Part 7- Heboh

73 13 0
                                    

Aku menutup telinga sekuat mungkin, tidak menghiraukan ocehan keluargaku. Ternyata mereka semua belum tidur, dengan alasan menungguku pulang. Aku jadi ingin menangis melihatnya. Bolehkah aku menangis? Bolehkah?

Tapi semua itu kuurungkan karena mereka terus mengintrogasiku tentang laki-laki yang kubawa tadi yang sekarang sudah berada di kamar Woozi.

Aku seperti buronan yang baru saja ditangkap. Duduk di sofa sendiri, sedangkan mereka—Eomma, Appa, Woozi berdiri di hadapanku dengan tatapan mematikan.

"Bagaimana bisa kau membawa laki-laki ke rumah?" Eomma membuka suara terlebih dahulu.

"Aku menemukannya di pinggir jalan, dia seperti anak anjing yang kehilangan induknya."

"Lalu apa kau mengenalnya?" kali ini appa tak kalah penasarannya.

"Baru kali ini aku bertemu dengannya, aku sempat bertanya namanya tapi dia malah berkata bahwa dia lapar."

Oh ayolah ini sudah dini hari, aku sungguh mengantuk.

Sesekali aku menguap dan mengucek mataku perlahan. Bagaimana caranya aku harus tetap terbangun jika tak mau terkena masalah lagi.

"Bagaimana kalau dia orang gila yang ingin menculikku?" Woozi telah membuka vokalnya yang sedari tadi belum diucapkan.

Satu jitakan melayang mulus di dahi Woozi, itu membuatku terkekeh.

"Eomma, apa aku berkata salah?" Hahaha. Ternyata yang menjitak itu eomma.

"Tidak ada orang gila yang mau menculikmu, dia pasti bakal memikirkan hal ini berulang kali."

"Kau yang sudah gila Woozi-ya hahaha.." aku cukup dibuat tertawa akan perkataan eomma.

"Yya! Berhentilah tertawa!"

———————

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela, berhasil membuatku merasa tidak nyaman karena silau. Aku lupa tadi mala—ani dini hari tadi untuk menutup gordennya.

Aku masih ingin tidur tapi entah mengapa aku terus menggosok hidungku yang terasa gatal.

Hatchi!

Ohh ternyata flu datang menjemputku. Mungkin ini gara-gara kejadian hujan-hujanan sialan itu.

Dengan terpaksa, aku duduk di pinggir ranjang dan berjalan ke arah meja rias.

Mata sembab, hidung merah, rambut berantakan. Lengkaplah penampilanku pagi ini.

Setelah selesai membersihkan diri, aku keluar kamar dan berjalan ke kamar Woozi yang di dalamnya ada dua penghuni yang sama anehnya.

Tok tok tok

Muncullah seorang yang sudah mandi dan hanya menggunakan handuk di bagian bawahnya. Aku terbelalak melihatnya dari atas sampai bawah.

"Yya! Apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa kau tidak memakai pakaian?"

Apa ini? Kenapa wajahku terasa panas?

"Aku baru saja selesai mandi, ahh aku lapar."

"Selesaikan dulu pakaianmu, setelah itu turun dan makanlah," aku sungguh tidak habis pikir dengan laki-laki ini.

"Lalu kenapa kau kesini?" pertanyaan itu membuatku spechless. Aku berbalik ke arahnya.

"I-itu aku ingin melihat Wo-woozi. Woozi-ya kau ada di dalam kan?! Aku ingin berkata sesuatu!" ucapku sambil berteriak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Amazing Boyfriend-KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang