02

18 2 0
                                    

'sa..saya' sahutku sambil mengacungkan tangan.

'Oh kamu.' sahut guru itu.

**
Teett teett
Waktunya pulang

Yash bunyi bel tersebut menggema di seluruh kelas. Hari pertama ini begitu singkat. Hanya pemilihan wakil kelas, jadwal piket,dan jadwal pelajaran. Alif pun terlihat sudah siap untuk memimpin doa.

Setelah berdoa, warga kelas pun berbondong-bondong ke luar kelas.

'Eh-eh yang piket hari ini. Piket dulu!' perintah guru sambil meninggalkan kelas.

Ahk karena dia tidak memberi tahu namanya, jadi terlihat tidak enak dibaca ya? Menyebalkan. Apalagi hari ini aku piket, jadwal piket diatur sesuai absen. Dan aku absen 4.

'Piket piket cepetan!' sahut Alif.

'Yaudah sih b ajon--biasa aja--.' jawab Akbar, temanku.

'Eh btw, nama wali kelas tadi tuh siapa sih?' tanyaku sambil menyapu.

'Namanya Bu Ambar Pratiwi.' jawab Akbar.

'Lho? Lo tau? Ko tadi ga ngacung?' tanya Alif.

'Bah ogah banget.' sahut Akbar.

'Why?' tanyaku.

'Pikir sendiri. Udah ya gue udah piket. Duluan.' katan Akbar sambil menggiring tas keluar.

Sekarang hanya aku dan Alif.

'Eh Liq, rumah kamu dimana?' tanya Alif.

'Dimana we kepo haha.' candaku.

'Likey!' teriak Alfar dari luar kelas.

'Alfar! Kamu ga piket? Kamu kan inisial A otomatis piket hari ini dong?' tanyaku.

'Udah ko.' jawabnya.

'Piket apaan? Cepet amat. Pamohalan --cerita yang mengada-ada-- pisan.' sahut Alif tiba-tiba.

'Apa sih? Siapa lo?' risih Alfar.

'Oh iya kenalin far, ini Alif. Lif ini Alfar.' sahutku.

'Oh. Yu pulang Lik,' ajak Alfar.

'Hm.. Lif, aku duluan ya. Gapapa?' tanyaku.

'ye ge pe pe.' singkat Alif.

Aku dan Alfar pun berangsur meninggalkan Alif yang sendirian di kelas. Sebenarnya kasihan, tapi ya kalau memilih. Jelas aku pilih bersama Alfar haha.

'Lik, aku ga bawa motor. Jalan aja yu?' ajak Alfar saat kami di depan gerbang sekolah.

'Ya jauh atuh far.' rengekku.

'Biarin olahraga biar sehat. Dari pada olahraga malam.'

'Hah? Olahraga malam?'

'Udah ayo!'

Ya antara sekolah dengan komplek kami bisa di bilang lumayan jauh. Padahal kami bisa naik angkutan umum. Tapi ya sudah lah, kalau dengan dia pasti aku senang walau cape.

Sepanjang jalan pun kami bercerita banyak tentang kelas baru masing-masing.

'Kamu wali kelas siapa?' tanyaku pada Alfar.

'Pak Agus dong.' jawabnya santai.

'Ih kamu mah enak!'

'Kamu siapa emang?'

'Bu Ambar. Dia ga mau ngenalin nama dia. Kita harus cari sendiri.'

'Oh Bu Ambar Pratiwi bukan?'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The LeaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang