Prolog

205 57 32
                                    

Kilatan cahaya dari kamera itu sudah menjadi santapan setiap hari ku. Hari demi hari aku lalui dengan belajar dan bergaya di depan kamera. Entah ini potretan ke berapa, lagi pula aku tak peduli.

Kenalkan, nama ku Adeline Natallya, biasa di panggil Delin. Cita-cita ku menjadi model terkenal dan itu telah tercapai padahal aku tau, aku tak perlu bersusah payah berkerja di usia yang masih muda karna orang tua ku salah satu orang kaya di negara ini. Tapi entahlah... lagi pula aku menyukai karirku yang sekarang ini.

Aku memulai karirku dari usia ku 6tahun, di mulai dari pelombaan hingga audisi aku lalui dan pada umur 10 tahun sudah banyak majalah yang memintaku menjadi modelnya.

Jika kalian berfikir jadi model itu enak, selalu di senangi banyak orang dan terkenal, tapi menurutku tidak juga. Karna tak jarang orang yang dengki karena iri oleh kecantikanku, bukannya aku sombong tapi itu kenyataannya.

Aku pindahan dari New York, papa menyuruhku pulang ke jakarta. Semua perjanjian antara diri ku dan para majalah yang telah memintaku menjadi modelnya ku putuskan alhasil aku harus mengganti rugi yang cukup lumayan besar.

*cekrek-cekrek*
"Ya.. begitu. Tahan, tahan!" Intruksi dari sang photografer terkenal. Devan Peyton photografer sekaligus producer Muda, berbakat, tampan dan mapan, siapa perempuan yang tidak klepek-klepek ngeliatnya.

"Okee, kita lanjut besok" katanya.

Marry-managerku berjalan ke arahku. Marry lelaki yang bisa terbilang 'lembek' ,Setengah cewek setengah cowo, terkadang dia bisa nangis tersedu-sedu karena pacarnya yang mengkhianatinya tapi tak jarang pula dia mengeluarkan suara lakinya.

"Del?" Ucapnya sambil memegangku agar aku tak terselimpet oleh gaun yang ku kenakan.

"Paan?"

"Devan ganteng ya? Lo gak mau jadi pacar dia apa?"

"Engga" jawabku singkat

Spontan dia mengalihkan pandangannya ke arahku "serius lo gak mau?" Aku hanya menganggukan kepalaku yang berarti 'iya'

"Dia kan suka sama lo, sayang lho berlian di buang begitu aja" ucapnya seperti seles yang sedang menawarkan barang-barang ke para pembeli, tentunya dengan gaya khasnya.

"Gue belum bisa move on dari Jack, ry" ucapku lesuh sambil menjatuhkan pantatku di sofa empuk.

"Yaelah... Jack lagi Jack lagi. Gak usah pikirin dia napa? Lu tuh udah di khianatin sama dia"

"Tapi gue belum bisa lupain dia, ry. Kenangan yang kita buat bersama itu susah buat di lupain" kini air mata ku mulai turun membasahi pipi ku. Entah sampai kapan aku harus hidup di bayang bayang ini.

✨✨✨✨

Vote&comment(!)

Queen Deline [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang