I'm Viona

49 6 0
                                    

17 tahun yang lalu, saat ibu melahirkanku ayah sedang berkerja diluar kota. Kelahiranku benar -benar tidak terduga, aku lahir lebih cepat dari perkiraan bidan karena itulah ibu harus melahirkanku tanpa ada ayah disampingnya. Malam itu perut ibu terasa sangat mulas, awalnya ia mengira hanya ingin buang air besar tapi rasa mulas itu tidak kunjung hilang sampai ibu berpikir bahwa malam itu juga aku akan lahir kedunia ini. Selama ayah diluar kota ibu dirumah seorang diri, padahal lusa nenek-ku akan datang untuk menemani ibu.

Ibu tidak tau harus melakukan apa ketika perutnya terus berkontraksi, yang ia lakukan hanya menarik nafas dan menggenggam erat selimutnya dengan keringat yang membasahi tubuhnya terutama dibagian wajah sampai leher. Ia tidak sanggup menumpukan kedua kakinya hingga membuat keadaan semakin sulit.
"Hana, aku membeli banyak baju untuk bayimu"
Ujar wanita yang selalu menganggap bahwa ini adalah rumahnya sendiri
"kemarilah hana, aku tau kau tidak sabar melihat barang yang baru saja aku beli"
Lanjutnya dengan nada besarnya
"Ellise!!!!!"
Ibu memanggil tante tante ellise dengan sekuat tenaga, seolah-olah melepas semua beban yang ada didalam perutnya. Mendengar ibu memanggil nama tante ellise seperti penuh dendam ia-pun segera menghampiri ibu-ku
"hah"
ujar tante ellise melihat ibu-ku yang sedang menahan rasa mulasnya
"hah? Apa kau hanya ingin mengatakan hah melihatku seperti ini?"
"Astaga hana, kau ingin melahirkan?!"
Ujar tante ellise dengan panik
"tidak! Aku ingin mengeluarkan isi perutku!"
Ucap ibuku dengan nafas yang cepat
"maksudmu BAB atau ..."
"jika aku ingin BAB mungkin aku sudah pergi kekamar mandi sebelum kau datang, bodoh!"
"Ya, kau jangan terus memanggilku bodoh"
"Jika kau tidak bodoh panggilkan ambulance!"
"Benar juga"
Tante ellise segera menelfon ambulance untuk membawa ibu keRumah sakit. Kehadiran tante ellise dikamar persalinan seperti menggantikan posisi ayah yang seharusnya ada disini, seharusnya rambut yang ibu jambak ketika mempertaruhkan nyawanya adalah rambut ayah dan tangan yang seharusnya ibu genggam dengan sangat kuat ketika menahan sakit adalah ayah tetapi rambut yang ibu jambak dan tangan yang ibu genggam adalah milik tante ellise.
"Hana, selamat kau melahirkan seorang anak perempuan"
Ucap tante ellise dengan gembira seperti dia yang baru saja mendapatkan anak perempuan
"Aku tidak peduli perempuan atau lelaki, yang terpenting anak-ku lahir dengan sehat dan normal"
Ucap ibu dengan lesu
"Omong-omong aku telah memberitahu suami dan keluargamu bahwa kau telah melahirkan"
Terimakasih tante ellise, berkatmu ayah dan keluargaku datang sebelum lusa!
"Hana, bukankah aku orang yang berjasa atas kelahiran buah hatimu?"
Lanjut tante ellise
"Tentu saja ellise"
Jawab ibu tersenyum semu
"Apakah aku bisa meminta sesuatu?"
Tanya tante ellise
"Apapun yang kau mau asal bukan suamiku"
Jawab ibu
"Tentu saja bukan suamimu"
Ujar tante ellise mendekati ibu
"Apa kau mengizinkan jika aku mengadakan perjodohan untuk anak kita?"
Ujar tante ellise
"Selain bodoh apa kau idiot ellise? Bahkan kau belun mempunyai anak"
Jawab ibu terkejut
"Ya maksudku jika nanti aku mempunyai anak"
Ujar tante ellise dengan wajah malaikat
"Ya aku setuju"
Bagi ibu tante ellise adalah orang yang paling berjasa dalam hidupnya setelah orangtua dan suaminya, karena itulah ibu setuju dengan perjodohan ini.

Minta Vote-nya ya viona readers

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Im VionaWhere stories live. Discover now