Badan Chanyeol merosot kebawah. Membuat lututnya bertabrakan dengan ubin dingin dibawahnya. Ia sangat terpuruk, namun.. ia juga tidak bisa selalu seperti ini. Baekra belum meninggalkannya. Ya, ia masih punya waktu untuk terus bersama Baekra.Chanyeol kembali tegak didepan Baekra. Ia menatap lekat yeoja didepannya ini. Sebelum kedua kelopak mata itu mengerjap menyesuaikan cahaya yang menerobos retinanya.
“Ba-Baekra-ah” Chanyeol terbata. Ia sangat senang. Bahkan terlampau senang saat melihat orang yang sangat ia cintai tersenyum manis didepannya.
Chanyeol dengan segera mendekap gadis itu. Menangis dalam diam, sambil memeluk gadis itu. Menyalurkan kehangatan satu sama lain.“Kumohon, jangan tinggalkan aku.” ucap Chanyeol sedikit terisak mengingat ia hampir saja kehilangan gadis didepannya ini.
“Mianhae..” ucap Baekra. Ia seperti tidak ingin Chanyeol mendengar kata setuju dari mulutnya.
Yah.. kenyataan terlalu pahit..
.Chanyeol keluar dari ruangan Baekra bersamaan dengan Lunna, Sehun dan juga Baekhyun. Sementara Chanho dan Ny. Byun masih berada di dalam. Mereka berempat diharuskan menghadap dokter yang menangani Baekra, untuk alasan pasti tentang perkembangan Baekra.
“Jadi, bagaimana keadaan Baekra, dok?” tanya Baekhyun.
“Baiklah, kami benar-benar minta maaf kepada kalian. Sungguh, kami tidak mengetahui bahwa Ny. Byun tidak memberitahukan kondisinya. Ia terkena kanker otak stadium 4 dan hal ini sudah memasuki tahap akhir. Ia sudah lebih dari 8 bulan menjalani pengobatan rawat jalan. Entah apa yang membuatnya seperti itu, namun.. setelah mengetahui keadaannya saat ini.
Aku yakin, ia sangat tidak ingin membebankan keluarganya. Jadi, saya pribadi berharap kalian selalu memberinya semangat. Namun, selain itu saya juga harus memberitahukan hal buruk ini. Ny. Byun secara medis divonis hanya memiliki waktu bertahan hidup 1 minggu, karna itu saya berharap kalian selalu berada di sampingnya. Buatlah ia tidak memikirkan penyakitnya. Hanya itu yang saya sampaikan. Tolong pikirkan kondisi Ny. Byun mulai hari ini.” Dokter itu mengakhiri perkataannya.
Mereka keluar dari ruangan itu. Baekhyun sebagai Kakak hanya bisa menangis saat dokter itu menjelaskan tentang kondisi sang adik. Ia tidak menyangka akan berpisah sangat cepat dengan adiknya itu.
“Seminggu lagi? Itu tepat saat ulang tahunku. Bagaimana bisa dia meninggalkanku disaat aku sedang merayakan hari jadiku?!” Baekhyun terus saja menangis. Sementara Chanyeol hanya bisa menenangkan Baekhyun. Belum lagi keadaan Lunna yang sama terpuruknya dengan Baekhyun.
“Aku yakin, semua akan baik-baik saja.” ucap Chanyeol menenangkan mereka semua.
‘Aku akan bekerja keras untuk menyembuhkanmu, meskipun aku juga akan jatuh untuk pertama kalinya. Byun Baekra, bertahanlah. Aku akan membuat harimu tidak akan sia-sia.’ batin Chanyeol.
.
.Lunna tampak tengah menyuapi Baekra. Beberapa hari ini ia menjadi sangat manja dari biasanya. Dan juga, ia juga semakin membaik pasca kejadian itu.
Chanyeol hanya bisa tersenyum melihat tawaan Baekra yang begitu menyenangkan. Belum lagi Baekhyun yang sangat sering mengoda adiknya itu. Mereka tampak sangat menikmati moment ini.
“Baekra… kau, tidak akan meninggalkanku sendiri, bukan? Aku takut. Aku tidak bisa jauh darimu Baekra.” ucap Baekhyun memeluk sang adik.
Baekra tampak tersenyum. Lalu berkata “Tenanglah oppa, aku tidak akan meninggalkanmu sendirian. Aku akan selalu bersamamu, percayalah.” ucap Baekra tersenyum. Begitu pula dengan Baekhyun, mereka benar-benar sangat hangat satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkest Light
FanfictionStory by : Renna Kim . . . Cerita ini realnya dari akun ffn aku namanya, bbrokenfeel. Usname sebelum aku ganti sama usname sekarang. Soalnya itu akun udah lama nga di buka, dan kemaren-kemaren baru sempet di buka. Real storynya sih cerita ini GAY...