Chapter 2

1.1K 85 5
                                    


" Uwahhh...! Akhirnya kita sampai juga! " ucap Suzy begitu pesawat landing. Ia melepaskan seatbeltnya begitu pun dengan Mark.
" Ahh... rambutku sepertinya agak kusut" ujar Suzy menyisir surai coklatnya dengan jemari.
" Tidak terlalu Suzy-ssi, kau masih terlihat cantik walau dengan rambut berantakan sekalipun" ucap Mark tanpa maksud menggoda.
" Eoh? M..mwoya?" ujar Suzy kikuk dengan rona di pipinya yang putih mulus itu.
" Hahahaha... apa kau malu mendengar ucapanku? Mianhae Suzy-ssi, aku tidak bermaksud menggoda apalagi menggombalmu" ucap Mark.
" Algeuseo! Gaenchanayo!" ujar Suzy menepis rasa kikuknya.
" Geureom, kkaja! " ajak Mark keluar dari badan buruk besi itu.
Keduanya pun keluar bersama para penumpang lainnya.

***

" Heoksi, apa kau di jemput oleh sanak saudaramu itu Mark-ssi? " tanya Suzy begitu keduanya telah mengambil koper masing-masing.
" Ya, mungkin mereka telah menungguku" jawab Mark.
" Suzy-ssi, izinkan aku untuk membawa kopermu" lanjutnya bermaksud membantu Suzy yang terlihat repot membawa dua koper miliknya.
" Ani, tidak usah Mark-ssi, aku..."
" Tidak apa-apa Suzy-ssi, aku hanya tidak tega melihatmu membawa dua koper berat sekaligus seperti itu, maka dari itu biarkan aku membantumu"
" B.. baiklah, jika kau tulus membantuku aku tidak bisa menolak kebaikanmu".
Mark tersenyum dan membawa koper milik Suzy sementara di tangan kirinya sudah membawa koper walau tidak sebesar milik geu yeppo yeoja.

