Semut dan Pertemuan(?)

94 2 3
                                    

Aku memang bukan sang mentari yang bisa memancarkan sinarnya diantara awan, aku juga bukanlah bulan yang bisa menerangi gelapnya langit malam tanpa cahaya bintang, tapi aku tetaplah seorang wanita yang ingin mencintai dan dicintai seperti yang lainnya. Walaupun hidupku terasa bahagia dan sempurna, tapi sebenarnya didalam hatiku kosong dan hampa. Tak ada rasa cinta dan kasih sayang. Kadang aku berpikir, jika seekor semut saja bisa mencintai, mengapa aku tidak bisa? Padahal aku ingin sekali belajar mencintai, aku ingin merasakan cinta, aku ingin mencarinya.

"Paris, kau tak perlu menjadi seekor semut untuk mencintai. Cinta tak perlu dipelajari, dicari atau dinanti karena pada waktu yang tepat, cinta akan menemukanmu." ujar ibuku sambil menyisir rambutku yang kusut.

"tapi bu, usiaku 15 tahun. Teman-temanku bilang aku nggak akan normal kalau belum jatuh cinta." aku berkata pada beliau dengan kesungguhan hati.

"kamu jangan takut pada ucapan teman-temanmu, mereka hanya menggodamu saja. Ibu yakin, anak ibu yang cantik ini akan jatuh cinta pada lelaki yang tepat di waktu yang tepat."

"tapi bu, waktu yang tepat itu kapan?"

"hmmm... kapan ya?"

"ih, ibu... yang bener dong!"

"ibu juga tidak tau pasti kapan waktu yang tepat itu datang, nak. Tapi, nenekmu pernah bilang, cinta pada waktu yang tepat itu adalah ketika seekor semut ini telah mengetahui bagaimana caranya mencintai tanah tempat ia dilahirkan serta bagaimana caranya berjuang untuk melindungi kelompoknya."

"ibu, aku nggak ngerti." Ibu hanya tersenyum melihat aku yang kebingungan.

"nanti juga Paris akan mengerti apa yang ibu maksud tadi. Anak ibu kan pinter."

"ih, ibu.... Aku jadi tambah sayang sama ibu."

Aku memeluk erat tubuh ibuku, lebih lama dan lebih dalam. Aku sangat menyayangi malaikat tanpa sayapku ini. Ia adalah wanita idamanku untuk kucontoh sebagai sosok wanita sejati yang kusebut sebagai ibu.

Membaca novel-novel yang bertemakan cinta membuatku mengerti cinta memang sederhana. Cinta ada disetiap insan, dan siapapun bisa merasakannya, termasuk aku. Tapi ah, tau apa aku soal cinta? Merasakannya pun belum, apalagi mengartikannya? Yang aku tau, cinta hanyalah sebuah perasaan yang tak bisa kau lukiskan dengan kata-kata, namun dengan kemasan yang berbeda-beda, Tuhan akan memberikanmu sebuah cerita menarik bersama alur yang misterius. Cinta adalah perasaan yang lebih dari sekedar kata menyayangi, dan menyukai. Cinta adalah saat kau rela melakukan apapun untuknya atas dasar ketulusan yang tak beralasan. Cinta adalah hal yang tak perlu dicari dan tak perlu dinanti, karena ia akan datang tanpa kata terlambat. Cinta adalah satu kata, banyak cerita, seribu makna.

Aku rasa aku telah jatuh cinta. Semenjak dia datang dan menyatakan cinta, dunia ini terasa sangat berbeda. Awalnya aku merasa biasa saja, tak ada dentuman kecil seperti sekarang. Ketika aku melihat jauh kedalam pelupuk matanya yang indah, ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dihati ini, perasaan itu bercampur antara senang, nyaman, bahagia dan haru. Teman-temanku bilang, aku dan dia sangat mirip. Bahkan seperti saudara kembar. Ibu, apakah ini berarti waktu yang tepat untuk mencintai dan dicintai? Apakah ini artinya sang semut ini telah berhasil mencintai tanahnya dan berjuang untuk melindungi koloninya? Ibu, ternyata cinta datang lebih cepat dari yang aku bayangkan.

"Ris, ke kantin yuk!" ah, sosok itu. Orang yang sedari tadi kurindukan, Hani. Dia adalah sahabatku sejak SD sampai sekarang. Dia yang waktu itu mengejekku tentang seseorang yang tidak akan normal jika ia belum jatuh cinta pada usia yang ke 15. Tapi, aku membantahnya sekarang. Usiaku 17 tahun dan aku jatuh cinta.

"heh, jangan bengong! ayo!" Hani menarik tanganku lalu kami berlari saling mengejar sepanjang jalan menuju ke kantin. Tapi tiba-tiba Hani berhenti pada kelas bertuliskan 12 ipa 5 didepannya. Itu adalah kelas dimana orang yang kucintai belajar dan berkomunikasi bersama teman-temannya.

Kisah Cinta Sang SemutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang