Part 1- Sial

345 22 45
                                    

Pukul tujuh lewat lima belas menit keluarga Lee tengah dinner bersama. Tetapi salah satu anggota keluarganya tidak berselera makan sedikitpun.

'Yya! Kau kenapa? Tidak berselera makan seperti itu.' bisik Woozi menyenggol lengan Namri.
"Kau bisa diam tidak!" Bentak Namri.

Namri itu memang paling menyebalkan ketika dia badmood. Apalagi adiknya Lee Woozi yang sangat jahil kepadanya. Mereka hanya berbeda tiga tahun. Kini Namri berumur 21 tahun, sedangkan Woozi 18 tahun.

"Bisakah kalian tidak berisik ketika makan?" Eomma mulai bicara.
"Aku punya banyak masalah di tempat kerjaku Eomma. Sampai aku hampir dipecat."
"Mwo?!" Mereka-Eomma, Appa, Woozi terkejut mendengar perkataan Namri.

-------

Setelah lulus SMA, aku melanjutkan kuliah sambil kerja. Keluargaku bisa dibilang cukup kaya, hasil kerja ayahku sebagai pemimpin perusahaan di Seoul sukses.

Entah mengapa aku lebih memilih hidup mandiri dengan membiayai kuliah dengan uang hasil kerja kerasku sendiri.

"Omo! Kenapa wajahmu sangat pucat sekali. Kau sakit?" Ucap Yeonsa sambil menaruh punggung tanggannya di keningku.
"Eum.. aku hanya kurang makan, sudahlah aku tidak apa-apa"

Bae Yeonsa adalah sahabat terbaikku. Kami sudah saling mengenal di SMA, dia cantik, mudah bergaul, ramah, baik, dan bisa dibilang terkenal sekampus. Tetapi aku sebaliknya, itulah yang menyebabkan aku hanya memiliki satu teman- ani maksudku sahabat.

"Kita sudah ada dikantin, mau kubelikan sesuatu? Tenang saja akan ku traktir" ucap Yeonsa.
" Assa! Kalau begitu aku pesan satu jjajjangmyeon, tteokbokki, dan satu lemon jus."
"Aigoo.. dasar rakus. Baiklah Princess Namri"

Yeonsa langsung bergegas pergi untuk memesan makanan. Aku mengendarkan pandanganku ke seluruh kantin, karena bosan aku memasang earphone dan menyetel lagu bergenre HipHop.

Aku melihat jam tangan berwarna cream melekat di pergelangan tanganku, sekarang pukul dua siang, dan jam tiga nanti aku harus bekerja di restoran.

" Yya! Kau tidak tahu apa sedari tadi aku memanggilmu. Huh! Betapa beruntungnya kau memiliki sahabat sebaik dan secantik diriku ini" Yeonsa memuji dirinya sendiri setelah dia memarahiku.
"Terserah kau sajalah. Mari makan! Aku sungguh lapar" ucapku memasang muka memelas.

Jarum jam sudah menunjukkan jam tiga. Aku buru-buru menghabiskan makananku sampai pada akhirnya aku pun tersedak.

"Tenanglah, tidak usah sampai begitu" Yeonsa mengambil minuman untukku.
"Maaf Yeonsa-ya aku harus bekerja. Lagipula kuliahku sudah selesai. Kau tidak apa-apa kan kutinggal sendiri?"
"Oh baiklah. Hati-hati di jalan ya"
Yeonsa melambaikan tangannya, sementara aku harus berlari ke restoran yang lumayan dekat dari kampus. Ini sungguh memalukan, ketika rok pendekku terkibas oleh angin. Namun segera kututup pakai jaket yang kubawa. Beruntungnya, karena jalanan sedang sepi sore ini.

Di dalam restoran sudah banyak pelanggan yang mengatri dan banyak pula yang mengeluh karena pelayanan disini kurang memuaskan.

Dengan tidak rela, aku harus berlari kecil masuk ke tempat para karyawan. Aku sangat terkejut melihat Pak manager-Min Jungyu tengah melipat tangan di depan dadanya.

"Mi-mianhae Pak, sa-saya-"
"Nanti kita bicarakan lagi, sekarang kamu ganti pakaian dan layani pelanggan yang sudah kelaparan di luar sana." Manager Min langsung pergi dan menghampiri banyak orang.

"Selamat datang di restoran Cypther. Ada yang bisa saya bantu?" Ucapku ramah.
"Saya ingin makan apa yang sering dipesan banyak orang" Dia seorang pria umurnya berkisar 30 tahun, tapi style nya seperti anak muda.
"Baiklah. Mohon tunggu sebentar ya Pak"

-------
Rasanya aku ingin mati, kenapa badanku sangat mati rasa.
Besok hari libur, aku akan memuaskan diriku untuk tidur sepuasnya.

Tok tok tok.

"Noona, apa aku boleh masuk?" Tanya Woozi di depan pintu kamarku.
"Masuklah, tidak dikunci."

Suara pintu terbuka sangat mengusik ketenanganku. Tiba-tiba ada yang naik di punggungku dan itu sungguh berat. Aku tengah tengkurap di kasur dan Woozi dengan seenaknya duduk sembarangan di punggungku. Aishh anak ini benar-benar menyebalkan.

"Yya! Mwoaneun goya!" Aku begerak-gerak seperti cacing kepanasan. (apa yang kamu lakukan)
"Aku sungguh mati kebosanan di rumah ini, appa dan eomma tidak ada dirumah." Kurasa jahilnya Woozi mulai kambuh dan itu membuatku semakin pening dibuatnya.

"Bagaimana kalau kita bermain ps! Woozi sangat bersemangat.
"Yya ya! Terlebih dahulu turunlah kau dari atas punggungku!"
"Namri Noona-ya tidakkah kau pernah berpikir mau menciumku?" Woozi menyeringai.
"Otakmu geser atau kau sudah gila? Huh?" Refleks aku langsung duduk.

"Mau kupukul disini atau disini?" Ucapku sambil menunjuk pipi dan perutnya.
"Haha.. Aku maunya disini"

Cup

Sialan. Dia mencium pipiku. Aku melotot kearahnya dan dia hanya terkekeh dan berlari ke kamarnya.

"LEE WOOZI MATI SAJA KAU!"

TBC..

-------

Hai semuaa~ ini cerita pertama aku. Semoga kalian suka yaa.

Maap kalo banyak kesalahan, baru pemula nih hehe.
Keep voments yaa guys

-Revias

My Amazing Boyfriend-KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang