Ch1

197 9 2
                                    

.
.
.

KRINGGG!!! KRINGGG!!! KRINGGG!!!

Bel tanda pelajaran berakhirpun berbunyi. Membuat seluruh manusia yang berada disekitaran tempat itu bergegas mengakhiri aktivitas mereka. Tak terkecuali yeoja cantik yang tengah melamun itu. Matanya tertuju pada seseorang yang berada diluar ruangan. Lebih tepatnya di lapangan sekolah.

"Hei! Baekra. Hentikan acara memandang dan melamunmu itu. Sampai kapan kau akan memperhatikan namja tiang itu?! Bereskan barang-barangmu, bel sudah berbunyi." ucap Lunna, membuat Baekra meringis akibat suara sahabatnya yang terlampau nyaring di telinganya itu.

"Aish! Telingaku!! Aku sangat-sangat membencimu siluman!"

"Ah.. sayangnya aku terlalu menyayangimu, Bacon tengikku! Cepatlah, Sehun sudah menungguku!" hardik Lunna. Sementara Baekra hanya dapat meringis menyelamatkan telinga cantiknya(?) Itu.

"Aish!! Kau duluan saja, aku bisa pulang sendiri." ucapnya. Lunna pun menurut dan meninggalkan Baekra sendirian di dalam kelas. Baekra masih berdiam diri disana. Seperti menunggu seseorang. Namun, 5 menit kemudian ia memutuskan untuk segera pulang sebelum benar-benar larut malam. Ia merapikan seluruh peralatannya sampai ia mendengar seseorang memanggil namanya.

"Baekra-ah!!" Suara itu membuat Baekra membalikkan badannya menoleh kearah asal suara tersebut.

"Eoh? Chanyeol? Waeyo?" ucapnya heran. Namun, jujur saja ada sedikit rasa senang mengingat ia menyukai pria didepannya ini.

"Aaah.. Tidak... Kau menjatuhkan bukumu." ucap namja jangkung itu. Mengulurkan tangannya sehingga terlihat buku yang sedang ia genggam.

"Oh. Gomawo, aku tidak menyadarinya." Baekra pun mengulurkan tangannya mengambil benda yang berada di genggaman Chanyeol.

"Oh ya, kau belum pulang?" ucap Baekra basa-basi.

"Aku baru saja selesai latihan basket. Bagaimana denganmu? Bukankah kau mengikuti kelas tambahan?"

"Ya begitulah. Aku harus pergi sekarang. Aku takut akan pulang larut."

"Baiklah, hati-hati dijalan Baekra-ah!" ucap Chanyeol sambil melambaikan tangannya membuat dada Baekra bergemuruh.

'Apa aku benar-benar menyukai namja itu?' batin Baekra. Namun, ia masih tetap berjalan menyusuri gelapnya malam dingin Seoul.

.
.
.

CHANYEOL POV

Byun Baekra. Nama itu terus saja menghiasi kepalaku. Dan tanpa sadar pula aku tersenyum simpul saat membayangkannya. Yah, mungkin aku menyukai yeoja imut itu.

Entah apa yang membuatku menyukainya, mungkin karna dirinya yang sangat periang dan bersemangat. Ahh.. memikirkannya saja sudah membuatku gila. Aku bergegas mengemasi barang-barangku, setidaknya aku tidak ingin pulang terlalu malam.

.
.

Baekra tengah menyantap sarapan paginya. Pagi ini ia sangat bersemangat untuk sekolah. Entah mengapa.
"Baekra-ah, kau harus makan pelan-pelan, sayang." ujar sang ibu. Sementara yang dinasehati hanya tersenyum simpul.

"Baiklah bu."

10 Menit kemudian...

"Bu! Aku berangkat!" teriaknya nyaring. Ia bergegas menyambar tas, juga ponsel yang terletak diatas meja.
"Hati-hati sayang!" balas sang ibu tak kalah nyaring pula.

.
.

Baekra berjalan menuju halte bus terdekat. Ia terlihat sangat-sangat bahagia hari ini. Berjalan dan sesekali melompat girang. Ia seperti seorang bocah yang akan pergi ke taman kanak-kanak.

Darkest LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang