Jungkook yakin betul ada sesuatu yang membuat Taehyung tertekan, yang tersembunyi dalam mata redupnya. Yang sulit orang sadari, bahkan Taehyung tidak sadari. Atau lebih tidak peduli.
Ia tahu bahwa dibalik sifat bandelnya itu ada Taehyungnya yang manis dan hangat. Tentu Jungkook tahu.
1 minggu 2 hari.
Taehyung datang ke ruangan Jungkook dengan tugasnya lengkap dengan lebam di pipi dan luka di sudut bibirnya. Berkelahi, eh?
Jungkook menggeram tanpa sadar, Taehyung menatapnya dengan bingung, "Heum?" Ia menaruh hasil jilidnya di depan Jungkook. "Hey? Apa? Kau terlihat menyeramkan ssaem." ujarnya kembali menatap Jungkook.
"Bibirmu kenapa?" Jungkook maju ke arah Taehyung. Memeriksa keadaan malaikatnya dengan lebih dekat, "Hanya urusan di luar jam sekolah, berarti di luar urusanmu."
"Berkelahi?" tanya Jungkook sedikit mengangkat tengkuk Taehyung melihat seberapa parah lukanya. Taehyung hanya menjawabnya dengan dehaman singkat.
Entah setan darimana, Jungkook mendorong tubuh Taehyung hingga membentur lemari keras sehingga membuat orang yang bersangkutan meringis sakit. "Kenapa tidak mau berubah?"
"Apanya?! Lepaskan ak-, brengsek!" Taehyung mengerang merasakan Jungkook mendorongnya terus sehingga punggunynya merasa sakit.
"Aku sudah bilang untuk tidak berkelahi," Jungkook menatap Taehyung dengan nyalang, Jungkook marah. Sungguh. "Kenapa kau tak mendengar?"
"Kenapa kau berubah, Tae-ah?" murid berandal itu mencoba melepas dari kungkungan Jungkook walaupun nihil, Jungkook tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya.
"Berubah yang seperti apa maksudmu?" Taehyung menjawab dengan frustasi,
"Aku rindu kau yang hangat," Taehyung membolakan matanya, "Kau dengan semua kepolosanmu, bahkan saat ditindas kakak kelas pun kau hanya tersenyum. Bodoh."
Mata hitam Jungkook menjadi redup dan kehilangan cahayanya. Taehyung memutar memori dimana dirinya berumur dua belas tahun. Tahun pertamanya di sekolah menengah pertama.
"Apa yang kau katakan?" tanya sang karamel dengan suara sedikit bergetar, memori-memori yang pecah di kepalanya kembali tersusun. Dimana hidup Taehyung benar-benar indah.
Jungkook yang menyadari itu langsung memeluk Taehyung dan mengecup pucuk kepalanya, Taehyung hanya terdiam, tidak membalas pelukan Jungkook. Matanya kosong memandang lurus dengan pupil bergetar.
"Tidak, tidak," sang guru mengelus tengkuk belakang Taehyung dan mendekapnya lama. Taehyung mendorong pelan dan menatap Jungkook meminta penjelasan.
"Kedai kopi unjung jalan?"
***
Taehyung mengunyah panekuknya yang mulai dingin dengan suapan penuhnya. Menatap Jungkook tak minat walaupun ia sungguh penasaran kenapa Jungkook tahu masalalunya.
"Kopiku terasa lebih manis saat kau menatapku." ujar Jungkook jahil, "Jangan menggombaliku, kata-katamu receh sekali."
"Kau ingin tahu kenapa aku tahu?"
"Untuk apa kita disini?" jawab Taehyung dingin.
"Meh, bocah," Jungkook mendengus,
"Aku sunbaemu di sekolah menengah pertama. Yeah walaupun kita berada di satu sekolah hanya satu tahun.""Pokoknya harusnya kau mengingatku," Jungkook menatap Taehyung,
"Jangan bilang kau-?"

ŞİMDİ OKUDUĞUN
Flawless +kookv
FanfictionTaehyung mulai lelah dengan semua yang terjadi di dirinya.