Chap 1

1.7K 124 2
                                    

Disclaimer : Naruto Belong to MK (Masashi Kishimoto)
Pair : Sasu x Naru / Mina x Naru (Dad and Son)
Rate : T / T+
Warning : Sho-A, BL, OOC, Typo(s) berserakan.
DON'T LIKE DON'T READ !!

Tik...Tik...Tik...Sseeeerrrrrr.....
Hujan deras yang sekarang sedang mengguyur kota Konoha tidak menghentikan remaja bersurai pirang terang itu untuk menghentikan langkahnya, terus berlari dan merapalkan doa dan gerutuan yang hanya dia dan Kami-sama yang tau.

Naruto POV
"Sial...Kenapa tadi aku tak terima saja tawaran Iruka?!" umpatku sambil berlari menerobos hujan yang cukup deras. Aku terus berlari dan terkadang berhenti untuk berteduh. Jarak antara rumah dengan sekolahku memakan waktu 35 menit dengan berjalan kaki.
'Iruka pasti akan marah dan memaksaku untuk menggunakan supir.' Aku pun hanya menghela nafas.
Ah.,.perkenalkan namaku Naruto, Namikaze Uzumaki Naruto, aku memiliki 2 marga pada nama depanku, karena Kaa-chanku yang keras kepala dan tak mau mengalah untuk tetep memberikanku marganya, walau aku telah memakai marga tou-sama. Nama Naruto diberikan oleh Jiraya jii-chan yang berakhir dengan 7 tulang rusuk yang patah karena dibanting Tsunade Baa-chan, Jii-chan terinspirasi saat sedang makan ramen. Walau sudah ditentang keras dari Baa-chan, Jii-chan malah mendapatkan dukungan dari menantunya, Kaa-chan. Dan Tou-sama yang merupakan penganut sistem SSTI (Suami-Suami Tunduk Istri) pun hanya mengangguk pasrah. Alhasil, Baa-chan hanya bisa membalas dengan dengusan keras menerima semuanya. Ah ya, mari lanjutkan perkenalannya tadi. Aku putra tunggal dari Namikaze Minato, seorang CEO Kiroiisenko Corp. yang bekerja dibidang teknologi, bahan pangan, serta komunikasi. Sedangkan Kaa-chan merupakan mantan model dan pengusaha Uzu Group. (walau tak sebesar KS Corp.) yang melepas dunia showbiz dan membuka boutique ternama yang pakaiannya selalu menjadi trending topic karena selalu dipesan oleh kalangan artis maupun penjabat.
Tapi saat umurku 8 tahun, beliau telah tiada demi melindungiku. Aku merasa bersalah hingga sekarang. Dan Tou-sama membenciku karena sejak kejadian itu Tou-sama menghindariku dan tidak ada di sisiku dan memberi pelukan hangat seperti saat kaa-chan ada.
.
Aku terus berlari menerjang hujan dan saat mulai mendekati kawasan rumah Konoha's Hill, aku memelankan lajuku hingga aku melihat seorang anak sebayaku dengan rambut berwarna raven dan modelnya uhm...nyentrik -lebih tepatnya pantat ayam sih- sedang mengangkat beberapa kardus dan terpleset.
Aku menghentikan jalanku dan berniat membantu saat seseorang dari dalam rumah menghampiri anak tersebut.
'mungkin kakaknya.' pikirku.
Dan seorang wanita tergopoh-gopoh menghampiri kedua anak tersebut dan ikut membantu, sang kakak menyentil dahi sang adik -yang langsung dihadiahi deathglare- dan kemudian membantu mengangkat beberapa kardus.
'keluarga yang hangat' tanpa terasa aku menyungingkan senyum miris dengan melihat pemandangan di depanku. Dan aku melanjutkan berlari untuk sampai ke rumah. Tanpa ku sadari, sepasang mata onyx melihatku dari teras rumah tersebut.
.
.
Normal POV
"Na...Naruto?! Kenapa basah kuyub begini,hah?" Iruka histeris melihat tuan mudanya basah kuyub. Dan sang anak hanya dapat nyengir dengan wajah polos-bego-nya.
"Sudah aku bilang, pakai saja mobil itu, tapi kau tetap saja keras kepala tak ingin pakai."
Sang kepala pelayan menceramahi tuan mudanya dengan terus mengeringkan rambut Naruto dengan handuk kering yang diberikan salah satu maid tadi.
"Iruka...aku bukan anak kecil lagi yang harus diantar jemput, lagian jalan kaki sehat kok, sekalian olah raga gitu." Naruto menjawab santai sambil berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai 2.
"Sudahlah Iruka. Dia memang begitu setelah kejadian itu kan?" Kakashi mengusap bahu iruka yang dibalas dengan senyum pahit.
.
.
Naruto membuka kamarnya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk yang digunakan iruka untuk mengeringkannya. Kamar di lantai dua pojok kiri lorong setelah tangga. Kamar bernuansa soft orange dengan langit-langit kamar yang diberi background awan biru dengan pengharum ruangan beraroma citrus tersebut benar-benar mencerminkan seorang naruto.
BRUUK...
Naruto melempar tasnya pada samping meja belajarnya dan hal itu membuat rubah peliharaannya terjaga dari tidurnya.
"Hai kyuu, maaf mengganggu tidurmu ya?" kata Naruto dengan membelai kepala mahluk mungil tersebut.
Naruto segera masuk kamar mandi dan berendam dalam air hangat yang telah disediakan oleh maidnya. Pikirannya melayang pada keluarga yang tadi dilihatnya.
'Tetangga baru...Seandainya aku masih bisa merasakan kehangatan itu'
Merasa bahwa acara berendamnya cukup, ia menyelesaikan acara mandinya dan memakai baju gantinya.
Pintu kamar mandi, Naruto menyampirkan handuknya pada kursi meja belajarnya dan berbaring di kasur king sizenya itu. Mencoba menutup mata dan menghilangkan perasaan yang entah apa itu di hatinya.
Naruto merasakan bahwa ada sesuatu yang ringan menaiki tubuhnya dan selanjutnya terdengar suara dengkuran kecil.
"Kyu..." panggil Naruto setelah tau apa yang menaiki tubuhnya. Kyuubi. Nama yang diberikan pada rubahnya. Nama yang sama persis dengan nama kecil sepupunya. Kurama Senju yang bisa juga dipanggil Kyuubi. Menurutnya rubah itu mirip sekali dengan sepupu dari pihak Kaa-channya itu. Rubah yang ditemukan saat dia mendatangi makam kaa-channya 1 tahun yang lalu. Kyuubi duduk di depan makam sambil melihat pusara sang ibu dan terus mengeluarkan suaraya. Seolah-olah dia sedang ngobrol dengan kaa-channya. Sejak itulah naruto memutuskan untuk mengadopsi kyuubi.
"Kyuu..Bangun. Kau berat." Yang hanya dibalasa dengan dengusan sang rubah.
'Ru..rubah ini' Naru hanya cengok karena kelakuaan sang piaraan,
'Dasar hewan kurang ajar.' Umpat naru.
Naruto membelai kepala kyuubi dengan pandangan menerawang ke atas. Memikirkan kembali tetangga barunya. Betapa ia ingin merasakan kehangatan itu sekali lagi. Tapi bolehkah ia merasakannya, merasakan kehangatan yang dulu pernah ia hilangkan akibat kecerobohannya, akibat kesalahannya. Bolehkah ia berharap kembali?
Naru menghela nafas dan mulai menutup perlahan matanya.
.
.
Flashback On
"Hiks...hiks...Uhuuk..hiks..Ka..kaachan. .Uhuukk hiks...Ka..hiiks..Kaachan dimana? Naru takut..uhuk...uhuk..." Seorang anak kecil berumur 8 tahun menangis di dalam kobaran api disekelilingnya. Ia menangis dan terus memanggil kaa-channya, berharap wanita yang dulu melahirkannya menyelamatkannya.
Ia tidak menyangka bahwa, liburan yang dinantikannya ini akan berubah menjadi bencana yang tidak pernah ia bayangkan walau dimimpi buruknya sekalipun. Dia dan keluarganya memang sudah berencana berlibur di salah satu villa Namikaze di daerah bukit konoha barat. Saat sampai di villa, nyonya besar namikaze, Kushina Namikaze, tengah memberi arahan pada Iruka, kepala pelayan namikaze dan kemudian iruka akan meminta beberapa maid untuk membersihkan villa seperti permintaan nyonya-nya. Sedangkan Tuan besar -nya, Namikaze Minato masih di Sunagakure menyelesaikan rapat dan akan menyusul dimana keluarganya berlibur.
Naruto bermain di luar seperti permintaan kaa-channya. Ia mengamati sekeliling villanya. Berharap menemukan sesuatu yang mengasikan. Naru terus berjalan mencari hal yang entah apa itu hingga membawanya tanpa sadar masuk ke dalam hutan di belakang villa.
"KELINCI!!?" Naru berteriak saat bola mata saphirenya menatap kelinci hutan yang tengah mencari makan. Kelinci tersebut langsung berlari ketika mendengar suara cempreng naruto.
Naruto terus berlari mencoba menangkap kelinci tersebut tanpa tahu ia semakin masuk kedalam hutan. Ia menyerah saat sosok kelinci yang ia kejar tidak lagi terlihat, dan ia mulai sadar bahwa ia telah tersesat. Dengan perasakan resah dan takut ia mencoba melihat sekeliling.
Hari mulai malam dan hutan mulai gelap, Naru semakin ketakutan dan terus memanggil nama kaa-channya. Ia melihat cahaya dan mulai berlari mendekati cahaya itu. Cahaya itu berasal dari lentera yang berada di depan sebuah gudang.
"Halo....Ada orang di sini?Naru butuh bantuan.Haloo??" Naru berteriak sambil membawa lentera itu masuk ke dalam gudang yang ternyata sebagai penyimpanan kayu dan jerami.
Naru melihat sekeliling dan berharap terdapa orang yang mungkin mau membantunya untuk menngantarkannya pulang. Tanpa ia tahu terdapat sebatang kayu yang melintang dan menyandung kakinya.
Ia meringis kesakitan karena kakinya yang berdarah. Dan saat ia mencoba bangun kembali dan matanya tanpa sengaja melihat ke depan.
Ke arah hal yang akan membuat menyesali melanggar perintah kaa-channya yang melarangnya masuk ke dalam hutan.
