Kita Berempat dan si Frontal

15 0 0
                                    


Yolan mencari-cari namanya di tiap kelas. Yap! Hari ini SMA Negeri 012 memulai ajaran baru. Seperti biasanya, tiap kenaikan kelas akan selalu ditunggu-tunggu karena pasti guru-guru belum rutin masuk kelas. Hal itu membuat seluruh murid bersorak kegirangan seperti cacing tanah yang mendapat tanah subur. "Ah, nama gue gak mungkin nih di 11IPA1, gue kan rada bego' gitu", gerutunya sendiri. Yolan adalah siswa kelas 11 jurusan IPA (tapi dia belum tahu masuk IPA berapa-,-). Akhirnya setelah mencari, dia pun menemukan namanya. "Nah, ini nama gue. 11 IPA2", gerutunya sendiri. Dia mencoba mengambil tempat duduk. "Eh, disini aja", ajak seorang murid perempuan.Kursi itu ada di baris pertama dan merupakan kursi ke-2 dari belakang (lumayan deh buat nyontek). Yolan duduk dengan riangnya. "Yolan". "Rouseni. Panggil Rou aja". Mereka bersalaman dan mungkin menjalin hubungan persahabatan.

Dari arah pintu datang 2 cowok yang baru beli gorengan dan belum mendapat tempat duduk (pagi-pagi udah makan gorengan). Mereka warga kelas 11IPA 2 juga. "Lan, duduk mana nih?", cowok yang bernama Dito itu mencari-cari kursi. Ashlan menatap Yolan yang sedang asyik bercerita dengan Rou. "Bro, lihat tuh cewek", Dito melihat ke arahnya. "Napa emang? Pacar lo? Mantan lo?". "Itu cewek pernah suka sama gue. Mantap ga tuh?!", "Ga sih, biasa aja". Ashlan menepuk kepala Dito. "ah, lo ga asyik. Yok, kita duduk di deket mereka aja". Dito yang polos namun mematikan itu hanya menurutinya saja. "Hai, gadis-gadis", sapa Ashlan. Yolan langsung mengenali cowok itu. Memang benar, dia pernah menyukai cowok itu waktu kelas 10. Itupun karena namanya saja si Ashlan. Ashlan itu adalah nama tokoh film favorit Yolan, Narnia. "Kami duduk sini ya Yo", Ashlan dengan pedenya menghadapi Yolan. "Ya duduk aja kali. ga urusan gue juga lo duduk dimana kek", Yolan merasa nyesal seribu bayangan menyukai Ashlan karena cowok itu emang genit bukan kepalang. 

Dito melihat bangku kosong di depan bangku Yolan dan Rou. "Sorry, bisa ga kita duduk di tempat kalian, dan kalian duduk disini. Maju satu bangku aja. Pliiiis". Rou mengenal Dito karena dulu kelas 10 mereka satu kelas. "Ih, apaan sih lo Tok. Siapa duluan dia dapet". "Apa? dapet? Itu datang bulan ya?", seru Ashlan. Selain genit, cowok Narnia itu punya kelebihan di otaknya yang ... yaaa, lumayanlah (mesumnya). "Gila lo ya, pagi-pagi bahasannya datang bulan", Yolan semakin menyesal pernah suka pada Ashlan. Cinta oh cinta. "Kita pindah aja deh satu bangku. Ribut banget anak tuyul ini".Akhirnya Yolan bak malaikat mengalah. "Yeeees! Lo baik banget, nama lo siapa?", tanya Dito (mungkin dia modus). "Mau tau aje lo, udah modus belagu lagi", Yolan memang begitu. "Gue nanya nama doang kali". Ashlan tertawa sepuas-puasnya. "Napa lo ketawa? Senang banget lo gue dimarahin cewek". "Emang lo bego ya. Lo kan udah tahu dia ganas, sok laki aja lo ngajak kenalan. Namanya Yolan". "OOohhh. Yolan. Syukur lo ga jadian sama dia, ganas. hiih serem", Dito mengeraskan suaranya , mungkin mencari perkara dengan Yolan. "What? Sampe mati gue ga mau jadian sama Ashlan. idiiiiih", Yolan akhirnya membalas. "Tapi kan lo pernah suka sama gue. Sampe di barisan upacara ngelirik gue lagi", Ashlan bangga. "Hellaww, itu karena nama lo doang ada di film Narnia kesukaan gue. Ga lebih". Dito dan Ashlan tampaknya tidak percaya. Mereka hanya tertawa sambil mengejek Yolan. Cewek itu membalikkan badan. Sumpah demi dewa, dia menyesal suka pada Ashlan.

***

Sudah lebih dari seminggu mereka menjalani proses belajar-mengajar di semester baru. Pagi ini, murid kelas 11IPA 2 semua utuh berada dalam kelas (biasaaaa, ngerjain tugas massal, kebetulan gurunya killer). Ashlan masuk terburu-buru karena dia datang kurang pagi dan ternyata dia baru tahu kalau ada PR. Yolan dan Rou sibuk menyalin jawaban yang entah siapa pemiliknya itu. "Yo, pinjem dong", Ashlan ikut gabung, mereka duduk bertiga. "Ih, Yo, gue juga belum nih", tambah lagi Dito. "Lo berdua berisik deh. Tinggal nyontek doang juga", Rou marah-marah sambil terus menyalin. Bel tanda masuk berbunyi dengan merdu. Tentu saja mereka semakin panik, ada yang tinggal sedikit lagi, ada yang sedang sibuk mencari tipe-x karena nyontek kurang hati-hati ada juga yang masih nulis nomor 1, si Dito. Guru killer sudah masuk. "Kampret, gue masih nulis nomor 1 nih", Yolan dan Rou menoleh ke belakang. "Ih, udah lo bakal ke jalan maut, Tok", kata Yolan. "Lo, bodo' banget, dari tadi ga nyontek". Ashlan sedang tertawa melihat Dito sangat panik. "Saya sangat ingat kalian punya PR. Saya akan menyuruh beberapa orang untuk menyelesaikan ke depan". "Anjiiir, belum nyapa, udah nagih PR", kata Suci yang duduk di belakang. Semua siswa menundukkan kepala, kecuali Yolan. Bukan, bukan karena cewek itu tahu mengerjakan PR, tetapi karena dia tahu semakin menunduk maka maut semakin mendekat. 

Bukan SahabatWhere stories live. Discover now