Malam ini seperti biasa aku terduduk dikamar dengan laptop berwarna biru pastel kesukaanku yang selalu menemaniku.
'Drrt drrt'
Aku melihat layarku tertera nama Kim Mingyu disana,ku tarik nafasku sebentar kemudian aku menjawab telepon darinya.
"Dek kamu dimana?" Tanyanya dengan suara yang sedikit gemetar.
"Kenapa? Aku sedang sibuk membuat laporan pekerjaanku." Jawabku tanpa berekspresi.
"Kakakmu akan melahirkan jadi cepatlah kemari." Ucapnya dari sebrang sana.
Aku terdiam sesaat mencerna semua yang ia katakan.
"Aku akan kesana secepatnya." Jawabku mengakhiri semua percakapanku dengannya.
Aku terduduk lemas dengan memegang dadaku yang kini terasa sakit kembali.
Aku mengingat kembali saat itu,saat dimana aku benar-benar merelakannya tanpa memberi tahu perasaanku padanya,saat masa dimana aku masih menjadi seorang perempuan yang beranjak dewasa dan masa kejayaannya dimulai...
***
Saat pertama kali aku mengenalnya dan menetapkan diriku sebagai fans dari seorang Kim Mingyu.
Aku yang kini tengah berbaring sembari melihat penampilan terakhir seseorang yang sangat ku sayangi di akhir promosi bersama grupnya, tapi aku teringat dengan sesuatu yang menurutku sangat mengerikan,mataku dengan cepat mencari beberapa kertas yang tertempel di dinding kamarku.
Cukup susah mencari kertas itu,pasalnya dinding yang kini berwarna pink pastel ini telah ternodai dengan berbagai macam poster dan pernak pernik bergambar boy grup yang kusukai.
Hingga mataku tertuju pada tempelan kertas cukup besar dengan beberapa coretan di dalamnya. Kaki ku mulai melangkah maju dengan tangan yang sibuk mengambil kertas itu.
"Astaga meanie? yang benar saja." lirihku membaca notif dari dalam ponselku yang bergetar saat aku membaca jadwal pelajaran di kertas itu.
Mataku membulat mengingat nama couple yang menjadi pusat kekesalanku,aku kembali duduk dan memutuskan mengetik beberapa kalimat di situs internet.
"Shit apa rumor itu benar?" Lirihku lagi saat melihat moment orang itu tengah bersama orang lain.
Aku kembali melangkahkan kakiku mengambil beberapa buku yang ada di dalam tasku.
"Eonni belum tidur?" ucapku di ambang pintu mengingat kakak ku kini sedang berada di rumah.
"Belum kemarilah." Jawabnya.
Aku mulai membuka knop pintu berwarna putih,melihat wanita bertubuh kecil dengan piyama berukuran besar sehingga membuat tubuhnya seperti termakan oleh piyama tersebut,ditambah rambut blonde nya dan mata yang sangat sipit menambah kesan keimutannya.
Aku tersenyum melihatnya yang kini tengah terduduk diatas ranjangnya. ku langkahkan kakiku kembali Dengan tangan yang ku rentangkan,memeluknya manja seperti adik kecil yang sangat merindukan kakaknya.
"Hey hey ada apa ini,tadi saja saat aku pulang kau tak menyapaku sama sekali,dan tumben kau memelukku." Jawabnya sembari melepaskan pelukanku dan menaruh lengannya diantara pinggang sembari mengerucutkan bibirnya.
Aku mencubit gemas pipinya dan sekilas mencium pipinya, "uhh eonni tadi sore aku sangat kelelahan maaf tak menyapamu." Jawabku.
"Eonni apa besok kau libur? Tumben pulang ke rumah, apa seventeen juga libur?" Tanyaku sedikit menyipitkan mataku dengan hati yang gusar menunggu jawaban dari pertanyaanku.