Part 14

88 11 0
                                    


Pagi hari ini di sekolah nampak sangat cerah, burung-burung saling bersautan memperindah pagi hari ini. Kecerahan hari ini mampu membuat banyak manusia jadi ikutan cerah juga? Mungkin mereka habis sholat subuh makanya jadi cerah? (gak nyambung? BODO). Namun berbanding terbalik dengan keadaan Rangga saat ini. Hari ini Rangga benar-benar dalam keadaan yang sangat Bad Mood. Kenapa Rangga bisa dalam keadaan Bad Mood? Ini semua karena Uskia yang kemarin membuat Rangga jadi kalah pas main Badminton saat ia ngelawan Baros. Rangga kalau lagi ada masalah gini pasti lebih milih untuk berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya dan ninggalin Hari dan Neira yang masih sarapan tadi di rumah.

Saat ingin berjalan kearah loker, Rangga gak sengaja melihat Nanda ada di depan loker Empit. Saat ingin menyapanya,tiba-tiba saja Rangga memilih untuk mengurungkan niatnya saat matanya menangkap Nanda yang sedang membuka loker Empit lalu memasukan sesuatu ke dalam loker Empit itu. Rangga mulai curiga dengan gelagat Nanda yang menurutnya sangat mencurigakan, tanpa basa-basi Rangga langsung saja menghampiri Nanda.

'ngapain lu?' tanya Rangga curiga saat ia sudah ada di belakang Nanda.

'kok lu udah dateng sih? Biasanya juga berangkat agak siangan?' tanya Nanda terlihat tengah menutupi sesuatu.

'suka-suka gue lah, nah lu ngapain buka-buka loker Empit?' balas Rangga sinis, maklum kebawa gondok gegara kalah kemarin.

'bukan urusan lu.' Balas Nanda sambil memutar tubuhnya menghadap Rangga, lalu ia langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada sehingga benda yang Nanda pegang itu terlihat jelas di depan Rangga. Siapa sangka kalau benda yang tadi Nanda ingin sembunyikan ternyata adalah sebuah surat.

'lu ngapain hahh? Itu surat apaan? Jangan-jangan itu surat misterius yang sering Empit dapetin yah?' tanya Rangga curiga.

'kalau iya ngapa emang?' balas Nanda keliatan songong.

'maksud lu apaan? Lu amnesia kalau Empit udah ada Kian hah? Lu mau ngancurin hubungan mereka? PHO lu njing.' Sewot Rangga sambil mendorong pundak Nanda.

'bodo amat, gue suka sama Empit lebih lama dibandingkan Kian.' Balas Nanda tak kalah sengit.

'cuman bisa ngelakuin itu doang lu? Cowok pengecut dasar! Mampus aja lu Empit gak akan peduli.' Balas Rangga sambil tersenyum sinis.

'gue sayang sama Empit dan gue cuman ngungkapin perasaan gue lewat itu surat. Lagian gue gak minta Empit jauhin Kian, dan gue juga gak minta Empit buat milih gue. Emang salah apa?' kesal Nanda.

'salah lah goblok, ngotak dong jadi cowok. Itu sama aja lu nikung temen sendiri.' Jawab Rangga yang juga terlihat emosi.

'gak usah ikut campur urusan gue deh Ga.' Ucap Nanda yang sudah tersulut emosinya mendengar perkataan Rangga tadi.

'gimana gak ikut campur bego, Empit sahabat gue. Gue gak terimalah hubungan Empit sama Kian rusak gara-gara lu.' Balas Rangga yang juga emosi

Mereka berduapun bertengkar walau tak sampai main fisik. Karena mereka berdua sama-sama keras kepala, pertengkaran merekapun gak kunjung berakhir saat salah satu teman satu klub dan juga satu kelas Nanda datang dan mengajak Nanda pergi menuju kelas bersama. Nandapun terpaksa menghentikan perdebatannya dengan Rangga dan memilih pergi bersama temannya itu. Walaupun Nanda sudah mulai menjauh dari Rangga, tapi Rangga tetap saja menatap tajam kearah Nanda.

~"~

Semenjak kejadian itu, Rangga dan Nanda jadi saling diem dan gak berkomunikasi lagi. Padahal awal pertemanan mereka, mereka berdua nampak sangat akrab karena memiliki kesukaan yang sama. Rangga gak ngasih tau ke Kian dan Empit mengenai masalah surat misterius itu. Kadang Rangga ingin sekali ngasih tau ke mereka berdua, tapi Rangga suka gak enak pas ngeliat Nanda akrab sama Kian dan Empit. Rangga gak mau merusak pertemanan orang, dan Rangga malah takut kalau Nanda nambah ngomong yang macem-macem dan jadi Rangga yang kena imbasnya.

Tengil 'END'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang