Chap 2

111 6 0
                                    

terimakasih untuk semuanya yang mau baca Fanfictionku.

terimakasih juga untuk yang udah kasih masukan, makasih banyak loh ya ^^ bermanfaat banget buat newbie sepertiku :'

oke deh, moga di Chap 2 ini kesalahanku semakin sedikit. amin amin

jangan lupa Vomment ya ^^)/

"Jadi apa maksud ini semua" Haerim menatap sekitarnya bingung dan Sehun tetap menatap Kris tajam, sedangkan yang di tatap hanya memasang tampang woles.

"Ini adalah sebuah cerita yang diangkat dari masa lalu. Ada 2 hal yang harus kalian lakukan untuk bisa keluar. Pertama selesaikan semuanya. Selesaikan kisah ini dan ubah akhirnya" Kris berjalan pelan mendekati Haerim.

"Kupikir dia cukup manis untuk menjadi pemeran utama, sayangnya itu tak akan pernah terjadi" Kris mengelus pelan pipi Haerim yang diam membeku. Saat sudah sadar, Haerim segera bersembunyi di belakang badan Sehun. Badannya sedikit gemetar karena takut pada Kris

"Kupikir karena Sehun hidup di zaman ini kau tau bagaimana akhir dari tragedi ini. Dan aku bersumpah kau pasti tidak mau mengalaminya lagi" Sehun menundukkan kepalanya, mengingat kembali kejadia itu, kejadian yang tidak ingin dia lupakan malah harus dia ulangi kembali. kejam sekali takdirnya.

Dari gossip yang beredar di sekolah, Sehun memilih menjadi penjaga perpustakaan karena di sanalah kenangan dia dan wanita yang di cintainya, wanita itu mati di saat tragedy pembantaian itu terjadi.

"Bagaimana dengan cara kedua, Kris ?" Tanya Sehun sambil tetap mencoba melepaskan diri dari Haerim, karena ketakutan Haerim malah mengeratkan pegangan tangannya pada lengan Sehun. Sehun yang merasa kesakitan langsung menatap tajam Haerim, namun Haerim tetap memegang tangannya dengan erat.

"Bunuh pelaku pembantaian sebelum pembantaian itu terjadi"

~0~

Haerim dan Sehun berjalan dari luar gudang setelah Kris menghilang entah kemana. Sekolah sangat sepi sekarang, mungkin karena ini sudaha menjelang malam dan banyak murid yang sudah kembali ke asrama, dan hanya pengurus OSIS yang masih di sekolah.

"Hah aku berharap tak akan pernah bertemu dengan Kris lagi. Pokoknya kalau si tiang bule itu datang lagi, kau harus menghajarnya ya, Sehun Saenim" tutur Haerim sambil menghela nafasnya berkali-kali. Mencoba meredahkan rasa takutnya yang belum hilang walau Kris sudah hilang.

"Berhenti memangilku Sehun Saenim, sekarang aku dan kau hanya berbeda satu tingkat. Panggil saja aku Sehun" mata Haerim berbinar, keinginannya untuk menghilangkan embel-embel Saenim pada Sehun akhirnya tercapai. Sejak dulu dia tidak rela memanggil Sehun Saenim. Menurutnya Sehun malah pantas menjadi teman sekelasnya atau kakak kelasnya.

"Bagaimana kalau aku pangiil Sehun oppa"

"Maka kupastikan kau yang mati terlebih dahulu sebelum si pelaku pembantaian"

"Kejamnya" Haerim mendengus pelan dan berjalan lebih cepat, namun berhenti tiba-tiba karena seorang OSIS tingkat akhir berada di depan mereka.

"Apa maumu, Jongin ?" orang tadi hanya tersenyum sinis dan merangkul Sehun. Sehun terlihat biasa saja, padahal biasanya Sehun benci di sentuh secara mendadak oleh orang yang tidak terlalu dekat dengannya.

"Hey dude. Kau bicara dengan siapa tadi. Apa kau sudah mulai gila karena di tolak berkali kali oleh Irene ?" Sehun menatap Jongin heran. Dan Sehun menunjuk Haerim dengan dagunya.

"Aku sadar dia pendek, tapi dia cukup jelas untuk di lihat" Haerim mendengus pelan karena di panggil pendek. Memang apa salah wanita pendek, kenapa dia selalu dibully.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Un-left PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang