7 Days, 168 hours, 10080 minutes, 604800 seconds.

1.8K 30 29
                                    

Author: Violet.

Hi! Makasih yang udah nyempetin diri buat buka ff ini. aku masih baru nih.. hehe, baru ngepost 1 ff ini ^^ mohon bantuannya ya :)) Bingung sama judulnya? Kalo bingung coba dibaca dulu, otak author lagi mampet waktu itu jadi gabisa cari judul yang panjang-panjang. Intinya, kejadiannya berlangsung 7 hari, dan jam menit detik nya itu sama aja sama 7 hari. Nggak ngerti? Harus ngerti :p hehe. Ini asli buatan saya, jadi kalo ada yang mirip-mirip sama orang lain sumpah deh gatau -_- hehe. Don’t be a silent reader! Give a comment J #muchlove happy reading! *deepbow*

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ini konyol. Seperti potongan sebuah film yang tidak jelas.

Ini.. tidak mungkin bisa jadi di kehidupan nyata, tapi nyatanya ini benar-benar terjadi!

Ruang waktu menculikku hingga aku bisa sampai kesini!

Bagaimana cara untuk ku kembali?

Bagaimana cara agar aku dapat keluar dari relung waktu ini dan kembali ke peradaban ku yang sebenarnya?

Author POV

“tidak, eomma. Aku tidak mau ikut.” Gadis itu tetap memejamkan matanya sambil mendengarkan lagu yang ada di playlist iPod nya.

“kau harus ikut. Bagaimana pun juga ini acara penting eomma dan appa. Lupakanlah sebentar ego mu, sayang.” Seorang wanita separuh baya duduk di ujung ranjang anaknya.

“aku.. aku takut bertemu dengannya.” Gadis itu menunduk lesu.

“kenapa kau harus takut? Kau bisa melakukannya. Bagaimana pun juga itu masa lalu mu. Tidak baik kalau kau terus terpuruk dengan masa lalu mu. Kau harus berusaha untuk berdamai dengan masa lalu mu.”

“eomma..” gadis itu melepaskan earphone nya dan memandang eomma nya dengan tatapan sayu.

“3 bulan yang lalu.. dan hubungan ku dengannya berjalan selama 3 tahun dan dia meninggalkan ku begitu saja. 3 bulan bukan waktu yang cukup untuk melupakannya, eomma. Mungkin dia sudah melupakan ku karena dia sudah mendapat gadis yang baru.”

“tidak, kau harus mencobanya, Eun Ra. Eomma tidak mau putri eomma satu-satunya merasa terpuruk terus menerus hanya karena seorang laki-laki. Kau harus menjadi gadis yang kuat!” wanita paruh baya itu membelai lembut rambut anaknya dan beranjak ke pintu kamar.

“bersiaplah, dan 1 jam lagi kita akan berangkat. Kau bisa, Eun Ra. Jangan jadi gadis pengecut! Eomma dan appa akan menjaga mu. Arraseo?”

“arraseo, eomma.” Gadis itu menurut dan segera beranjak dari tempat tidurnya untuk bersiap-siap.

                                                                               ☆☆☆☆☆☆

Maafkan aku yang sudah menyakiti mu, Eun Ra. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaan ku. aku mencintai nya juga. Tapi aku tidak ingin menyakiti mu lebih lanjut. Lebih baik.. kita mengakhiri ini semua saja. Aku harap kau akan bahagia dengan laki-laki yang lain, dan menemukan laki-laki yang lebih baik daripadaku. Terima kasih, sudah pernah mengisi hatiku selama 3 tahun ini. Kau boleh memaki-maki ku, itu hak mu. Kumohon jangan menangis, karena kau tahu aku benci melihat mu menangis….

Gadis itu mendengus pelan dengan sebal. Kenapa kata-kata itu masih terselip di benaknya meskipun itu sudah terjadi 3 bulan yang lalu?

Ia tersenyum miris dan kemudian mengigit bibirnya dengan kuat, menghalangi air mata yang akan jatuh. Kumohon, jangan, kali ini jangan…

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Days, 168 hours, 10080 minutes, 604800 seconds.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang