Rasa itu muncul saat dilihatnya lelaki yang ia sayangi sedang bermesraan dengan teman seAgencynya. Menurutnya rasa sakit yang ia alami kini sangat teramat.
Jack, kekasihnya-ralat-mantan kekasihnya itu telah mengkhianatinya dengan selingkuh dengan temannya sendiri. 3 tahun, selama itu ia dan Jack menjalin kasih dan di akhiri oleh Jack dengan alasan bosan. Alasan yang sangat simple namun mampu membuat dirinya jatuh kedalam jurang yang paling terdalam.
Bukannya ia alay atau tidak ada lagi lelaki yang ingin menjadi kekasihnya. Walaupun banyak lelaki yang tertarik padanya dan mengajaknya menjalin hubungan serius dengan janji tidak akan menyakitinya tapi tetap saja, gadis itu rapuh dan tak mau mengulangi kesalahannya untuk kedua kalinya. Cukup Jack yang membuatnya terpuruk.
"Haii del.... sini gabung" ajak Nayla. Delin menatap nanar mereka berdua-jack dan Nayla, perempuan ini bodoh atau memang ingin menyakitinya? Sudah jelas Jack itu pacar abadi Delin dan hubungannya kandas karena dirinya, dan sekarang dia mengajaknya makan bersama dengennya? Cih! Tak sudi aku.
Delin menggeleng sembari memasang senyum terpaksanya "engga deh, abis ini masih ada pemotretan lagi" alibi-ku
"Sibuk banget sih sama kerjaannya, udah jarang lho kita makan bareng" Nayla mendelik sebal terhadap temannya.
"Hehehe... kapan-kapan kali ya" pas lo udah putus sama Jack- lanjut batinku
"Yaudah, jaga kesehatan lo, Del" Katanya sebelum aku meninggalkan mereka berdua.
Tak terasa butiran kristal itu lolos dari pelupuk matanya dengan segera ia menghapusnya.
'Gak semudah itu lelaki bisa bikin gue terpuruk kayak gini, gue pasti bisa balik seperti Delin yang dulu. Ya gue bisa!'
Tekadnya sudah bulat, ia akan membuka pintu hatinya kembali untuk lelaki yang layak ia dapatkan.
***
"BANGUN WOI!... BANGUN!!...." Ucap lelaki yang sudah siap dengan setelan kemejanya. Rambut yang diberi sedikit gel membuat dirinya terlihat lebih cool.
Michael Nathanael, yang sering di panggil 'bang ikel' oleh adiknya berkacak pinggang. Entah Delin tidur atau mati, ia pun tak tau.
Yang jelas gadis ini membuatnya kesal setengah mati. "BANGUN!!... ATAU GUE KASIH TAU KE MAMA DA-" ucapnya terpotong karena seketika adiknya-Delin terduduk dan melotot ke abangnya.
Michael terkekeh, masih sama seperti adiknya yang dulu. Tetap takut ancaman Michael. Berbeda dengan Michael yang masih terkikik geli, Delin malah memanyunkan bibirnya.
"Ini gak adil!" Teriak Delin
"Gak adil gimana? Sekarang mandi gih, atau mau abang tinggalin" tuh kan, ngancem mulu, minta di bacok!-batin Delin
"Ishh... abang...."
"Apa Queen Deline?"
"Tai ah, bodoamat Delin marah ke abang" ucap delin seraya meninggalkan kasur dan masuk ke kamar mandi
"Tau sayang, bukan tai!!" Michael lagi lagi terkekeh melihat tingkah adiknya.
Adiknya yang cantik, manja, cerewet masih sama dengan Delin yang sekarang, hanya saja senyumnya yang kini jarang ia tunjukan pada orang-orang semenjak ia putus dengan kekasihnya-mantan kekasihnya
Ya! Dia selalu menguntit Delin. Dia tau semuanya dan ia berjanji akan membawa senyuman itu kembali.
***
"Belajar yang bener, jangan cari cogan mulu" kata Michael seraya mencium kening Delin.
"Ishh bang ikel so' gaul" Delin segera menutup pintu mobil sebelum ia harus mendengar ejekan abangnya.
Delin tau ejekan itu bukan semata meremehkan tetapi ada kata-kata sayang yang tersirat. Abangnya yang selalu jahil padanya akan berubah jadi hulk yang menyeramkan jika berhubungan dengan perasaan Delin, seperti sekarang.
Saat Michael tau adiknya sedang galau karena putus dengan alasan yang tidak jelas, ia pun mendatangi Jack dan langsung menonjoknya tanpa ba-bi-bu lagi
Ia mendapatkan informasi itu dari Marry dan langsung datang untuk melerai mereka berdua. Delin sayang pada abangnya, sangat sayang walaupun ia sering berantam karena hal sepele tapi tetap saja tidak ada abang sebaik Michael bagi Delin.
"Woooii!..." Delin tersadar dan membalikan badannya. Dan terlihatlah lelaki tampan berkulit putih dan sepertinya keturunan Jerman sedang memandangnya.
Dion De Miquel. Teman sekelasnya sekaligus sahabat dari sang raja rusuh, Alvaro Nedrian.
"Lo? Bikin kaget gue aja lo... " kata ku sebelum lanjut berjalan. Dion menyajarkan tubuhnya dengan Delin dan menatapnya lekat.
Cantik, model, ramah, baik, bola matanya berwarna coklat dan rambut coklat yang senada dengan warna matanya. Pantas saja ia bisa jatuh hati pada Delin sejak awal, toh Delin punya segalanya.
"Ngapa lo liat gue kaya gitu?" Ujar Delin membuyarkan kegiatan Dion yang sedang menatap bidadari di sampingnya ini
"E-ehh... engga, tadi lo di antar sama siapa?" Mampus! Ngapain lo nanya kaya gitu Dion?! Yang ada Delin nyangkanya lo itu the king of kepo! Ahh dasar goblok-batin Dion.
"kepo banget" jawab Delin, singkat jelas padat.
Jleb! Tenggelam aja lo yon ke dasar laut, mati sekalian. Mau di taruh dimana muka gue?!!
"E-ee-... a-anu, i-tu..." nih juga kenapa lidah gue susah banget si di ajak kompromi?! Ahh tolol!-batin Dion
"Lo ngapa si? anu anu mulu, gagu mendadak lo?" Delin menghentikan langkahnya otomatis Dion pun menghentikan langkahnya. Ia menatap gadis di depannya, ahhh gilak! Nih cewek efeknya dasyat banget ke gue!
Tiba-tiba Dion menggelengkn kepalanya membuat Delin semakin bingung. "Lo gila?"
"Eh-eh... eng-engga lah. Gue lagi ngeliat bidadari, cantik banget sampai gue terhipnotis ngeliatnya" dan pada akhirnya Dion mengaku, ia menunduk seraya mengulum senyum di bibirnya.
"Siapa bidadarinya? Emang sekolah kita ada kerajaan gitu?" Delin menengokan wajahnya mencari yang dibilang Dion tadi.
"Lo ngapain?" Dan sekarang bergantian, Dion yang merasa bingung dengan kelakuan Delin yang sedari tadi menengok ke kanan dan kiri.
"Katanya ada bidadari, gimana sih gak konsisten banget. Mana bidadarinya?! Kok ga ada?! Lo bohong ya sama gue?" Sedetik kemudian ketawa Dion pecah , ia tak habis pikir gadis secantik Delin bisa o'on juga
"Ishh lo kok ketawa?! Berenti ga?! Malu tau diliatin?!" Delin segera melanjutkan jalannya meninggalkan Dion yang sibuk memegangi perutnya.
Ia malu sekarang, bagaimana bisa the most wanted kita mempunyai suara ketawa yang bisa membuat seorang bayi sawan? dan parahnya Dion mentertawainya, semua murid di koridor memandang mereka berdua. Dion sudah kembali di samping Delin namun senyumnya belum juga pudar menghiasi bibirnya
"Lo mau tau gak siapa bidadarinya?" Tawar Dion. Mungkin ini saatnya bagi Dion untuk mengenal Delin lebih dalam dan semoga saja Delin peka terhadap kodenya.
Delin masih diam. Ia benci Dion. Dion membuatnya terus di pandangi murid-murid Nusa Bangsa.
"Bidadarinya itu... Lo" ujar Dion. Jantung Dion berpacu lebih cepat, takut jika ia langsung di gampar oleh Delin dan berteriak dengan kata-kata menyakitkan. Tapi instingnya salah, Delin bukanlah gadis sadis yang seenak jidat menganiaya orang. Haha~
"O aza ya kan" setelah mengucapkan empat kata itu, Delin langsung kabur malu ditatap dengan orang-orang yang menurutnya tambah banyak. Apalagi fansnya Dion yang secara terang-terangan memandangnya tak suka, ia risih akan itu.
Dilain sisi Dion tersenyum, ia yakin Delin pasti mendengarnya dan kabur karena malu dilihatnya. Hatinya berbunga walaupun ia belum tau jika Delin suka juga atau tidak padanya.
_________________________________________
Haii... lama bgt ya post nya? Maaf ya, kmrn msh bingung sama cerita aku, soalnya setiap part gak berurutan.
Jadi buat kalian yg baca cerita aku, jgn lupa baca part sesuai urutan.
Jgn lupa vote, kritik dan saran yaa😘✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Deline [ON HOLD]
Novela JuvenilMurid baru yang bisa membuat kedua hati sahabat itu terobrak-abrik. Entah ilmu sihir apa yang ia pakai, sampai-sampai kedua sahabat itu menyukainya. Dion De Miquel, salah satu lelaki yang menyukainya. Secara terang-terangan ia mengucapkan kalimat i...