.
Di Villa
Setelah menyelesaikan seluruh pekerjaannya, Kushina mencari naruto untuk memintanya segera mandi.
"Naru...Naruto, waktunya mandi,sweethearth." Kushina terus berteriak dan mencari anak semata wayangnya itu. Setelah lama mencari perasaan Kushina menjadi resah. Ia memanggil Iruka untuk mencari Naru. Perasaannya berkata bahwa buah hatinya ada di dalam hutan dan sedang dalam bahaya.
Dengan dibantu Iruka dan beberapa maid,ia menyusuri hutan. Hingga sampai ia menemukan gudang yang tengah terbakar. Kushina sayup-sayup mendengar suara tangisan anak kecil.
"Kaa-cha....kaa....hiks...tolong Naru...hiks"
"NARUTOOOOO....." jerit Kushina setelah yakin bahwa anak yang menangis di dalam gudang adalah anaknya.buah hatinya. Tanpa pikir panjang ia menerobos masuk ke dalam gudang yang tengah terbakar. Dengan menajamkan indra pendengarannya,ia mengikuti suara tangisan Naruto.
"Naruu.....kamu dimana sayang?!" Seakan mendengar suara panggilan kaa-channya, Naruto menjawab dengan sesenggukan dan terbatuk,asap yang timbul mulai menyesakan dada. Hingga Naruto mulai jatuh dalam kegelapan.
Kushina yang tidak mendengar suara Naruto mulai kalang kabut mencari anaknya dan ia meluhat jumper kuning milik anaknya.
"NAROTOO...BANGUN SAYANG.KAA-CHAN DI SINI!!" Kushina menepuk pipi Naruto berharap Naruto meresponnya.
.
Kushina's POV
Aku memberikan nafas bantuan saat melihat nafas anakku mulai pelan.
"Naru..tenang nak,kaa-chan akan mengeluarkanmu dari sini"
"Kaa..." lirih naru setelah ia membuka matanya perlahan.
"Iya sayang...kita akan keluar dari sini." Aku tersenyum menenangkan dan melepas jaketku untuk membungkus Naruto dengan itu.
.
Normal's POV
Setelah membungkus Naruto dengan jaketnya, Kushina berlari menuju pintu keluar. Dia mendongkak ke atas saat atap mulai berderit keras tanda bahwa atap akan roboh.
Kushina yang melihat Iruka di depan pintu tanpa pikir panjang berteriak,
"IRUKAA...TANGKAP!!!" Kushina melempar bungkusan yang berisi Naruto. Dengan sigap Iruka menangkapnya, Naruto yang merasakan goncangan dan teriakan kaa-chanya mengintip dari sela-sela jaket. Dan dari situlah ia melihat kaa-channya berucap tanpa suara dan tersenyum teduh padanya sebelum atap gudang roboh dan menimpa kaa-chan tersayangnya.
"KAA-CHANNN......."
.
.
Flasback End
"KAA-CHANN!!!" Teriak Naruto yang langsung mendudukan diri dari tidurnya.
Naruto mengatur nafasnya yang tersenggal,keringat mebanjiri wajahnya yang pucat. 'Mimpi itu lagi.' Pikir Naru sambil mengusap pelu di dahinya.
Naruto melihat jam di dinding kamarnya dan menunjukan jam 7 malam.
"Sudah waktunya makan malam ternyata" hendak turun dari kasurnya ia melihat hewan peliharaannya jatuh tidak elit.
"Hahahahaaa.....kyuu,kau kenapa?" Kyuubi yang jatuh dan terkejut saat tuannya berteriak dan bangun tiba-tiba dimana ia sedang asyik tidur di atas perut tuannya hanya menggeram kecil membalas ucapan tuannya itu.

TOK..TOKTOK...TOK....
"NARU...KAU KENAPA?" Teriak Iruka cemas,ternyata ia mendengar teriakan Naru saat ia ingin memberitahukan bahwa waktunya makan malam.

Ceklek...pintu terbuka.
"Iruka...ada apa?" Tanya Naruto.
"Tadi aku mendengarmu berteriak. Ada apa?"
"Ough...tidak...tidak ada apa-apa. Hanya nightmare.hehehehe.."
"Ya sudah, ayo Naru sudah waktunya makan malam."
"Huum...apa..apa ada Tou-sama?" Tanya Naru secara lirih.
"Tidak,beliau tadi menelpon bahwa ada rapat sehingga tidak bisa pulang ke rumah." Jelas Iruka.
"Hmm..." gumam Naruto dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Apa perlu kutemani?" Tawar Iruka.
"Tidak. Aku tak apa,aku hisa makan dengan kyuubi."
"Ayo kyuu...." Naruto berjalan menuju ruang makan diikuti oleh rubah kesayangannya dan meninggalkan Iruka.
"Sampai kapan kamu akan menutup diri,Naru..." lirih Iruka sambil menatap punggung Naru. "Kushina-sama....."
.
.
Pagi hari.

DRAP...DRAP....
"Iruka....aku berangkat dulu." Teriak Naruto sambil berlari menurunin tangga dan menyempatkan diri menyomot roti bakar di meja makan.
"Hah..." Iruka menghela nafas melihat kelakuan Tuan Mudanya itu.
.
"Sial...telat deh..mati aku kalo kali ini telat,Oro-sensei pasti menghukumku." Naruto bergidik saat membayangakan senseinya itu yang mengajar di jam pertamnya ini.
TIN....TIN....
"Huwaaaa...." Naruto yang terkejut langsuh jatuh terduduk saat melihat bahwa dirinya hampir tertabrak.
"Hey dobe, kalo menyebrang jangan bengong." Ujar seseorang yang keluar dari mobil tersebut.
'Ctik' terdapat garis persimpangan di atas kepala Naruto. 'Dobe?'
"Hey teme...Jangan memanggilku dobe!! Kau yang salah,nyetir tidak hati-hati!.
"Cih...Usoratonkachi."
"AP...APA?! Ka-"
"Naru...." ucapan Naruto terpotong saat ia mendengar seseorang memanggilnya.
"Gaara??" Naru melihat pemuda yang menaiki ducati merah menyala itu menghampirinya yang sebelumnya menjulurkan lidahbpada pemuda yang hampir menabraknya itu yang dibalas rolling eyes pemuda tersebut.
"Gaara....kenapa kau ada di sini?" Tanya Naruto.
"Ini jalan satu-satunya menuju ke sekolah naru jika kau mulai lupa." Jelas Gaara.
"Oh ya...hehehehehe...aku lupa" cengir bocah berambut pirang itu.
"Ayo naik,kita hampir terlambat." Gaara menyerahkan helm pada Naru.
"Gaara..jangan ngebut!" Pinta Naru setelah memakai helm dan menaiki motor Gaara. Yang hanya di balas senyum mencurigakan sang empu.
.
Someone's POV
"Dasar dobe...gara-gara dia hari pertamaku jadi terlambat." Desisku. 'Tapi,aku merasa pernah melihatnya. Dimana?' Aku berfikir mengingat-ingat. 'Diman-Ahh...anak yang menerobos hujan kemarin'
"Ah...bodo amat lah. Aku harus cepat" aku menginjak gas dan melajukan mobilku ke sekolah baruku.
.
.
Normal's POV
Di parkiran sekolah
"GAARA....kau gila!" Teriak bocah kuning ke bocah merah atas tindakannya saat menerobos ke gerbang yang akan di tutup satpam.
"Yang penting kita tak terlambatkan." Ujar Gaara santai.
"Tapi aku hampir mati jantungan tau!!"
"Hn..."
"Huh."
Gaara dan Naruto memasuki kelas dan duduk di tempatnya masing-masing, Naruto duduk di barisan tengah dekat jendela dan Gaara di samping kananya.
"Kenapa dengan tanganmu,Naru?" Tanya Gaara saat melihat tangan Naruto yang terdapat plester luka.
"Hah?Oh ini...terantuk ujung meja tadi malam." Dan Naruto mulai memadang keluar jendela dan melihat mobil sport yang tak asing baginya.
"Benarkah hanya terkena meja,Naru?" Gaara yang tak puas dengan jawaban Naru memastikan kembali dengan memicingkan matanya.
"Kau tidak melakukan 'tindakan' bodohmu lagi kan?" Selidik Gaara.
"Tidak,Gaachan." Jawab Naru lirih. Ia menompangkan kepalanya ke tangan guna mencari posisi yang enak untuk tidur. Sebenarnya ia tahu, bahwa Gaara mengetahui bahwa ia telah berbohong. Tapi biarkan ia tidur sejenak. Dia lelah bila tiap malam ia selalu dihantui dengan mimpi buruk yang berputar terus menerus bagai kaset rusak di otaknya.
'Terkena meja,heh..' Gaara hanya mendengus mendengar jawaban dari Naruto. Gaara yang ingin memastikan lagi hanya bisa diam saat melihat bahwa Naru telah tertidur lelap.
.
.
-------------------TBC---------------------

Nah lho?? Gimana menurut kalian? Bagus ga? Ini cerita Naruto pertamaku,aku memberanikan diri buat publisin.Gomen kalau ada typo ne?
Dimohon reviewnya ya senior-senior di wattpad? Pikki masih newbie soal ginian.
Pikki Sign Out dulu ya? Jaa ne...😙😙😙

Falling DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang