Prolog

10.5K 366 4
                                    

Kobaran api menyala sangat besar hingga membuat rumah mewah itu menjadi abu.
gadis kecil itu hanya menatap rumahnya yang terbakar habis, aliran kecil mengalir menghiasi wajahnya
"Ini nyata.." lirihnya "ini sungguh nyata"
"Ibu.. Ayah.."
"Maafkan aku tak bisa menyelamatkan kalian" isak tangisnya mulai keluar, gadis kecil itu menangis sangat keras menumpahkan penyesalannya tidak memperdulikan petugas pemadam kebakaran yang berlalu lalang.

***

"Ibu.. Ayah" teriaknya, nafasnya tersenggal - senggal, keringat dingin mengaliri wajahnya.
Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu menangis dalam diam.
setelah menenangkan dirinya, dia langsung beranjak dari ranjangnya lalu membuka gorden yang membuat
cahaya matahari masuk menyinari kamarnya, dia hanya menatap luar jendela melihat gedung - gedung yang menjulang tinggi.
setelah beberapa detik menatap luar jendela gadis berambut coklat itu memutuskan untuk melakukan ritual paginya.

***

gadis itu berjalan menyusuri lorong sekolanya dengan memakai seragam yang sedikit berbeda dari teman - temannya.
dia menggunakan jaket meskipun saat ini memasuki musim panas, lalu roknya yang melebihi lutut sedangkan perempuan lain memakai rok di atas lutut.
tapi dia tak peduli. Yang dipakainya agar orang - orang tak langsung menyentuh kulitnya.
dia tak ingin gambaran remang - remang tak jelas berputar di kepalanya seperti kejadian dua belas tahun yang lalu.

kejadian yang mebuatnya penuh dengan penyesalan.

Don't Touch!!  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang