@Handa's Story
Seoul Winter 2016
Salju menyambut pagi seorang gadis yang berjalan menelusuri pertokoan pusat kota soul. Ia mengeratkan mantel tebalnya karna udara cukup beku. Ia baru saja pulang dari minimarket dekat apartemennya. Ia terburu-buru memencet tombol lift bertulisan angka 5 ketika sampai di apartemen tempat ia tinggal. Ia terus menggosokan kedua tangannya dan meniupkannya untuk mengurangi dingin di tangannya.
"Selamat pagi kim jaejoong-ssi. " seorang penjaga menyapa gadis yang baru saja keluar dari lift.
"Ah, selamat pagi pa lee. " sapa jaejoong tersenyum ceria.
"Udara sangat dingin, jangan sampai sakit. "
"Ia terimakasih pa." sahut jaejoong sambil membuka pintu apartemennya. Ia cukup dekat dengan semua penjaga gedung apartemennya. Ia di kenal ramah dan periang.
Jaejoong menghela nafas ketika meletakan semua belanjaannya. Ia membeli beberapa susu diet dan kebutuhan pokok lainnya. Ia hidup seorang diri di seoul. Semua keluarganya berada di japan. Hanya ia mendapat surat mutasi dari kantor ia di marukawa shoten publishing, co. Salah satu penerbit ternama di Jepang. Ia seorang editor manga dan novel. Ia di mutasi ke korea karna alasan tenaganya sangat di perlukan di penerbit korea.
Hari ini sudah seminggu ia ada di korea. Ia memang lahir dan tumbuh di Jepang tapi ibunya berasal dari Negara ini. Sebelumnya jaejoong tinggal di korea ketika umurnya 5 tahun sampai akhir sma. Ia pindah kembali ke Jepang juga karna pekerjaan keluarganya. Ayahnya seorang diplomat dan ibunya hanya ibu rumah tangga. Ia mempunyai satu adik laki-laki bernama kim siwan.
Sebenarnya ia sangat benci kembali ke korea, ia mempunyai kenangan buruk akan Negara ini. Pengalaman masa remaja bisa di bilang tidak mulus dan sedikit suram. Ia mengalami masa-masa tersulit mengingat kenangan itu.
"Yosh, semangat kim jaejoong. Ini pekerjaan. " teriak jaejoong dengan mengangkat kedua tangannya.
"Selamat pagi, jaejoongie. " sapa kim junsu, salah satu editor senior di tempat jaejoong bekerja.
"Pagi junsu. " jawab jaejoong sambil duduk dan membenahi mejanya dari manuscrip yang bertebaran.
"Ah, kepala editor sudah datang dari jeju. Ia Baru saja dari sini tadi sebelum kau datang. Kau harus bersiap-siap ia sedikit menyebalkan. " ucap junsu bersemangat dengan nada rendah di belakang kalimatnya.
"Ah benarkah? Apa ia akan mentolerir editor baru seperti ku? ".
"Hey, kau tidak baru dalam hal editor. Kau hanya pindah saja. "
Jaejoong tersenyum geli. Ia segera mengakhiri perbincangannya dan fokus ke manuscript di tangannya. Deadline nya sebetar lagi jadi ia sedikit bersemangat. Di tempat ia bekerja sekarang ada 4 orang yang seruangan dengannya. Pertama ada namja berlesung pipit dengan otot sempurna di lengannya. Kedua ada namja yang bahasa koreanya lumayan sedikit kaku. Ketiga perempuan tadi yang menyapanya. Keempat kepala editor yang sedang ada di luar kota.
"Yunho is back. " teriak seseorang dengan sangat lantang mengagetkan semua orang yang ada di ruangan editor manga itu.
"Ah yunho kau sudah kembali. " sapa namja berlesung pipit itu. Siwon-choi siwon.
"Ku kira kau akan lama disana. " sahut namja lainnya yang berwajah turunan Cina itu. Hanggeng-Tan hanggeng.
"Sebenarnya aku juga masih betah disana, tapi pekerjaan ini membutuhkanku." Ucap yunho angkuh.
"Cih, tidak ada kau pun kami biasa-biasa saja. " cibir junsu.
"Nona kim junsu? Anda sedang PMS ya? " sahut yunho acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Be Your Last
FanfictionHidup memang tidak ada yang mulus dan lurus. Begitupun dengan hidup kim jaejoong.