Part 6- Kasihan

76 14 25
                                    

Angin begitu kuat menerpa kota Seoul. Awan mulai menggelap, menandakan bahwa hujan akan segera datang. Orang sekitar sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Aku menaikkan resleting jaket keatas dan memasukkan kedua  tanganku ke kantong. Berjalan di atas zebra cross dengan santai.

Hari ini aku sungguh ingin melakukan kegiatan yang menyenangkan, tetapi tidak ada yang bisa kulakukan selain kuliah dan bekerja.

Tibalah aku di depan restoran Cypter, lonceng pun berdering saat pintu terbuka. Aku disapa dengan teman kerjaku Im Mijoo. Dia lebih tua dua tahun diatasku.

"Oh Namri-ya untunglah kau datang saat ini. Cepatlah ganti baju, lalu bantulah aku merapikan kekacauan ini."

Aku melihat ke bawah kakinya dan ternyata lantai sangat kotor sekali. Banyak permen karet yang menempel. Aku menunjukkan cengiran dan berlari ke pintu yang bertuliskan 'ruangan khusus karyawan'

Setelah selesai mengganti baju, aku membantu Mijoo eonni membersihkan lantai. Punggungku rasanya mau patah berlama-lama berjongkok terus.

"Huahh eonni, kapan ini akan selesai? Dan sejak kapan ada permen karet sebanyak ini menempel di lantai?" Aku mendengus kesal.

"Yya! Bekerjalah dengan benar jika kau tidak mau dipecat."

"—Kurasa ini ulah seseorang yang tidak sengaja menginjak permen karet lalu masuk ke restoran ini dan berjalan kemana-mana, sehingga permen karetnya menyebar ke seluruh lantai ini." Tambah Mijoo eonni.

Aku menganggukkan kepala, dan malanjutkan pekerjaan baruku itu —membersihkan lantai dari permen karet—

———————

Oh tidak. Malam ini ternyata hujan, bagaimana aku bisa pulang jika begini? Masa' berlari menerobos hujan? Cih. Itu pekerjaan yang sia-sia, hasilnya akan sama yaitu badan yang basah .

"Aishh aku lupa membawa payung lagi. Kutunggu saja deh sampai sedikit reda," ucapku pada diri sendiri sambil menghentak-hentakkan kaki.

Kulihat Mijoo eonni menghampiriku, di lengan kanannya sudah ada payung yang mengait indah, "kau tidak pulang? Apa kau tidak membawa payung?," aku menggangguk dan mempoutkan bibirku agar Mijoo eonni memberikan payungnya kepadaku.

"Ck. Hentikan acting bodohmu itu. Aku orangnya cukup peka. Baiklah aku akan meminjamkan payungku, aku akan mengambil payung lain di dalam," Mijoo eonni menyodorkan payungnya ke arahku.

Ternyata dia bisa membaca pikiranku. Haha, beruntung sekali diriku ini. "Terima kasih Mijoo eonni, kau memang yang paling baik," aku menunjukkan senyum manisku.

"Sudahlah lebih baik kau cepat pulang, ini sudah hampir tengah malam untuk anak kecil sepertimu," Mijoo eonni mengetuk kepalaku dengan telunjuknya.

"Siap eomma," aku mengangkat tangan kananku ke kepala seolah-olah memberi hormat kepadanya.

"Hahaha kau lucu sekali."

———————

Hujan semakin deras, jalanan tampak sepi. Ya memang seharusnya begitu apalagi sekarang sudah jam sebelas malam. Angin pun juga tak kalah kuatnya menerpa badanku.

Sial. Payungku malah terbalik keatas. Aku panik bukan main.

"Oh! Bagaimana ini? Payung tolong bantulah kali ini saja, bekerja samalah denganku," aku terus mencoba memperbaiki payungnya di bawah hujan yang terus mengguyurku.

Sia-sia berbicara dengan benda mati. Ku lempar saja payungnya ke belakang dan berlari sambil menaruh tas selempangku di atas kepala. Untung saja di depanku ada halte, jadi aku berlari ke halte itu.

Kalian tau kan kalo aku sangat amat menyebalkan kalo badmood.

"Sial sial sial, habis sudah bajuku basah semua, ini semua gara-gara payung sialan itu," aku menendang kerikil ke sembarang tempat.

Tuk.

"Aw! Sakit," aku menoleh ke sumber suara. Bukankah halte ini hanya ada aku seorang? Ahh eomma aku takut jika itu hantu, gumamku dalam hati.

"Si-siapa disana?" Aku sungguh ketakutan, aku memang tidak berani hal-hal yang berbau mistis atau apapun itu. Aku ini memang penakut akan hantu.

Refleks tanganku sudah terkepal di depan dada yang siap-siap jika hantu itu menyerang dan menakutiku. Ya walaupun itu hal yang tidak masuk akal 'memukul hantu' tapi bisa saja ada orang yang iseng menjahiliku.

Jika itu orang iseng, akan ku tendang selangkangannya dan berteriak sekeras mungkin.

Seseorang muncul dari belakang tempat duduk dan mengaduh kesakitan di bagian kepalanya.

Syukurlah dia manusia bukan hantu, tapi orang ini sungguh berantakan, kurasa dia tidak mandi berhari-hari dan bisa dibilang kalau dia pengemis jalanan?

"Kau siapa?" Aku mulai bertanya, dia menggaruk tengkuknya.

Laki-laki itu menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya, aku mengangguk. "Aku? Aku lapar."

Apakah dia orang gila? Aku bertanya apa, dia jawab apa. Aku hanya tersenyum masam kepadanya.

"Kau tinggal dimana?"tanyaku.

"Aku tidak punya tempat tinggal," Oh lihatlah mukanya yang dibuat menyedihkan mungkin.

"Lalu apa yang kau lakukan disini?" Aku jadi tertarik bertanya banyak hal tentang laki-laki itu.

"Aku lapar~"

BRUK

Ya Tuhan! Bisa-bisanya dia pingsan dengan keadaan seperti ini. Aku langsung menghampirinya, berjongkok di sampingnya dan menggoyang-goyangkan badannya.
"Bagaimana ini? Tidak ada taxi yang lewat. Bagaimana aku pulang dan laki-laki ini?" Aku menunjuk kearahnya.

"Aku mungkin berhalusinasi, hei bangunlah Namri. Namri-ya kau gila, gila. Kau hanya bermimpi," aku mencoba menampar pipiku dengan kencang.

"Aw. Ternyata ini nyata," aku hanya diam memegang pipiku yang kutampar sendiri sambil menatap nanar laki-laki itu.

Aku melihat cahaya yang lewat di mataku. Ternyata ada taxi.

"Ahjussi! Yya! Ahjussi tunggu!," bahkan aku ditinggal oleh taxi itu.

Hujan mulai mereda dan jauh diujung jalan sana aku bisa melihat cahaya lampu. Nah itu dia yang kutunggu-tunggu.

"Berhenti taxi," aku mengetuk pintu taxi tersebut. "Ahjussi maaf bisakah kau membantu aku mengangkat makhluk—maksudku orang yang pingsan itu?"

"Baiklah."

"Terima kasih Ahjussi."

Bagaimana nanti keadaan di rumah jika aku membawa laki-laki dengan keadaan yang tidak elit.

Laki-laki ini tengah pingsan atau tidur sih? Dengan seenak jidatnya dia tidur dengan pahaku yang dijadikan bantalnya, bergerak mencari posisi yang nyaman untuknya.

Ya Tuhan semoga keadaan nanti akan baik-baik saja. Semoga.

TBC..

———————

Kuhadirkan gembel disini wkwk.

Kuharap kalian suka:v, kira" siapa hayoo..

Follow yuk ah
Instagram.com/reviauliaa
Twitter.com/Reviauliaa

Sekali" ku promo, yegak?
Tenang tar di follback.
Baek kan?

Keep voments yaa..
-Revias

My Amazing Boyfriend-KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang