Chaper 1

16 3 0
                                    

"Demi kau sang bulan yang selalu bersinar untukku disaat gelap menyekap ku, seandainya kau paham aku bagaikan matahari yang memang takkan pernah dapat bersandar di dekat mu, ketahuilah ada rindu ribuan tahun yang ku pendam , menunggu sebagaimana mesti nya aku menetang semesta alam agar bagaimana matahari bersandar dengan bulan malam ku"

Dhea melipat kembali kertas kuning muda seperti sedia kala. Senyum menghias diwajah tirusnya. Diselipkan nya kertas itu pada buku Bahasa Indonesia. Lalu buku tersebut diletakkan pada meja belajar berwarna coklat tua di sisi kanan kamarnya.

Beranjak dari kursi belajar menuju tempat tidur kesayangannya yang sprainya hanya seminggu sekali diganti. Kali ini bergambar Doraemon. Sangat sesuai dengan baju tidur nya yang bergambar sama.

Setelah melepas ikat rambut hitam nya, di acak-acaknya rambut hitam nya agar lebih berantakan. Kebiasaan. Lalu merebahkan diri dengan posisi miring ke kanan dan meraih guling untuk dipeluk sebelum menepuk-nepuknya.

"Aku kangen" Dhea memejamkan mata, menikmati rasa rindu yang tak akan terbalaskan apalagi terpuaskan.

"Besok aku kerumahmu deh, Shaf. Aku mau cerita-cerita lagi. Selamat malam" katanya dengan suara lirih yang bergetar meski mengucapkan dengan senyuman

▶▶▶

The second story . Please to give the comments and vote. To support the spirit of the continuation of this story . Thank you❤

Shawn's Wife

Zeo Shafary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang