Ini kisahku. Aku Prilly Ayu Putri. Panggil saja Prilly. Jenis kelamin perempuan dan beragama islam. Nama ayahku Rizal Anugrah Putra, pria yang paling aku kagumi dan seorang pegawai bea cukai. Ayahku lahir di Desa Kendal Rejo, kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sama seperti tempat lahirku dan bundaku.
Aku akan memperkenalkan wanita berhati malaikat, dia Ully Tami Daniati. Aku tinggal di daerah Surabaya. Sewaktu bayi, aku dibesarkan di desa, sampai umurku menginjak 3 tahun. Tahun 2008 sewaktu aku duduk di bangku kelas 2 SMA, ayahku ditugaskan di daerah Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Namun pada 2009, aku dipindahkan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Aku pindah sekolah saat aku kelas 2 SMA semester 2. Kata orang-orang SMAku adalah SMA terbaik disana. Selain itu, suasana yang tercipta juga sangat menenangkan. Walaupun sudah banyak kendaraan yang berlalu lalang, namun tidak sepadat pulau jawa yang merupakan pulau terpadat di Indonesia.
Akan aku ceritakan betapa luar biasanya sekolahku dulu. Aku juga akan menceritakan seseorang yang teramat istimewa untukku bahkan hingga detik ini. Oh ya, sekarang aku sudah mempunyai suami dan kini tengah mengandung anakku yang sekarang menginjak usia 7 bulan. Sekarang hari minggu, namun suamiku sedang tidak ada dirumah karena ia sedang dinas diluar kota.
Inilah ceritaku. Cerita antara aku dan dia..
..
.
.
.
.
.
Pagi itu hari pertamaku sekolah, aku mangayuh sepedaku sekuat tenaga. Kira-kira kalau dihitung, kecepatanku mencapai 30km/h. Lumayan lah bagi pengendara sepeda sepertiku. Walaupun jam yang melingkar manis ditanganku masih menunjukkan pukul 6 pagi. Namun, aku tak mau hari pertamaku disekolah baruku ini ada yang cacat.
Samar-samar aku mendengar suara orang berlari. Aku rasa hanya 1 orang, karena tidak terlalu bising namun frekuensi suara yang dihasilkan mampu membuatku bingung. Kok bisa ada derap langkah kaki yang sekencang itu.
Aku berusaha tak peduli dan tetap melanjutkan mengayuh sepedaku. Ketika aku menoleh kearah kiri, aku melihat bangunan tempat tinggal penduduk yang terbuat dari kayu dan menyerupai panggung. Ya, itulah rumah daerah khas Pontianak. Lalu aku menoleh ke kanan dengan maksud melihat pemandangan yang ada. Namun,
"Hai!"
"WOAAHH!!"
BRAKK!!!
Aku terjengat kaget saat melihat seorang pemuda tepat berlari disebelah sepedaku yang membuat ku melepas peganganku dari stir sepedaku.
"Isshh, aww." Aku terbangun saat sepeda yang menimpa badanku diangkat oleh pemuda tadi.
"Kamu gak papa?" tanya Pemuda itu.
"Tidak, hanya sedikit lecet," ujarku sambil melihat lulut dan lenganku terluka ringan.
"Ayo naik," ucapnya sambil menaiki sepedaku.
"Hah?"
"Naik atau kita terlambat ke sekolah." Aku langsung melihat jam tanganku. Benar saja, sekarang sudah pukul 6.15 dan 15 menit lagi sekolahku masuk.
"Kamu jangan pegangan aku."
"Kenapa?" Aneh, biasanya cowok-cowok akan senang bila ada cewek yang berpegangan dan sedikit memeluk perutnya. Namun pemuda ini?
"Aku gak mau luka kamu bertambah banyak darahnya. Lebih baik kamu ikat lutut kamu pakai sapu tanganku dan lenganmu kamu tahan pakai tissue." Ia memberikan sapu tangannya kepadaku. Tanpa babibu, aku langsung melakukan ucapannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku dan Dia
Short StoryAku akan bercerita tentang seseorang ketika aku merantau ke Kalimantan Barat, tepatnya Pontianak. Seseorang yang memberitahuku betapa luar biasanya Indonesia dengan hanya menunjukkan hal kecil. Seseorang yang dengan kesederhanaan dan tingkah konyol...