Di pintu kedatangan bandara telah banyak orang-orabg yang menabti kedatangan para penumpang, dan rata-rat mereka membawa kertas karton berisikan nama penumpang yang sedang mereka jemput.
" Apa orang yang menjemputmu sudah tiba, Mark-ssi? " tanya Suzy.
" Sepertinya belum, Suzy-ssi" geleng Mark.
" Bagaimana denganmu?" balas Mark pula.
" Eung... mungkin juga be.. Ah! Itu! Itu ibuku! Dia sudah datang untuk menjemputku!" jawab Suzy menunjuk seorang wanita yang sudah tak muda lagi namun masih tampak paras cantiknya.
" Chagiya...!!" seru Ny. Bae seraya mempercepat langkahnya begitupun dengan Suzy, ia bahkan setengah berlari menuju sang ibu, tanpa sadae meninggalkan Mark di belakangnya.
" Eomma bogoshipo!" ucap Suzy memeluk Ny. Bae.
" Nado bogoshipoyeo, aegiya!" balas Ny. Bae seraya mengusap wajah jelita sang putri.
" Maaf karena eomma baru tiba, tadi eomma sempat terjebak macet " ucap Ny. Bae menyesal.
" Gaenchanayo eomma! Yang terpenting eomma menepati janji untuk menjemputku, geutchi? " sanggah Suzy.
" Gomawo chagiya, eoh! Nuguya? " ucap Ny. Bae heran melihat sosok Mark yang tidak dikenalnya.
" Annyeonghaseo! " salam Mark dengan sopan.
" Ne, annyeonghaseo!" balas Ny. Bae dengan sikap serupa.
" Eomma, perkenalkan ini Mark Tuan, dia teman baruku, aku dan dia berkenalan di pesawat" ucap Suzy menjelaskan.
" Ne, jeoneun Mark Yi Eun Tuan imnida, bangapseumnida, ahjumma-nim!" ucap Mark memperkenalkan diri diakhiri berojigi ( menundukan setengah badan ) pada Ny. Bae.
" Ah ye, bangapseumnida!" balas Ny. Bae lagi.
" Mark-ssi, apakah saudaramu itu belum juga datang? Jika belum bagaimana jika kau singgah dulu ke rumah kami untuk beristirahat sejenak, nanti kau bisa hubungi saudaramu dan memberitahu bahwa kau sudah tiba" usul Suzy.
" Terimakasih Suzy-ssi, tapi tidak perlu repot, karena saudara ku itu baru saja mengirim pesan bahwa dia sudah di tengah perjalanan menuju kemari dn sebentar lagi akan tiba" .
" Baikalah kalau begitu, tapi... bolehkah aku minta nomor ponsel atau alamt emailmu, siapa tahu kau butuh sesuatu kau bisa hubungi aku begitupu sebaliknya" ujar Suzy.
" Ng... baiklah!" angguk Mark dan mulai memberikan apa yang diminta oleh Suzy barusan.
" Jajang! Aku sudah menyimpannya, kau juga 'kan Mark-ssi?" tanya Suzy.
" Ya!" angguk Mark lagi.
" Kalau begitu aku akan menemanimu hingga saudaramu itu tiba, bagai.." namun belum selesai Suzy bicara Ny. Bae sudah lebih dulu menggenggam tangan Suzy, bermaksud memberi kode.
" Ada apa eomma? " tanya Suzy dengan polosnya.
" Tadi appamu mengatakan bahwa dia ingin sekali bertemu dengan mu, dia sudah sangat rindu karena itu bagaimana jika kita lekas pulang, Suzy-ah" ujar Ny. Bae terpaksa mengarang cerita.
" Jeongmalyo? Tidak biasanya? " bingung Suzy.
" Maaf Mark-ssi, kami harus pergi dulu, terimakasih karena sudah menemani perjalanan putriku, semoga kita bisa melanjutkan oborlan dilain waktu" ucap Ny. Bae ternyum penuh arti dan Mark tidak bodoh untuk terkelabui oleh ucapan dan senyum tersirat itu.
" Tidak apa-apa, Ny. Bae, aku juga berharap kita bisa bertemu lagi dengan suasana yang lebih baik" balas Mark.
" Tapi Mark-ssi, apa tidak apa-apa kau ditinggal sendiri di sini?" tanya Suzy sedikit cemas.
" Gaenchanayo, Suzy-ssi! Ah, itu dia orang yang menjemputku!" Mark menunjuk pada mobil sedan hitam yang baru saja masuk ke area parkiran bandara.
" Kalau begitu kami pergi dulu, Mark-ssi!" ucap Ny. Bae kemudian menyuruh supirnya membawakan barang bawaan Suzy.
" Terimakasih atas bantuanmu, Mark-ssi, semoga kita bisa jumpa lagi, ne!" ucap Suzy pula.
" Ne, Suzy-ssi! " Mark mengamini.
Suzy kemudian berojigi lantas mengikuti ibunya masuk ke mobil. Mobil silver nan mewah itu punmelaju meninggalkan area bandara Incheon.
" Hey! Brother! What's Up!" ucap seorang pria jangkung yang tegap. Memberi salam ala urban Amerika. Berjabat tangan dan menyenggolkan bahu keduanya secara dari arah berlawanan.
" Apa kabar, Taech hyeong?" sapa Mark ramah.
" Tentu saja baik, kau sudah besar ternyata, lebih tinggi dari pada saat terakhir kita bertemu! " ujar pria bernama Ok Taechyeon itu.
" Tentu saja hyeong itu sudah hampir 5 tahun, tentu saja aku berubah, dan yang lebih penti g aku menjadi lebih tampan!" ucap Mark dengan percaya diri.
" Che! Bolehlah kau lebih tampan, tapi tetap saja boncel! Paling cuma bertambah 5 cm!" gurau Taechyeon.
" Enak saja! Aku bahkan bertambah nyaris 20 cm! Itu karena kerja kerasku melalu olah raga renang dan basket!" bantah Mark.
" Oh ya? Memangnya kau bosa basket?" sangsi Taechyeon.
" Eoh! Kau tidak percaya? Kita bisa buktikan nanti!" tantang Mark.
" Baiklah, tapi sebelum itu kita harus pulang dulu, gara-gara kau kita malah jadi keenakan ngobrol di tempat parkiran! Che! Memalukan sekali jika ada yeoja yang melihat!" ujar Taechyeon seraya membawa alih koper milik sepupunya itu. Ibu Mark adalah adik dari ayahnya Taechyeon. Kedua namja itu lahir di Amerika tetapi Taechyeon lebih dulu pindah ke Korea Selatan begitu tamat dari JHS ( Junior High School ) nya, sementara Mark menetap di Amerika hingga kini, meski sesekali liburan ke tempat Taechyeon.
" Are you ready, Mr? " tanya Taechyeon seraya menekan gas kuat-kuat.
" Eoh!" angguk Mark santai begitu memakai sabuk pengamannya.
" Let's go!!!" ucap Taecyeon, menarik perseneling gigi dan melepas gas, seketika mobil melaju dengan cepat. Bagai anak panah membelah jalan.
" Yak, hyeong! Pelankan sedikit mobilnya, aku masih ingin hidup!!!" Mark menahan diri untuk menjerit dan memukul kepala eror Taechyeon yang bernafsu untuk balap.
" Hahaha... ini baru namanya mengemudi, Mark-ah!" sahut Taechyeon santai memainkan ritme balapnya.
'Dasar OkCat gila!' rutuk Mark geram.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm The Bitch That Really Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang