Bab II

38 6 2
                                    

Ling Zhi

Zzz.. Zzz..

Zzz..  Zzz (getar ponsel)

"Aah!! Resek! Siapa sih! "

Terpampang foto mama saat ku lihat ponselku. Jelas saja ini telfon dari mama.

"Apa ma? "

"...."

"Bentar lagi.. "

"...."

"Iya iyaa.. "

Kebiasaan buruk yang susah aku hilangkan. "Kalo gak dibangunin gak bangun-bangun". Itu kata yang sering diucapkan mama.

Dengan wajah kucel bangun tidur, aku keluar dari kamar. Hening, sepi dan terlihat begitu tenang. Langkah kaki ku lanjutkan menuju halaman depan untuk sekedar mencari angin. Tapi...

#semua mata tertuju padaku

****

"Jam segini baru bangun? " salah satu official mengomeliku .

"Udah bangun dari jam lima kok kak, tapi ... tidur lagi"

"Gak tau orang latihan pagi ini? "

"Enggak" jawabku enteng.

"Oh my god! Sekarang juga kamu mandi dan balik kesini cepat! "

Aku balik kanan tanpa menjawab apapun. Tapi rasanya aku jalan ditempat. Baju ku di penggang oleh official.

"Lima menit! " jelas official.

Spontan aku bergegas tapi kenyataanya 10 menit waktu yang ku pakai.

Lari sepuluh keliling Villa lumayanlah.. Bikin betis naik, bisalaahh..

Seorang laki-laki seusiaku terlihat memperhatikanku. Wajahnya terasa tak asing. Aku lupa bertemu dengannya dimana.

'Mungkin dalam mimpi' fikirku demikian.

Latihan kali ini benar-benar membuatku lelah. Berbaring ditempat tidur sambil menggunakan handphone adalah hobbyku.

Bukan pendiam atau semacamnya, tapi aku nyaman saat tak ada teman disampingku. Apalagi jika teman itu perempuan, akan membuat ku sangat risih.

'Klik' suara pintu yang ditutup. Ya, pintu kamarku. Tak ku hiraukan siapa yang masuk, yang penting tidak mengganggu.

Suara asing mengagetkanku. Siapa dia? Aku mengintip dari ranjang ku yang terpojok di atas plus diujung.

Mataku terbelalak melihat seorang laki-laki mengganti pakaian dikamarku.

Spontan aku melemparnya dengan bantal. Dia berhenti. Laki-laki itu melihat kearahku. 

"Kamu... Sejak kapan masuk kesini? " tanya laki-laki aneh itu.

"Kamu yang kenapa masuk kesini?! Ini kamarku!"

"Pintu kamarku terkunci, entah siapa yang menguncinya. Aku harus ke aula menemui official ku. Aku melihat kamar ini kosong jadi aku mengganti bajuku disini saja " begitu jelasnya.

"Alasan! Keluar! "

Laki-laki ini malah menarikku ke kamarnya. Ia ingin membuktikan bahwa dia tidak bohong.

Pintu kamarnya benar terkunci. Wajahku yang masih terlihat kesal membuatnya semakin ingin membuatku percaya.

'Brukk!! ' pintu kamar terbuka karna didobraknya. Tapi, pemandangan tak terduga terjadi. Dhao teman sekamarku sedang berciuman dengan kekasihnya yang satu kamar dengan laki-laki aneh ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maybe A BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang