01

87 14 3
                                    

'Kring~ Kring~'

Bel tanda istirahat berbunyi dengan nyaring. Helaan nafas lega berhembus dari mulut para siswa dan siswi kelas XI-2 yang tengah dibuat pusing akan rumus-rumus Fisika. Guru Fisika yang sedang mengajar memberhentikan aktifitas mengajarnya dan berpamitan keluar kelas. Meninggalkan para muridnya yang sibuk merapikan alat tulis masing-masing.

Sedikit demi sedikit, para murid meninggalkan kelasnya. Berhamburan keluar kelas menuju kantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang kosong.

"Vaya, kantin yuk"

Siswi yang bernama Vaya itu menoleh pada teman sebangkunya, Nadine. Detik berikutnya Vaya menganggukkan kepalanya. Mengiyakan ajakan Nadine untuk pergi ke kantin.

Kavaya Shabila atau yang biasa dipanggil Vaya. Siswi kelas XI-2 yang memiliki sifat ceria dan hyperaktif. Memiliki perawakan tubuh yang ideal serta mata yang sedikit besar memberi kesan tegas pada wajahnya.

Aerilya Nadine. Teman sebangku Vaya yang sangat tidak suka keributan. Termasuk siswi yang irit bicara dan pintar dalam pelajaran. Selain berperan sebagai teman sebangku Vaya, Nadine juga merupakan tempat bagi Vaya untuk mencurahkan cerita-cerita yang dialaminya. Sebagai tempat curhat lebih tepatnya.

"Mi, pesen gorengannya dua bungkus, yang satu pedes yang satu dikit aja sambelnya, sama es teh nya dua ya" seru Vaya pada Mami, salah satu penjual makanan dan minuman dikantin.

"Siap, neng" sahut Mami sembari mengacungkan ibu jarinya keatas.

Kini, Vaya dan Nadine tengah mengantri untuk membeli jajanan di kantin. Suasana kantin cukup ramai, mengingat sekarang merupakan istirahat terakhir di hari itu.

Tak butuh waktu lama, pesanan Vaya dan Nadine telah siap. Setelah membayar, mereka berdua memutuskan untuk menempati tempat yang kosong di kantin sekolah tersebut. Menikmati gorengan masing-masing tanpa ada yang bersuara. Karena makan sambil berbicara adalah hal yang tidak baik untuk dilakukan.

"Nad, tau ngga?" ucap Vaya yang sudah selesai menyantap gorengan super pedas miliknya.

"Apa?" balas Nadine sembari mengaduk-aduk es teh dihadapannya.

Terlihat, Vaya mengambil nafas dan menghembuskannya pelan. Vaya hendak membuka mulutnya saat tiba-tiba tiga orang siswi duduk dihadapan keduanya. Mereka adalah teman sekelas Vaya dan Nadine. Terpaksa, Vaya mengurungkan niatnya untuk bercerita pada Nadine.

"Kalian kok ninggalin kita sih?" sewot Okta.

"Iya, main tinggal-tinggal aja" sambung Hani yang diikuti anggukan Rena.

"Siapa suruh kalian lama? Laper ngga bisa ditahan" balas Nadine.

Vaya dan Nadine sibuk memperhatikan ketiga temannya yang sedang asik menyantap makanan dihadapannya. Sambil sesekali bercanda gurau menghabiskan waktu istirahat bersama.

***************

"Tadi mau cerita apa, Vay?"

Dua siswi itu tengah duduk disebuah bangku yang menghadap langsung kearah jalan raya. Mereka berdua sedang menunggu kedatangan angkutan umum yang akan membawa mereka pulang ke rumah masing-masing.

"Oh itu.." Vaya berdehem sebelum melanjutkan ucapannya. "Jadi, ada cowok yang ngaku suka sama gue, Nad. Namanya Ryan. Dia sering banget nge-chat gue, ya kadang gue tanggepin sih. Karena gue yang awalnya ngga suka sama tuh cowok, gue berniat buat jodohin dia sama Hani, dan Hani juga setuju dijodohin sama Ryan."

Nadine menyimak ucapan yang keluar dari mulut teman dekatnya itu dengan saksama. Berusaha untuk menjadi pendengar yang baik bagi Vaya. Seperti biasanya.

"Gue bingung Nad.."

Nadine menolehkan kepalanya menatap Vaya yang duduk disampingnya, yang tengah memperhatikan kendaraan yang melintas didepan mereka. Nadine penasaran dengan ucapan Vaya yang menggantung. Ia menanti kelanjutannya.

"Gue bingung sama perasaan gue sendiri, Nad. Gue emang pernah bilang ngga suka Ryan, tapi tau kalo Ryan deket sama Hani, entah kenapa gue ngerasa ngga rela"

"Itu artinya lo suka sama Ryan, Vay" sahut Nadine yang dibalas tatapan tidak terima oleh Vaya.

Nadine tahu pokok permasalahan yang dihadapi teman dekatnya itu. Vaya menyukai Ryan, namun berusaha menyangkalnya karena ia sudah berniat untuk menjodohkan Ryan dengan Hani, teman dekat Vaya dan juga dirinya. Jadi, itulah alasan kenapa Vaya yang terlihat canggung pada Hani beberapa hari belakangan ini.





[a/n] Jangan lupa vote and comments karena itu sangat berpengaruh sama semangat penulis buat lanjutin cerita ini.. bye~

EVERYTHING IS GREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang