Gak kerasa tinggal 2 hari lagi mereka udah harus pulang lagi ke Bandung. Rasanya mereka pengen lebih lama lagi disini.
Tepat pukul 12 malam Dikta sama Theo baru dateng ke penginapan. Ini mah emang akal-akalannya Dikta aja, sengaja dateng telat biar kerjaannya sedikit.
Dikta sama Theo bingung sendiri karena sedari tadi temen-temennya itu gak ada yang mau bukain pintu kamarnya buat dia.
Boro-boro bukain pintu, jawab telepon juga enggak.
"Pegang hp gue," kata Dikta sambil menyerahkan handphonenya ke Theo.
"Lu mau ngapain anjir?" Tanya Theo sambil megangin hpnya Dikta.
"Mau gedor kamar lah,"
"Berisik Dik anjir ah,"
"Lu mau tidur di sini? Lu gak mau apa tidur di atas kasur?" Tanya Dikta yang bikin Theo kicep.
Tokk! Tokk!
"Woiii bukain anjirrr!!"
Terdengar dari dalam kamar ada suara Dikta ditambah suara gedoran pintu.
Baru aja mau Jeka bukain pintunya tapi Aming malah bilang, "jangan dibukain bego."
Ya udah jadinya Jeka gak bukain pintu.
"Woi ini ga ada yang mau nampung gua sama Theo apa?" Kata Dikta sedikit berteriak.
Tapi beda lagi kalau sama kamar cowok satu lagi, dimana penghuninya lumayan waras mau membukakan pintunya buat Dikta sama Theo.
"Sini buruan masuk, jangan bikin kamar lain keganggu gara-gara teriakan lo." Kata Eric yang berada di ambang pintu dengan muka bantal.
"Wih emang terbaik lah bapak ini," kata Dikta dengan senyuman merekahnya.
Pagi telah tiba, agenda hari ini mereka cuma belanja aja, belanja buat beli oleh-oleh.
Semua tim inti udah kumpul di balkon tempat biasa, cuma tempat ini doang yang bisa dipake buat kumpul-kumpul.
"Ini belanjanya mau masing-masing atau mau barengan aja?" Tanya Yugi dengan sebatang rokok yang ia selipkan di selah jarinya.
"Berdua-berdua aja. Kalau barengan terlalu rame," usulan Bams ada benernya juga.
"Tumben pinter," sahut Lisa.
"Saran aja nih boss, mending berpasangan aja. Cewek sama cowok" kini Jefrey yang angkat bicara.
"Biar apa tuh? Biar bisa bucin nih?" Lagi-lagi Lisa yang menyahuti.
"Ya biar cewek aman lah, yakali buat modus." Kata Jeka sambil fokus mainin handphonenya. "Waduh telepon," gumam Jeka saat melihat layar handphonenya terdapat nama Ayu.
"Gua angkat telepon dulu ye," lalu Jeka menjauh dari sekumpulan tim ini.
"Yaudah gua yang bagiin," ucap Yugi. "Gua sama Eric, Bambam sama Theo, Aming sama Mina, Jefrey bareng Caca, Dikta ikut gua ajalah." Lanjutnya lagi.
"Lah terus gue gimana pak?" Tanya Lisa ribut sendiri.
"Ohh iyaa lupa. Lu bareng Jeka aja oke?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Udunan » 97L
Hayran Kurgu"Pertemanan itu saling membantu dan saling udunan. Yang satu jatuh harus membantu, bukannya ikut-ikutan jatuh juga," -Bams Yudhiswara