Chapter 3

2K 209 10
                                    

@Handa's Story.

"Jongie, jongie, jongie, aku kangeeeeeennnn. " teriak seorang perempuan bersuara lumba-lumba.

Jaejoong diam saja ketika tubuhnya di gerakan ke kanan ke kiri oleh junsu. Ia bahkan mengacuhkan rambutnya yang berantakan. "Junsu, kepalaku pusing. " jaejoong memegang kepalanya karna memang terasa pusing.

"Maaf jongie, aku kangen sekali padamu. Kau absen selama 7hari dan aku harus dikelilingi laki-laki bandotan setiap hari. "

" aku mendengar mu kim lumba-lumba junsu. " Gerutu siwon.

Junsu hanya meleletkan lidahnya dan menyeret jaejoong ke mejanya.
"Jongie, bagaimana pemakaman nenekmu? lancar?. "

"Ya begitulah. "

"Kami turut berduka cita ya. "

"Terimakasih banyak. "

"Kembali bekerja." sebuah suara menginterupsi .

"Selamat pagi boss. " ucap hankyung.

Tubuh jaejoong serasa membeku ketika melihat wajah atasan yang tidak mungkin ia hindari. Ia mengalihkan pandangannya dan berpura-pura fokus pada pekerjaannya sementara yang lain sibuk menyapa bossnya.

"Kau tidak ingin menyapaku?. " ucap yunho tegas.

"Selamat pagi bos. " ucap jaejoong pelan. Ia langsung bangkit dari tempat duduknya dan berniat mengambil manuscrip yang ada di meja bossnya itu.

"Saya ingin mengambil man-. "
Ucapan jaejoong terputus ketika manusrip yang di pintanya sengaja ditipuk ke kepalanya. Tentu saja sakit apalagi manuscrip itu lumayan tebal. Ia hanya mengusap kepalanya dan kembali ke mejanya sementara orang yang menimpuknya bersikap acuh dan mulai membuka tugasnya sambil tumpang kaki.

"Dasar menyebalkan. " batin jaejoong.




Hari sudah sore ketika jaejoong menyelesaikan sebagian manuscrip yang segunung itu. Ia menggerakan lehernya ke kanan dan ke kiri. Ia memutuskan ke ruang istirahat yang khusus untuk departemen manga. Disana terdapat sebuah mesin yang berisi minuman dan makanan ringan seperti cookies. Jaejoong memasukan uang koin nya dan memilih minuman yang mengandung kopi lalu duduk di sofa yang tersedia disana.

Ketika ia menghabiskan setengah kopinya seseorang merebutnya dan membuat kopinya tumpah sedikit ke dagunya. Jaejoong melihat sang perebut dan sedikit terkejut melihatnya.
"Anda tidak punya uang? Kenapa mengambil minuman orang. " jengkel jaejoong.

Yunho acuh is tetap meminum kopi jaejoong sampai habis. Lalu ia maju ke arah jaejoong dan menarik dagunya. Ia mencium jaejoong tepat di bibirnya. Melumat, mengisap sampai mengemut bibir atas dan bawah jaejoong secara bergantian. Sementara jaejoong hanya diam karna terkejut dan juga shock dengan apa yang terjadi pada dirinya.

PLAK!!!!!!

Suara tepukan ah bukan, suara tamparan terdengar seisi ruangan ketika jaejoong memutuskan untuk sadar dari keterkejutannya. "Aku bukan kim jaejoong yang dulu, aku bukan kim jaejoong yang dengan mudah memberikan kehormatan pada orang yang ia suka. Aku bukan kim jaejoong yang naif dan bodoh. Aku bukan Kim jaejoong yang tertipu dengan cinta pertamanya. Aku bukan kim jaejoong yang malang. Kim jaejoong yang sangat kau kenal dulu sudah mati ketika kau menodainya, jadi saya mohon untuk tidak berbuat hal yang melampaui batas wajar seorang atasan dan bawahan. Asal kau tau aku sangat sangat sangat membencimu dan berharap tidak pernah bertemu kembali denganmu. " ucap jaejoong dengan gemetar, setelah mengatakan itu jaejoong pergi meninggal kan keheningan yang menyayat hati

Yunho hanya terdiam berdiri di depan mesin minuman sambil memegang pipinya yang mulai mengeluarkan warna merah. Hatinya lebih sakit daripada pipinya. Ia tidak tau bahwa yang ia lakukan di masa dulu sangat merusak mental seseorang apalagi memberikan efek trauma yang buruk. Andai saja, andai saja waktu bisa berputar ia tidak akan menjadi laki-laki brengsek, tapi apa daya apa yang sudah ia ukir tidak akan pernah terhapus kecuali di hancurkan.





Jaejoong akan keluar lift ketika ia berpapasan dengan tifffany di depan pintu apartemen yunho.

"Oh jaejoong kebetulan aku ingin bicara dengan mu. " ucap tiffa datar.

"Hah? Benarkah?." jaejoong mengerejapkan matanya berkali-kali.

"Aku ingin kau menjauhi yunho. "

"Kenapa?. "

"Aku tadi melihat kalian di tempat kalian biasa istirahat, dan aku baru ingat bahwa yunho pernah punya teman bernama kim jaejoong. Aku sedikit terkejut bahwa kau kim jaejoong yang itu."

"Anda mengenal saya?. " ucap jaejoong datar.

"Tidak. Hanya saja yunho melalui hal-hal yang sulit ketika kau menjauhinya dan aku tidak mau kau mengganggunya lagi. Aku sudah susah payah berada di sisinya ketika ia terpuruk karnamu jadi aku mohon kau menjauh lah dari ku. Yunho itu milikku. " ucap tiffa sedikit tegas dan arogan.

"Tch. Siapa yang mengganggu siapa?, kau tidak tau kan apa yang aku alami karna yunho mu itu. Aku melewati masa yang tidak pernah mungkin kau lalui kalau kau jadi aku. Kau mau tau apa yang yunho lakukan padaku? Ia memperkosaku, ia menghamiliku, kau tau?. Kalau kau jadi aku apa kau akan bertahan?. " ucap jaejoong bergetar.

Tiffany membeku ketika mendengar penjelasan jaejoong. Ia mengepalkan tangannya dengan erat sebagai bentuk keterkejutannya. "Dimana anaknya?. " ucapnya bergetar.

"Mati. Jadi saya mohon dengan sangat beritahu yunho mu itu untuk menjauh dariku. "

Setelah mengatakan itu jaejoong berjalan ke apartemennya dan menutup pintu dengan sangat keras.

Tiffany tidak bergerak sedikitpun ketika mendengar pintu apartemen jaejoong tertutup. Ia bahkan tidak menyadari air mata yang terus bercucuran. Ia mengabaikan orang yang berjalan melewatinya dengan pandangan aneh. Ia shock, ia seperti di khiananti.

Jaejoong terdiam di depan pintu apartemennya. Air mata sialan ini batin nya. Ia sedikit menyesal mengungkapkan masa lalu pahitnya pada orang lain tapi ia tidak ingin tiffany berakhir seperti dirinya. Kenapa selalu yunho yang terus ada di fikirannya kenapa selalu si berengsek yunho.

"Aku menyesal menjadi teman baik mu. " ucap tiffany.

Setelah ia pergi dari apartemen yunho yang ternyata pemiliknya belum pulang ia malah di kejutkan dengan pengakuan jaejoong. Ia langsung menghubungi yunho untuk bertemu di cafe dekat dengan kantornya.
"Aku sudah tau apa yang terjadi pada jaejoong dulu. "

Yunho sedikit terkejut dengan pengakuan tiffany. " tau apa? ".

"Bahwa jaejoong hamil dan keguguran. "

"Dari mana kau tau itu? " serobot yunho.

"Jaejoong memberi tahu ku tadi." ucap tiffany acuh sambil terus memutar-mutarkan sedotan minumannya.

"Aku juga baru tau kemarin. "

"Bukan itu masalahnya. Aku mendengar bahwa kau memperkosanya. "

Melihat yunho hanya diam saja berarti ucapan jaejoong benar. "Kenapa kau melakukannya?. " ucap tiffany berkaca-kaca.

"Aku dulu begitu muda dan naif. Aku sangat menyukainya tapi aku tidak bisa mendekatinya karna ia sangat dekat dengan adikku. Adikku selalu bilang untuk tidak memacarinya karna ia polos, terlalu polos. Aku harus gimana lagi. Ia terus berada di pikiranku waktu itu. Aku putus asa dan saat itu aku terlalu serakah dan berengsek. " jelas yunho.

"Kau pantas mendapatkannya. " gumam tiffany.

"Aku tau. Aku akan mengingatnya seumur hidupku. Kau masih ingin tetap berada disisi ku ketika kau tau semua tentang ku sekarang?. "

"Tidak sebagai perempuan, kalau sebagai teman aku bisa saja, tapi entahlah. Aku sedikit takut dan kini padamu."

"Tidak papa itu sudah wajar. " ucap yunho sambil menunduk a kepalanya.

"Perbaiki semuanya. Sembuhkan lukanya dan luka mu. Semua harus di selesaikan yunho. "

"Aku tau, aku sedang berusaha. "




I didn't mean to hate everyone who have bad character. I just write what I want to write.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanna Be Your LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang