@Handa's Story.
Seperti biasa ruangan editor manga seperti tidak ada habisnya dalam menangani manga baru yang baru saja selesai. Semua sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri entah itu penyelesaian manuscrip atau pencetakan yang memerlukan waktu yang lama.
Jaejoong melemaskan pundak dan fikirannya. Ia memejamkan matanya dan meluruskan punggungnya. Ia beranjak menuju tempat dimana semua tulang bisa di istirahatkan. Tempat istirahat dengan adanya kursi panjang. Ia terlentang dan melihat atap tempat dimana ia bekerja.
"Joongie. " junsu merebahkan badannya disamping jaejoong dan memeluknya. "Tulangku terasa patah, hiks. " gumam junsu.
"Aku juga. " gumam jaejoong. Merekapun tertidur.
"Hai, tukang tidur. " suara seseorang yang jaejoong dengar ketika bangun.
"Jam berapa ini, " gumamnya.
"Jam 4."sahut orang itu.
"Maaf, ketiduran di kantor. "
"Tidak papa, mungkin kau terlalu lelah. "
"Ya, sedikit. "
"Kau benar-benar tidak ingat padaku? "Sahut yunho.
"Apa yang harus kuingat? " jaejoong menyirit.
"Ketika SMA dulu kau pasti pernah mendengar nama Christian jung. " seringai yunho.
"Cr-cristian?. " guman jaejoong bergetar. Ia langsung teringat dengan kakak kelas yang begitu ia kagumi dan cintai ketika masa abu-abunya, tapi semua kandas ketika ia bangun di tempat asing yang merupakan rumah namja di depannya ini. Ia mabuk waktu itu, pesta ulang tahun teman sekelasnya. Christian berada disampingnya waktu itu dalam keadaan telanjang. Mereka melakukannya. Jaejoong shock dan segera pindah dari Negara yang sekarang ia injak lagi.
"Sudah ingat?. " yunho mengetuk-ngetuk kepala jaejoong dengan ke dua jarinya pelan.
Jaejoong bergetar dan langsung lari menuju lift terdekat dengan tergesa-gesa. Yunho tepat di belakangnya. Ia lolos, yunho terlambat ketika lift tertutup. Jaejoong terengah di lift dan menutup mukanya dengan erat. Ia menangis. Ia langsung pulang ke apartemennya.
Semua memory yang dulu hilang bermunculan di otaknya seakan-akan ada video player di dalamnya. Jaejoong terisak dan menagis dengan sangat keras. Inilah yang ia takutkan pulang ke korea. Orang itu, ia takut bertemu orang itu. Ia takut mengingat kejadian pahit yang ia alami dulu.
Setelah kejadian itu, jaejoong hamil. Ia schock dan mengalami depresi berat hingga ia harus kehilangan bayinya. Diluasnya kota seoul, kenapa ia harus bertemu dengan laki-laki itu lagi.
Jaejoong mulai berdiri dan mengambil handphone di sakunya. Ia menghubungi kantor tempat ia bekerja.
"Junsuya, emmh aku akan berhenti bekerja disana bisakah kau mengambil barang-barangku? Masalah surat pengunduran diri, aku akan membuatnya besok. " ucap jaejoong bergetar."Apa? Kenapa?. " sahut junsu kaget.
"Ceritanya panjang. Bisakah kau melakukannya?. "
"Jangan bercanda, sekarang kembali kekantor secepatnya kim jaejoong. " teriak seseorang yang jaejoong yakini bukan junsu.
Jaejoong langsung memutuskan telphonenya setelah menyadari bahwa namja itu bossnya di kantor. Ia menghelanafas dan mendudukan tubuhnya di sofa. Air mata yang tidak ia sadari pun terus keluar tanpa henti.
Suara ketukan pintu membangunkan jaejoong dari tidur lelapnya. Ia bangkit dan segera melihat orang yang bertamu ke apartemennya dari monitor. Itu yunho, jung yunho. Apa yang harus ia lakukan, batinnya. Ia terus mondar mandir di depan pintu apartemennya. Semakin lama suara bell tidak pernah berhenti malah semakin sering berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanna Be Your Last
Fiksi PenggemarHidup memang tidak ada yang mulus dan lurus. Begitupun dengan hidup kim jaejoong.