-------0000-------
Yuki begitu membenci hari ini. Tepatnya, dia membenci segala sesuatu yang tidak berjalan lancar sesuai apa yang dia rencanakan. Menyebalkan memang, terjebak berjam-jam oleh kemacetan Ibukota Jakarta, dirinya sudah dipastikan akan terlambat untuk sebuah pertemuan penting. Namun seolah melengkapi kesialannya di hari ini, mobilnya mogok di tengah jalan dan hal itu mengharuskannya mencari kendaraan pengganti untuk sampai tempat tujuan.
Padahal ini akan menjadi presentasi penting yang akan menentukan kerjasama bagi boutique gallery miliknya. Bahkan untuk memastikan materi presentasinya, Yuki harus benar-benar menggali sebuah ide yang fresh dan out of the box karena kliennya kali ini ingin sebuah ide yang 'tidak biasa'. Dan untuk mendapatkan ide tersebut, desaigner muda berbakat itu rela menyepi di villa miliknya yang terletak di kawasan Lembang, Bandung.
Yuki harap kesialannya berhenti di sini dan tidak akan berlanjut.
Tepat sesuai perkiraan, Yuki datang dengan waktu molor nyaris 1 jam. Dan yang lebih parah, klien yang akanmeeting dengannya sudah tidak ada. Petugas café mengatakan bahwa tamu reservasi tersebut sudah meninggalkan tempat ini setengah jam yang lalu. How's great!
Baiklah, kesabarannya mulai habis sekarang. Dan dengan langkah gusar, disertai runtukan makian bernada rendah, gadis itu melangkah menuju sebuah toko buku yang juga berada di kawasan mall tersebut. Mungkin membaca beberapa buku akan dapat memperbaiki suasana hatinya yang runyam saat ini..
Saat sedang memilah-milah beberapa buku itulah seseorang tiba-tiba terdengar memanggil namanya.
"Ikuy...?!" ada nada takjub di suara orang tersebut. Terlebih dengan nama panggilan yang digunakan, bisa dipastikan orang tersebut adalah orang yang sudah mengenalnya dekat.
"Illy..." Yuki pun menatap takjub sosok mungil di sebelahnya ini. Prilly Latuconsina. Salah satu teman dekatnya semasa SMA dulu. Namun setelah lulus mereka harus berpisah. Yuki mengambil jurusan Desaign di Paris, Perancis. Sementara Prilly mengambil jurusan Public Relations di London, Inggris. Keduanya sudah lama tidak berjumpa. Begitu pun setelah menyelesaikan pendidikannya, Yuki lebih fokus mengembangkan bisnis Weeding Groom and Weeding Organizer miliknya.
"Ya ampun, Kuy... lo apa kabar? Lama banget gila kita nggak ketemu." Gadis mungil satu itu memang terkenal cerewet dan ramai jika sudah berbicara. Prilly terlihat memeluk Yuki dengan ekspresi bahagia dan juga terselip rasa rindu karena bertahun-tahun tak bersua.
"Baik. Gue baik. Nggak nyangka ketemu lo di sini." Yuki juga terlihat antusias dengan pertemuan mereka.
"Lo kerja dimana sekarang, Kuy?"
"Gue ada Weeding groom sama WO sendiri..."
"Wah, gilak. Keren banget. Nanti kapan-kapan gue mampir yaaa. Kalo gue nikah, ada diskon nggak nih ?" goda Prilly sambil tersenyum jahil padanya.
"Jangankan diskon. Kalo lo merid, gue kasi gratis."
"Yuhuuuu~ asiiikk. Nanti gue minta cowo gue cepet kawinin gue deh mumpung dapet endorse gratis " kedua gadis itu tertawa renyah dan kemudian sepakat melanjutkan sesi perbincangan mereka di salah satu kedai kopi terkenal karena saat itu keduanya sudah diperhatikan oleh petugas toko yang tampak terganggu dengan begitu serunya mereka mengobrol berdua.
"Latte with cream, please. Illy, lo pesen apa?" Tanya Yuki pada gadis manis yang sedari tadi hanya sibuk mengotak-atik buku menu.
"Gue lagi nyari yang rendah gula nih. Bentar..."
YOU ARE READING
IF YOU ARE NOT THE ONE (ALKI)
RomansaSebuah kisah panjang dan melelahkan dari 4 orang yang dipermainkan oleh takdir. Akankah mereka memilih atau membiarkan takdir yang memilihkan untuk mereka?