Caca?

308 37 21
                                    

Your hand fits in mine like it's made just for me

But bear this in mind, it was meant to be

And I'm joining up the dots with the freckles on your cheeks

And it all makes sense to me

Setidaknya itulah penggalan lirik dari lagu yang sedang didengarkan Icad saat ini, siapa yang tahu kalau ternyata Icad juga suka dengan boyband bernama One Direction itu?

Icad duduk didepan motornya, sebenernya dia sedang menunggu seseorang. Ya siapa lagi jika bukan Farah? Gadis yang mungkin, adalah pacarnya.

Beberapa kali dia membuka lockscreen handphonenya, terlihat wajah kesal yang sangat jelas tercetak di wajah Icad. Beberapa kali dia menghembuskan nafasnya. Sambil sedikit mendecih pelan.

"Cad!!!" Terdengar teriakan seorang gadis dan sukses membuat kepala Icad melirik ke belakangnya. Dan benar saja, itu Farah. 

"Darimana aja sih? Lama amat." Okay, Farah sudah dijejali omelan Icad. Farah tidak menghiraukannya karena dia tahu kalau dia melawan sama saja dia cari mati. Icad memang suka debat. Dan tidak mau mengalah. Lebih baik Farah diam.

"Jadi gak?" Farah bertanya sambil memasang helmnya yang daritadi sudah Icad siapkan. Tanpa banyak bicara Farah langsung duduk dan Icad yang melajukan motornya. Membelah jalanan Jakarta yang cukup macet di siang ini.

Farah berniat mengantar Icad, jadi Ibu Icad berulang tahun hari ini. Meskipun Icad terlihat cuek tapi dia sangat menyayangi Ibunya, bahkan Ibu diatas segalanya. Karena takut salah membeli hadiah, Icad mengajak Farah pada saat itu.

Sampai di salah satu mall, Icad berjalan disamping Farah. Dan tak lupa Farah yang menggandengkan tangannya pada lengan Icad. Icad sih biasa aja.

"Mama kamu suka apa emang?"

"Kalau gue tau ngapain gue bawa lo kesini ya kan?"

Farah menemukan salah satu toko baju untuk seseorang yang kiranya seusia dengan Mama Icad. "Coba cari disini deh ya?" katanya sambil menarik lengan Icad. Yang ditarik hanya bisa pasrah karena dia takut salah pilih.

Farah pergi ke arah kanan sedangkan Icad ke arah kiri.

Tak lupa, Icad juga memilih beberapa baju yang sekiranya cocok untuk seseorang yang berusia 40 tahun. 


---


"Laper gak?" tanya Icad sesaat sesudah keluar dari toko baju itu. Setidaknya Farah harus diberi reward karena mau mengantar dia kesini. Sampai rela untuk bolos kuliah.

Farah mengangguk. 

Langsung saja Icad menarik lengan Farah dan memasuki restoran padang. Karena apa? Farah suka makanan padang. Dia pecinta rendang. #TeamRendang kalau kata Farah. Icad? Dia paling suka ayam pop. 

Icad dan Farah meletakkan beberapa belanjaan di meja tempat duduk mereka. "Lo diem aja Cad, biar gue yang pesen ya?"

Icad mengangguk.

Tangannya langsung meraih ponsel disaku celana dan mendapati 2 notification dari Galang. Icad mengerutkan keningnya.

Galang : Cad lo dimana?

Galang : Gue di PIM

Icad : Gue?

Icad : Di PIM juga

Icad : Lo ngapain disini?

Galang : Gue nemenin temen gue cari buku

Galang : Laper anjir gue

Icad : Sini aja ke Sari Ratu

Icad : Lantai 2

Galang : Ok!


---


"Ca, laper gak?" tanya Galang sambil membawakan satu kantong kresek putih milik Caca. Caca mengangguk, "Laper sih kak, tapi....ada tugas hehehe."

"Jadi gimana?"

"Kayaknya langsung pulang deh, kak. Gapapa ya?" ucap Caca sambil mengambil alih kantong kresek yang sedari tadi dibawa Galang. Caca sebenarnya mau sekedar menemani Galang makan tapi dia lupa kalau besok ada tugas dari Bu Yeni, dosen Pancasila.

"Mau dianterin gak?" 

Galang khawatir, soalnya Caca masih asing sama kota Jakarta. Tau kali Jakarta kayak apa, nyasar sedikit aja bisa bahaya. "Gapapa kak, Caca bisa sendiri kok." jawab Caca sambil sedikit ketawa karena sadar melihat perubahan wajah Galang.

"Kak, makasih banyak ya udah mau nemenin Caca hari ini." Galang senyum dan mengangguk pelan. Dan akhirnya, Caca pergi pulang dan Galang yang langsung menyusul Icad.


---


"Lang!" terdengar suara setengah teriaknya Icad. Galang berbalik ke arah kirinya dan mendapati Icad yang sedang makan berdua. Tentu saja dengan Farah.

"Halo, Rah." sapa Galang dan dibalas senyuman Farah.

"Hei, bro. Lo ngapain disini?" 

Galang tertawa, "Nemenin temen."

"Temen? Siapa?"

"Caca," jawab Galang dan berhasil bikin Icad mengerutkan keningnya. "Siapa tuh? Lo belum pernah cerita soal itu ama gue?"

"Ada deh, hahaha."

"Setan."

Galang menggelengkan kepalanya, "Rah, masa gue dikatain setan!" dan dibalas secarik senyuman dari Farah.

"Serius nih gue nanya." tanya Icad sekali lagi.

"Lo pasti gak kenal sih,  eh btw ini gue dibayarin nih?" ucapnya dengan nada penuh harapan. Soalnya dimeja ada tiga piring, ya buat siapalagi coba?

"Gratis asal lo cerita dulu." ceplos Icad dan bikin Farah sedikit melirik sinis kearah dia. "Kenapa sih Cad? Penasaran banget kayaknya."

"Tuh ceweknya ngambek ayoloh!" Galang mengompori.


---



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UntitledWhere stories live. Discover now