Usai menikmati Hanami, Siwon diajak Sunggyu untuk menginap di rumah. Dengan senang hati dia langsung menerima tawaran itu, hitung-hitung sudah lama ia tidak menemui sepupu-sepupunya akibat kesibukan kerja.
Saat ini, Siwon tengah membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena keringat. Percikan-percikan air yang dipancarkan shower membasahi rambut dan tubuh Siwon. Sekelebat kenangan masa lalu sewaktu ia masih akur dengan Myungsoo kecil melintas dalam kepalanya.
[Myungsoo mendatangi Siwon yang bersender di pagar besi sambil membawa bola basket. "Kak Siwon, ajarkan aku cara melakukan shooting basket yang baik!" ]
["Hosh... Hosh... Aku capek... Jangan terlalu cepat larinya, Kak Siwon."teriak Myungsoo yang tertinggal di belakang, sedangkan Siwon berlari semakin cepat dan tak mendengar teriakan adik sepupunya itu.]
[Myungsoo menggenggam kencang kedua tangannya, ia kagum melihat tembakan tiga angka dari Siwon melesat masuk ke ring dengan mulus, "Hebat! Kak Siwon bisa memasukkan bola sejauh itu?Benar-benar pemain basket jenius!"]
'Seandainya saja hubungan kami tetap terjaga baik seperti dulu.' batin Siwon dengan wajah sendu.
Merasa cukup segar, Siwon memutar keran shower untuk mematikannya. Ditariknya sebuah handuk berwarna biru yang tergantung di pintu kamar mandi, lalu dililitkannya pada pinggangnya. Kemudian ia membuka pintu kamar mandi dan bergegas menuju ke kamar Sunggyu.
Selesai memakai baju santai dan mengeringkan rambut dengan handuk. Siwon menekan tombol panah ke bawah untuk ke lantai 2 (Untuk penjelasan, kamar Sunggyu dan Myungsoo terletak di lantai 5. Kamar Soowo, Minji, dan Sungjong di lantai 3. Kamar Woohyun dan Sungyeol di lantai 4. Terakhir, kamar Hoya dan Sungjong di lantai 6).
TING!
Pintu lift terbuka, Siwon melangkah keluar lift. Pelan-pelan menuruni anak-anak tangga yang membawanya menuju ke lantai 1. Siwon menoleh ke kiri, dilihatnya Myungsoo duduk di sofa, tampak serius membaca majalah basket di tangannya.
Merasa ditatap seseorang, Myungsoo menoleh ke arah Siwon. Lantas, dia berdiri dan berjalan meninggalkan kakak sepupunya itu. Belum beberapa langkah menaiki tangga, Siwon mencegahnya.
"Myungsoo, aku membaca majalah bulanan basket. Ada tulisan yang mengatakan kalau permainanmu sedikit terpuruk. Bukankah karirmu saat ini sangatlah penting? Memangnya kau sedang ap-" teguran Siwon terputus oleh sahutan Myungsoo.
"Kak Siwon, kau tidak tahu apa-apa. Tinggalkan aku sendiri." sahut Myungsoo dingin dengan wajah datar sebelum benar-benar pergi meninggalkan Siwon.
Siwon menatap kepergian Myungsoo dengan tatapan lesu. "Mungkin aku memang terlalu keras padanya..."
"Keras pada siapa, Siwon-ssi?"
"Huwa!" Siwon terkejut bukan main saat melihat Soowo sudah berdiri di depannya, dia sama sekali tidak merasakan hawa kedatangan Soowo.
"E-Eh? Maaf jika aku mengagetkanmu." kata Soowo, merasa tak enak sudah membuat kakak sepupunya itu hampir jantungan.
"Tidak apa-apa, Soowo." Siwon melirik ke arah kaset game 'Be My Girl' yang dipegang Soowo, "Apa kau selesai memainkan gamenya?"
Soowo menggelengkan kepala, "Tidak, aku masih belum bisa mengambil hati si tokoh kacamata. Dia yang paling tersusah ku taklukan, hahaha."
"Begitu, bagaimana kalau aku membantumu untuk menamatkannya?" tawar Siwon.
"Jangan, nanti aku tidak bisa merasakan sensasi kemenangan atas usahaku sendiri." tolak Soowo sambil cemberut.
Tanpa sadar Siwon tertawa keras melihat ekspresi lucu Soowo, "Hahaha! Baik, baik. Aku yakin kau pasti bisa menamatkan game itu." Siwon menepuk pelan pucuk rambut Soowo dan pergi ke kamar Sunggyu. Soowo hanya bisa memasang wajah herannya.