalagi dari siang? Oh Lord beritahu pada Hana bahwa jangan terlalu kasar terhadap istrinya.

"Kenapa kau tidak bilang padaku? Mungkin saja Hana ingin kau makan bersama denganku. Hana kan sangat suka dengan appa tampannya ini," ujar Sehun enteng. Ya Tuhan, baru saja mual mu mereda tapi rasanya ingin sekali memuntahkan secuil makanan dari perutmu lagi.

"Jangan membuatku tambah mual, Sehun-ah. Apa kau tidak sadar kau menggoda calon anakmu di kamar mandi?" ucapmu ketus pada suami tampanmu ini. Ya baiklah dirimu sangat mengakui hal itu. Bahkan di saat hamil muda seperti ini kau selalu membangga-banggakan ketampanan suami mu ini di hadapan keluarga dan teman-teman. Pamer sih memang, tapi bagaimana ini bawaan bayi bukan?

Sehun hanya tersenyum kikuk dan menggendongmu bridal style menuju ranjang kalian. Tak lupa Sehun bergerak cepat ke sebelahmu dan tertidur menyamping dengan sikutnya sebagai tumpuan. Oh sialan, kau paling tidak bisa menahan gejolak ketampanannya saat ia dalam mode sikut 45 deratnya. Wajah Sehun sangat dekat dengan wajahmu yang sedang berbaring.

"Kalau kau membutuhkan sesuatu, bilanglah padaku. Aku kan suami mu. Pemimpin dalam keluarga. Pelindungmu dan uri baby Hana. Apapun yang kau inginkan kau bilang saja padaku, sayang. Jujur saja melihatmu selalu mual di tengah malam seperti ini membuatku ingin menangis," ujar Sehun lembut sembari mengusap sisa keringat di keningmu.

"Aku tidak membutuhkan sesuatu. Aku hanya butuh kau," kau mengerucutkan bibir mungilmu. Asal kau tahu Sehun langsung tidak fokus saat melihat bibir merah cherrymu yang menjadi candu untuknya. Ingin sekali ia mengecapnya namun ini masih dalam mode serius pikirnya.

"Aku akan selalu disampingmu, (y/n). Menjagamu dalam keadaan apapun. Apalagi disini ada malaikat kecilku. Aku sangat tidak sabar uri Hana keluar menampakkan wajah cantiknya secantik dirimu," ujar Sehun gombal sembari mengelus perutmu. Semburat merah langsung merekah di pipimu.

"Ayolah Sehun ia baru 3 bulan dan kita belum tau apa jenis kelaminnya." ujarmu mencubit hidung Sehun gemas. Jujur saja ini adalah hal favoritmu.

"Tapi aku yakin uri Hana adalah perempuan. Aku sudah membayangkan ia sangat mungil, manis, cantik, putih bersih, kulitnya lembut, dan nanti baju-baju super irit bahan itu begitu cantik membaluti tubuh mungilnya." Sehun begitu antusias membayangkan visual anakmu dan anaknya. Kau sedikit merasa jealous mendengarnya. Mau bagaimanapun kau masih dalam mode husband complex. Ups- entahlah istilah ini memang benar ada atau tidak. Yang jelas kau sangat cemburu saat mendengarnya.

"Jadi kau lebih sayang pada Hana dibanding aku? Begitu?" sungutmu kesal. Rupayanya Sehun salah bicara. Ia lupa wanita hamil itu memang selalu berubah-ubah moodnya. Terlebih lagi istrinya ini memang cemburuan.

"Kau cemburu ya?" Sehun mencubit pipimu gemas. Sebenarnya ingin menciumnya, tapi mari Sehun tahan dulu. Kau hanya diam dan memalingkan wajahmu.

Kau kesal perhatian Sehun teralihkan. Tak lama kau pun merasakan benda kenyal menyentuh pelipismu lembut, tak lupa dengan rengkuhan erat lengan kekar suamimu di pinggang.

"Kau adalah pusat perhatianku, (y/n). Mata dan hatiku telah buta dan hanya bisa melihat juga merasakan cintamu. Perasaanku terlalu dalam. Hati ini terlalu penuh olehmu. Kau kebahagiaanku. Apapun yang ada dalam dirimu selalu membuatku jatuh cinta. Apa kau memiliki kekuatan magnetik yang membuatku hanya bertuju pada satu poros? I'm really fuckin stuck on you, (y/n)-ah."

Kau pun berbalik menghadap suami tampanmu. Lagi-lagi kau tertegun dengan kata-kata romantis dari orang yang telah menjadi suamimu satu tahun belakangan ini. Ia selalu bisa membuat keadaan menjadi lebih tenang. Benar, Sehun adalah kebahagiaanmu. Tak lama kau merasakan lagi benda kenyal tersebut, namun kali ini menyentuh bibir merah cherry mu dengan lembut. Kau pun memejamkan mata dan mengelus pipi juga rahang tegas suami tampanmu. Kau tidak bisa berhenti menjulikinya 'suami tampan'.

Bibir tipis Sehun mulai melumat lembut bibir bawahmu. Tangan Sehun mulai merengkuh pinggangmu dengan erat, menyatukan tubuh kalian agar tidak ada jarak diantaranya. Kemudian kini giliran bibir atasmu dan kau dengan senang hati membalas ciuman manis Sehun.

Sehun pun tersenyum di sela-sela ciuman kalian. Sudah ia katakan tadi bahwa bibirmu adalah candunya. Yang selalu membuatnya ketagihan dan tak ingin mengakhirinya. Tangan Sehun mulai beralih mengelus pinggangmu dan berhenti di perutmu yang mulai terlihat membuncit di usia 3 bulan kandungan.

Kau dan Sehun masih menikmati ciuman manis nan romantis ini. Sampai akhirnya Sehun melepas ciuman tersebut dan bibirnya beralih mengecup kening, kedua mata, hidung, kedua pipi, dagu, dan berakhir di perut buncitmu. Sehun mengecup lama bagian itu dengan lembut sembari mengelusnya. Melihat ini kau tidak tahan untuk mengelus surai hitam lembut Sehun dan tersenyum.

"Selamat pagi uri baby Hana-ya. Appa sangat menyangimu sayang. Cepatlah lahir, appa dan eomma tidak sabar melihatmu," ujar Sehun lembut dengan senyuman manisnya. Pagi? Tentu saja sekarang sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi omong-omong.

"Gomawo Sehun-ah. Tetaplah menjadi suami tampan dan appa tampan bagi aku dan Hana nanti. Aku mencintaimu." ujarmu sembari mengelus rahang tegas Sehun.

"Aku jauh lebih mencintaimu, (y/n)-ah." Sehun pun kembali menciummu namun ini lebih menuntut dan dalam dari sebelumnya. Apa yang akan terjadi setelahnya? Mari kiya skip karena imagine ini akan menjadi rated M bila dilanjutkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[IMAGINE] HUSBANDABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang