Apa itu kesetaraan? Keadilan? Dan apa itu kedamaian? Apakah didunia ini ada hal itu?. Apakah kesenjangan antara kaya dan miskin adalah kesetaraan? Apakah hukum yang dapat dibeli dengan uang adalah keadilan? Dan apakah pembunuhan,pemerkosaan,dan pencurian adalah kedamaian?. Jawabannya Tidak. Kesetaraan,keadilan,dan kedamaian didunia ini hanyalah palsu. Tidak ada manusia yang mau disetarakan dengan manusia yang lebih rendah derajatnya. Dunia yang sebenarnya hanyalah tempat dimana makhluk hidup yang disebut manusia menentukan apakah dia percaya atau tidak.
《》《》《》
Kuro Kasame. Salah satu murid Higaya Highschool kelas 11-2. Dari segi penampilan tidak ada yang spesial dari Kuro hanya rambut hitam acak,iris mata yang senada dengan rambutnya. Walaupun wajah Kuro tampan tapi ekspresi datar dan membosankan yang selalu ditampilkannya.
"Huhh..."
Hanya desahan bosanlah yang keluar dari mulut Kuro. Saat ini pelajaran sejarah salah satu pelajaran yang paling membuat Kuro bosan mungkin juga siswa lain. Kuro menatap keluar jendela melihat hamparan luas langit biru yang cerah. Terbang bebas tanpa ada hambatan yang menghalanginya.
(Seandainya aku seperti awan.)
Pikir Kuro.
Tringg~~Tringg~~
Bel tanda istirahat berbunyi. Sebuah tanda bahwa pelajaran sejarah yang membosankan telah berakhir."Baiklah. Anak-anak, jangan lupa tugas kalian. Minggu depan semuanya harus dikumpul."
Kata seorang wanita paruh baya didepan kelas. Siapa lagi kalau bukan guru sejarah.
"Haik. Sensei"
Jawab seluruh siswa dengan serempak kecuali Kuro. Sensei hanya menatap Kuro dan mengelengankan kepalanya sesaat. Dia sudah terbiasa dengan Kuro. Termasuk sikap baik dan buruknya.
Setelah sensei meninggalkan kelas. Disaat itulah seluruh siswa membuat kelompok masing-masing untuk menikmati makan siang. Ada yang pergi kekantin dan ada juga yang membawa bekal dan makan bersama dikelas. Ada juga yang pergi keatap untuk makan dan bisa dipastikan orang yang makan diatap adalah seorang yang anti sosial atau mempunyai masalah. Dan disitu lah tempat yang Kuro tuju untuk makan.
Disekolah ini Kuro dikenal dengan sikap anti sosialnya. Jadi tak heran kalau atap adalah tempat andalannya untuk makan.Tepat setelah Kuro melangkahkan kakinya melewati pintu atap. Angin berhembus dengan lembut menerpa rambut Kuro yang hitam kelam dan membuatnya berkibar lemah.
Kuro menuju salahsatu bangku yang ada diatap. Kebetulan sekali bangku yang dia pilih adalah bangku yang langsung menghadap kelapangan.
Kuro membuka bekalnya. Tidak ada yang spesial hanya beberapa potong roti lapis.
"Itakadimassu.."
Tepat setelah Kuro meghabiskan roti pertamanya. Angin kencang tiba tiba berhembus, awan gelap perlahan menutupi angkasa dan petir menyambar.
"Hmm.. ini aneh. Bukannya ramalan cuaca tadi pagi bilang hari ini akan sangat cerah?."
Gumam Kuro. Berkebalikan dengan yang dikatakan peramal cuaca di TV. Siang ini cuacanya seperti akan muncul badai.
"Mungkin ramalan cuaca tidak bisa dipercaya lagi."
Kuro menutup bekalnya dan bergegas menuju pintu keluar. Saat Kuro memutar knop pintu. Pintu itu terkunci.
"Ayolah.. jangan bercanda begini. Apa kau mau aku kehujanan?."
Walaupun berapa kali Kuro memutar knop tapi tetap saja tidak terbuka.
"Hanya ada satu cara. Baiklah. Kau yang memaksa ini.. pintu."
Kuro berbicara dengan pintu kalau ada yang melihat ini pasti Kuro akan dianggap orang gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
World And Soul
FantasyApa jadinya manusia yang berharap keadilan,kedamaian,dan kesetaraan itu ada? Manusia yang berharap sesuatu yang mustahil akan tercapai. Dan apa yag terjadi bilamana manusia tau hal itu adalah suatu kebohongan yang diciptakan manusia sendiri. Dicipta...