Musik terdengar mengalun dari ruangan dance Seoul University. Seseorang tampak mengerakkan badannya luwes sesuai dengan irama musik yang lembut. Menghasilkan tarian yang dapat menghipnotis setiap mata yang menatapnya untuk merasakan perasaan yang tertuang dalam setiap gerak geriknya. Namja itu terus menggerakkan badannya sesuai dengan irama sampai lagu berakhir.
Terdengar suara tepuk tangan menyambut namja itu selesai dengan tariannya.
"Kau hebat sekali Chim, kau memang memiliki bakat alami dengan dance." Setelah menyelesaikan kalimatnya Taehyung langsung mendekap tubuh Jimin dengan erat.
"Lepas Tae, aku mau ganti." Jimin melepaskan pelukan Taehyung dengan kasar sampai Taehyung hampir terjatuh, Jimin benar-benar tak menyukai skinship yang terlalu berlebihan semacam ini tapi Taehyung dengan keras kepalanya suka sekali melakukan skinship pada Jimin.
Mereka memasuki lapangan indoor yang memiliki beberapa lapangan untuk masing-masing cabang olah raga yang disediakan oleh universitas.
Taehyung dan Jimin berjalan kearah lapangan archery yang bisa dibilang cukup sepi dari pada lapangan basket dan tenis yang berada ditengah arena. Dari pojok ada lapangan archery, tenis, basket, bulu tangkis, lari dan lompat tinggi. Sedangkan lapangan sepak bola dan voli berada diluar. Universitas juga menyediakan sanggar beladiri seperti judo, taekwondo, dan kendo disebelah lapangan indoor.
"Chim kemana yang lain? Kenapa sepi sekali hari ini?" Taehyung mengamati sekitar lapangan archery yang benar-benar sepi hanya ada mereka berdua. Biasanya masih ada sekitar sepuluh orang yang memadati lapangan selain mereka. Kenapa sepi sekali?
"Pelatih sakit kalau kau lupa." Jimin merapikan anak panahnya dan mulai mengambil ancang-ancang untuk memanah.
"Ahhh, kenapa aku lupa? Terus kenapa kita ada disini?" Taehyung menatap Jimin yang meletakkan kembali busurnya dan menatap Taehyung tajam.
"Kau yang mengajakku. Dan berhenti mengoceh, cepat latihan." Setelah menyelesaikan kalimatnya Jimin langsung melesatkan anak panahnya kearah tengah sasaran. "Atau kepalamu yang akan berada disana."
Taehyung tertawa gugup dan segera mengambil peralatan memanahnya. Jimin benar-benar seram jika sudah serius dengan kegiatan yang disukainya ini.
Setelah hampir lima belas menit berlalu, merek berdua memutuskan untuk melakukan pertandingan.
"Bagaimana kalau yang kalah harus mentraktir yang menang setelah selesai pertandingan?" Taehyung dengan semangatnya menantang Jimin untuk membuktikan siapa yang paling hebat.
"Call." Jimin menyeringai senang.
Jimin sekarang hanya duduk malas-malasan menunggu Taehyung kembali dari membeli minuman dingin. Ya walaupun selisih poin mereka hanya dua poin saja, tapi kalah tetap kalah. Jimin senang bisa menang dari Taehyung kali ini, karena hanya di bidang archery saja Jimin lebih unggul dibandingkan Taehyung.
Tak lama kemudian Jimin melihat sosok Taehyung yang sedang berlari kearahnya sambil membawa kantong plastik ditangan kanannya.
"Chim-chim!" Dan jangan lupa teriakkan Taehyung.
Jimin menggerutu dalam hati, kenapa Taehyung suka sekali meneriakkan nama menggelikan itu untuknya? Jimin akan memukul kepala Taehyung nanti.
"Chi..." Belum selesai Taehyung berbicara Jimin sudah memukul kepala Taehyung sesuai dengan niat awalnya tadi. "Argh, sakit Chim. Kenapa kau suka sekali memukul kepalaku? Bagaimana kalau aku menjadi bodoh."
"Pabbo." Jimin dengan cueknya malah mengejek Taehyung.
"Apa?? Kau tidak tau seberharga apa otakku yang setara dengan Einstein ini, bahkan...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose And Decision
FanfictionCinta bukan hanya tentang rasa dan hati tapi juga tentang keputusan. Bagaimana seseorang yang sebelumnya begitu membenci dan tak mempercayai cinta terjebak dengan dua cinta yang mengejarnya. Dan keputusan apa yang dipilihnya menjadi 'normal' atau me...