Piece 2

24 5 0
                                    


Malam hari pun tiba.

Mereka memiliki group chat di line. Kadang sampai larut malam pun mereka pura-pura tidur tapi masih menggunakan group chat di dalam selimut bercakap-cakap sampai mereka mengantuk.

Rose: sedang apa kalian?

Kiji: sedang tidak melakukan apapun.

Maria: baru selesai mandi.

Long: (long is typing)

Maria: sepertinya aku tidak akan bisa tidur karena cerita long.

Long: sedang potong kuku.

Long: dasar penakut. Jam berapa sekarang?

Kiji: 8 tepat.

Kiji: eh, lewat satu menit sekarang.

Rose: apasih satu menit aja pake dibilang. By the way aku sedikit penasaran dengan sumur itu.

Kiji: jujur saja aku juga.

Long: yuk.

Rose: yuk apa?

Long: kita kesana.

Maria: GILA

Rose: yuk.

Kiji: Yuk. Malem ini bro?

Long: jam 8.30 di depan rumah tua yah. Yang pengecut gausah ikut kkkkk #sindirmantap

Rose: eh cepatnya..

Kiji: yang disindir hilang.

Maria: apa?!

Kiji, rose, long: kkkkkk

Dari jahil membahas tentang sumur itu di grup chat sampai akhirnya mereka memutuskan kesana bersama karena penasaran.

Jam 8.30: 5 meter dari tempat yang di janjikan.

Long yang pertama sampai disana. Dia benar-benar siap. Kiji dan rose datang selanjutnya. Maria datang sendiri paling terakhir. Ia mencibir melihat wajah teman-temannya.

"hoo..anak bawangnya datang." Long mengejek maria yang sepertinya akan kencing di celana. Sambil tertawa mereka mendekat ke rumah itu.

"long apa itu?" rose menunjuk sesuatu yang menggantung dari kantung long. "ah ini. Ini semacam jimat yang pernah diberikan kakek ku. Dia kan pendeta. Karena menghormati kakek jadi suka ku bawa."

Rose tersenyum mengejek "bukan karena takut kan.."

"BUKAN"

Mereka masih tertawa sampai akhirnya mereka sampai di depan rumah itu.

"sampai." Kiji menatap rumah itu. sempat berfikir untuk pulang. Tapi ia tidak ingin dikatakan sebagai penakut.

Perlahan mereka masuk kedalam rumah itu. jika dilihat sekilas, rumah itu hanya rumah biasa. Tidak sekilas pun tetap rumah biasa. Entah kenapa ke empatnya merasa jika rumah itu lebih besar dari kelihatannya setelah masuk.

Didalamnya masih banyak barang. Barang-barangnya sudah rusak kebanyakan. Mata mereka mencari-cari pintu kehalaman belakang. Maria mencengkram tangan kiji sangant erat.

"katanya ya..pemilik rumah ini sebelumnya.." long berusaha menceritakan sesuatu tentang rumah ini.

Rose dengan cepat memukul kepala long dengan senter yang ia pegang. "jangan coba-coba long."

Kiji hanya tertawa melihat tingkah kedua temannya.

Mata maria menangkap sesuatu. "itu bukan pintunya?" long mengamati pintu yang di tunjuk maria.

"ah, sepertinya itu pintunya." Mereka perlahan mendekati pintunya. Disana mereka melihat sumur yang sudah terlihat sangat tua. "kita pegang dinding sumurnya, lalu ucapkan 'satu sumur, satu sumur, satu pintu. Tiga sumur, tiga sumur, satu pintu.' Begitu lalu buka mata kita. Dari situ kita harus mencari sumur nya lalu meloncat kedalamnya."

"mencari? Maksudnya??" maria menjadi sedikit lebih panik.

"kan long pernah bercerita sebelumnya. Setelah melakukan ini, kita akan terpisah." Kiji menjelaskan.

"long pernah bilang?" rose tidak mengingatnya.

"ya. Long pernah bilang. Ayo." Kiji tersenyum.

"maria takut!" ia menolak untuk menaruh tangannya di dinding sumur itu.

"jangan takut maria. Semua akan baik-baik saja." Kiji menenangkan maria dengan menggenggam tangannya. " ya kan long?" long mengangguk.

Mereka lalu saling merangkul. Satu tangan mereka memegang dinding sumur. Kalimat pun meluncur dari bibir mereka.

"satu sumur, satu sumur, satu pintu. Tiga sumur, tiga sumur, satu pintu."

                                                                                *****


Long membuka matanya. Dan ia sudah sedirian. Di depannya ia melihat 3 buah sumur. Sumur yang dipegangnya seolah menarik tubuhnya.

Ia tersenyum lalu meloncat kedalam sumur yang masih dipegangnya itu.

"senang berteman dengan kalian."

Menurut legenda. Sumur itu akan mengantar kita ke dunia seberang. Jika kita melihat sumur itu terbagi tiga konon katanya 'penunggu baik' yang ada disana akan berusaha menarik kita kedalam sumur itu dan mengeluarkan kita dari sana. Kalaupun kita tidak tertarik kita harus meloncat kedalam salah satunya atau kita tidak akan pernah bisa kembali.

Mantra bacaannya "satu sumur, satu sumur, satu pintu. Tiga sumur, tiga sumur, satu pintu." Yang berarti hanya satu orang yang bisa keluar dari sana meskipun sumurnya sudah menjadi tiga.

Kesamaan korban yang selamat: semua melihat sumur menjadi tiga, Sama sama meloncat kedalam salah satu sumur yang menarik mereka dan mengantungi, meskipun dengan jenis yang berbeda, jimat didalam pakaian mereka.

Semua orang menjauhi mereka karena mereka punya beberapa catatan tidak baik mengenai mereka:

Satu,

Roseanne nora: meninggal karena tertiban barang konstruksi saat pembangunan sekolah.

Dua,

Kiji tores: bunuh diri karena depresi setelah membunuh adik kandung tiga tahun di bawahnya, Maria Tores.

Tiga,

Long huei lu, secara ilmiah disebut skizofrenia.

Secara spiritual dipanggil psychic, indigo.

Berkerja bersama kakeknya sebagai mediator.

Legend: The Three WellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang