prolog

24 5 2
                                    

Aku,
Aliqa Shallom Makhayla. Menurut banyak orang namaku ribet, tapi ya sudah, aku tidak memaksa kalian menghafal namaku. Lagi pula aku dan namaku sama sekali tidak ada kompromi sebelumnya. Toh ini pemberian orang tuaku.

Hari ini, ku mulai menginjakan kakiku kembali di sekolah kesanyanganku. Ya salah satu SMAN di kota Bandung yang memperkenalkanku lebih dalam tentang cinta.

Di SMP-ku dulu, mungkin aku salah satunya murid yang belum pernah merasakan manis-pahitnya cinta. Tapi sekarang ku tau, dulu yang ku sepele-kan sekarang malah menjadi suatu hal yang berat. Ya, dia Al-Farel Bagaskara. Aku masih sangat ingat nama panjangnya. Kalau nama orang tuanya Pak Reyhan dan Bu Fanie. Tapi sering ku sebut mereka Om Rey dan Tante Fan agar terlihat akrab dan tidak canggung. Dia mempunyai seorang kaka perempuan, Aurel namanya, dia mahasiswi ITB, yang biasa ku panggil Teh Urel.

Sebernarnya Alfar --nama panggilanku padanya-- adalah teman masa SMP-ku, dan kami dipertemukan kembali saat dibangku kelas X, entah takdir entah kebetulan, kami pun sekelas. Setiap waktu demi waktu kita manfaatkan berdua tanpa hubungan status lebih dari sahabat,

Aku merasakan hal yang ganjal saat di dekatnya. Hari-hari ini begitu indah bersamanya. Ya aku mencintainya, kini aku tidak bisa lagi mendustakan diriku sendiri. Tetapi dari dulu aku tidak punya niat untuk mengutarakan perasaanku. Aku takut hal tersebut malah dapat merusak persahabatan kami, jadi aku hanya bisa diam.

Kini aku tidak butuh status untuk mempererat aku dengannya, toh bersahabat salah satu jalan terbaik untuk kami.

Tapi apakah dia menyadari bahwa ku cinta padanya? AHK. Di setiap kode perlahanku hanya di anggap candaan semata.

Hingga akhirnya pun, Alfar berpacaran dengan banyak perempuan di sekolah ini. Setiap hari dia selalu bercerita tentang pacarnya. Ya sakit memang, tapi yasudahlah aku tidak ingin berharap lebih padanya.

Ujian Kenaikan Kelas pun datang. Seperti biasa, karena aku dengannya mempunyai inisial nama 'a'. Otomatis kita pun duduk berdekatan. Di sekolahku, setiap ada ujian pasti bersebangku dengan kakel atau akel. Karena aku kelas 10, ya aku bersebangku sama kakel, dan dia cowo. Ya dia tampan. Lebih dari Alfar malah. Tetap saja ketampanannya tidak membuatku berpindah perasaan padanya. Lagi pula dia anak geng.

Pengumuman kelulusan pun tiba, membuat mading di kerumuni banyak orang. Termasuk aku dan Alfar,

'Udah udah, biar aku yang lawan semua orang ini. Kamu tunggu disini ya. Badan udah kecil, masuk ke situ bisa keinjek injek kamu hahaha.' ucap Alfar sambil tertawa.

Semua temanku sebenarnya merasa aneh dan menganggap bahwa kami pacaran. Karena gaya bahasa kami yang pakai aku-kamu. Sedangkan kebanyakan temanku lainnya,
aing-sia , urang-maneh , gue-lo.

Alfar pun kembali padaku dan memeluku erat. Membiarkanku merasakan pelukan hangatnya.

'KITA LULUS' katanya gembira. Membuatku membalas pelukannya...

-----------------------------------------------------------
jangan lupa vote:)
Vote back?
Krisar?
Ada yang ga ngerti?
comment=))
thx.
-

-dhyyvva-

The LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang