Taehyung bukan lagi bocah mengingat umurnya yang sudah mencapai delapan belas tahun. ia legal dan sudah dewasa meskipun kelakuannya yang kadang seperti anak sepuluh tahun.
Taehyung bahkan mampu menahan semua beban dalam hidupnya sendiri.
Namun Taehyung terlampau lelah.
Ia lelah dengan keadaan dimana harus merasa sendiri karena kematian orangtuanya, lelah dengan kata-kata menusuk mulut-mulut busuk yang tak pantas didengar.
"Kau tidak punya siapa-siapa." Suara itu terngiang mencemooh Taehyung, menggores Taehyung sangat dalam.
Taehyung menggeleng samar, entah suara dari mana tapi suara itu memenuhi kepalanya.
Ia menenggak botol alkohol ditangannya dan menyesap rasa anggur dari sana, ia butuh untuk tenang.
"Kim Taehyung." Suara dingin memecah lamunan pria bersurai cokelat itu, ia memijit pelipisnya sesaat menghilangkan pening yang mendera.
"Taehyung." Ia menolehkan kepalanya malas, ia tahu persis ini suara siapa, tentu saja Jungkook.
"Apa maumu, huh?" dengan tanpa minat Taehyung membuang muka dan meminum alkoholnya lagi.
"Kau pasti tau mauku, harusnya kau mengenalku dengan baik, Kim."
"Yeah, Jeon Jungkook, guru bimbingan, guru termuda yang berusia dua puluh tahun dan baru bekerja selama satu bulan, dan aku yakin kau akan memintaku pergi ke ruanganmu untuk diceramahi, benar?"
Jungkook mengangkat sebelah alisnya, Well, itu kalimat yang cukup panjang. "Apa aku se-populer itu?"
Taehyung tertawa meremehkan, "Hah, jangan terlalu percaya diri, pak." Taehyung membuang botolnya asal lalu berdiri menantang Jungkook.
"Ke ruanganku sekarang." Jungkook berbalik dan berjalan santai, di belakangnya Taehyung baru saja ingin berniat kabur, namun ia kalah cepat.
"Perlu sendiri, atau kuseret dengan paksa, manis?" Guru muda itu mencengkram tangannya dengan kuat sampai pergelangannya memerah.
"Sialan kau, aku bisa sendiri," apa-apaan, Taehyung menghempas tangan Jungkook kasar, "dan aku tidak manis." Ia memalingkan wajahnya sedikit canggung.
"Perhatikan bahasamu, Kim. Kau bisa saja ku beri hukuman dan berakhir di apartemenku." pria tegap bersurai legam itu menarik kasar tangan Taehyung.
"Cih, kurasa kau juga perlu memerhatikan bahasamu, ingat, aku ini muridmu. Bahasamu itu, bajingan sekali."
Sekuat apapun Taehyung memberontak, cengkraman Jungkook tetap saja lebih kuat dari tenaganya. Dengan acuh, Jungkook berjalan santai sembari menyeret Taehyung untuk ikut.
▫▫▫
"Apa hukuman yang pantas untukmu agar kau jengah, Kim?" tanya Jungkook sembari duduk di kursinya dengan angkuh.
"Tidak ada," Taehyung menatap mata Jungkook, hazelnya bertabrakan dengan kepingan obsidian Jungkook.
"Aku tak ingin berubah menjadi anjing guru seperti mereka, penjilat." ia menyunggingkan senyum sinisnya menatap Jungkook yang mengangkat alisnya tertarik.
"Boleh juga,"
"Maaf?"
Jungkook berdiri dengan senyum mengikat yang masih terpampang, ia menghampiri Taehyung yang terduduk di kursi hitam di sebrang kursinya.
Ia menyentuh piercing Taehyung di telinganya, "Seksi." dengan jahil Jungkook menatap wajah datar Taehyung.
"Kau itu guru bimbingan atau guru pelecehan?" bola mata tegas berwarna lelehan cokelat itu berotasi jengah, ia menendang meja di depannya sehingga kursi yang dipakainya terseret mundur.
"Cepat katakan apa hukumanku."
"Apartemenku?"
"Bajingan."
"Yeah, kau juga bajingan seksi, Kim."
"Brengsek, aku pulang." Taehyung dengan geram beranjak dan melangkahkan kaki keluar ruang bimbingan dengan kasar meninggalkan Jungkook yang tersenyum seperti orang sinting.
"Ya, Tuhan, kucing liar yang satu ini manis sekali."
Sepertinya Jungkook benar-benar sinting.
TBC
a/n: ayeeey, aii, mau tanya dongg, bagusan cover kaya yang ini atau kaya yang lama yaw? btw ini baru prolog gitu ya wkwk.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Flawless +kookv
FanfictionTaehyung mulai lelah dengan semua yang terjadi di dirinya.