#1 :: (Infinity Love)

115 9 4
                                    

*Happy Reading*
[Infinity Love]

-Seseorang tidak akan pernah bisa menghargai dirinya sendiri,  sebelum seseorang itu dapat menghargai orang lain-
•••

Siang ini, di Bandara Soekarno Hatta. Seorang gadis yang baru saja turun dari pesawat dan berjalan menuju luar bandara sambil membawa koper-nya, mencari sosok yang selama ini tidak ia temui selama satu tahun lamanya. Sosok yang selalu ada untuknya, sosok yang sangat Angelia sayangi. Dari kejauhan Lia bisa melihat sosok sahabatnya dari kecil itu.

"Lia, i miss you!" teriaknya berlarian sambil merentangkan kedua tangan-nya. Saat melihat sahabat yang kurang lebih satu tahun tak berjumpa dengannya. Dia begitu bahagia bisa bertemu lagi dengan sahabatnya itu.

"I miss you too, Kania" Mereka berdua berpelukan sangat erat sambil melompat-lompat layaknya anak kecil sampai Lia melupakan kopernya yang telah jatuh ke bawah, seolah tidak perduli pada situasi sekitanya dan tatapan orang-orang yang beranggapan bahwa mereka seperti tidak pernah berjumpa. Tapi memang kenyataanya mereka tidak berjumpa selama satu tahun.

"Keluarga gue gak ada yang ikut jemput?" tanya Lia dengan lirih.

"Gue udah bilang ke Ortu lo, tapi mereka bilang lagi sibuk, terus juga bang Rion katanya ada kerja kelompok sama temen-temennya..." jelas Kania dengan suara yang agak memelan. Merasa tidak enak dengan Lia,  karena tidak bisa mengajak anggota keluarganya untuk ikut menjemputnya.

"Yaudah deh biarin aja, toh emang udah biasa." Lia tersenyum menjawabnya, tapi tidak dalam hatinya, sebagian di dalam hatinya merasa kecewa bahwa di dalam keluarganya, tidak ada yang perduli lagi dengannya.

"Maafin gue yah Li, gue nggak bisa bujuk keluarga lo buat jemput lo."

"Gak apa-apa, bukan salah lo kok. Mereka emang mungkin lagi sibuk" sergah Lia, dia tidak mau sahabatnya jadi merasa bersalah.

Masih dengan adegan berpelukan, perlahan pelukan itu mengendur dan terlepas secara perlahan. Mereka berdua berjalan beriringan sambil tangan kanan Lia merangkul bahu Kania dan tangan kirinya memegang koper yang sempat ia jatuhkan ketika adegan berpelukan tadi, menuju parkiran mobil sambil tertawa, karena lelucon dari Kania maupun Lia.

Seseorang berjalan dari arah berlawanan, sambil matanya fokus kepada layar handpone-nya. Jika dilihat dari gerak-geriknya yang berjalan dengan langkah cepat, kentara sekali bahwa orang itu sangatlah terburu-buru, sehingga dia tidak menyadari seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya, hingga orang itu menabrak bahu seorang gadis, yang tidak lain adalah Lia.

"Oh, tuhan!" kata-kata itu keluar dari mulut seorang laki-laki berperawakan tinggi, hidung mancung, iris mata hitam tajam, dan berwajah Flat.

Langkah Lia terhenti karena bahunya ditabrak sehingga terhuyung ke belakang dan hampir jatuh, apabila tidak ada tangan Kania yang sedang merangkulnya.

"Arghh" Lia menggeram kesal sambil memegangi pundaknya yang ditabrak seseorang, yang bejalan berlawanan arah itu.

"Duh, lo gak apa-apa, Li?" Kania berbicara dengan nada khawatir.

"Gue gak apa-apa ko, Ka." jawab Lia sambil tersenyum, meski di dalam hatinya ia mengumpat kesal kepada orang yang telah menabraknya dan telah membuat bahunya sedikit sakit.

Lia mendongak menatap laki-laki yang tadi menabraknya. Beberpa detik dia terpaku melihat wajah yang sangat.. err tampan menurutnya..

"Heh lo kalo jalan tuh liat-liat! jangan ngeliatin Handphone lo mulu! sakit nih bahu gue, lo tabrak." semprot Lia.

Infinity LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang