Permulaan

3.2K 87 2
                                    

Perkenalkan aku Ryan masih berusia 17 tahun yang mempunyai seorang kakak bernama Dina. Bisa dibilang aku dan kakak adalah anak orang kaya yang telah lama di tinggal oleh ibu untuk selama-lamanya, sedangkan ayahku bernama Charly. Ayah berada di London untuk bekerja mencari uang buat aku dan kakak.

Aku dan kakak sangat dekat, tapi kami sering adu mulut bahkan sampai pukul-pukulan kepala. Biarpun kakak yang paling sering mukul kepalaku, kadang pakai buku pernah juga pakai tempat minumnya, duh rasanya ingin sekali aku menangis kalau dipukul pakai tempat minumnya itu.

"Tok...tok...tok... Ryan bangun, kamu tau sekarang sudah jam tujuh kurang limabelas" terdengar suara seseorang dari depan pintu kamar dan gak salah lagi itu adalah suaranya kak Dina.

"Apa?! Sudah jam tujuh kurang limabelas? gila gua telat lagi nih" seruku dalam hati.

"iya nih kak bentar lagi Ryan ke bawah Ryan lagi siap-siap kak" kataku dari dalam kamar.

"Yaudah kakak tunggu dibawah ya, jangan lama kali kamu berdandan. Kakak udah buatin sarapan noh diatas meja" kata kak Dina tertawa sambil meninggalkan kamarku.

Buat apa aku lama-lama bergaya toh juga tetap tamvan dan banyak memikat hati para wanita di sekolah kok, emang sih aku ini bisa dibilang mirip artis yang memiliki kulit putih, hidung mancung, kaya orang luar, muka baby face, lengkap sudah penampilanku yang banyak disukai oleh cewek-cewek alay diluaran sana.

"Good morning kakak" sapaku.

"Idih sok bahasa inggris lo!" balas kak Dina kelihatan jijik.

"Kan emang aku keturunan orang bule" balasku mengejek.

"Hmm iya iya emang kamu tuh gak mau kalah, yaudah cepat gih makan biar kakak antar kesekolah" kata kak Dina sambil meletakkan tas aku di atas meja.

"iya kak sabar napa! Baru juga gigit secuil roti" balasku malas.

***

Perjalanan menuju sekolah dan kami melwati sebuah jembatan yang katanya seram dan banyak mitos mengatakan kalau dijembatan ini sering mencuri seorang anak, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa dan dari perempuan sampai laki-laki. Rasa penasaran ku muncul dan aku segera bertanya ke kakak tentang jembatan ini.

"Kak?"

"Ya?" dengan cuek kakak menjawab.

"Kakak tau gak tentang jembatan ini? Katanya jembatan ini sering mencuri orang atau menakuti pengendara yang sedang melintas diatasnya ya?"

"Is kamu ini! Buat apa coba nanya kek gitu? Apa untungnya coba?" balas kak Dina sambil memukulkan tas nya ke kepalaku.

"Aduh!! Aku kok dipukul sih? Kan aku cuma nanya bisa saja kakak tau tentang jembatan ini"  balasku sambil memegang kepalaku yang dipukul kakak tadi.

"Abisnya kamu nanya gitu, kalau kakak sih gak percaya tentang begituan! Udah deh gak usah banyak tanya!" seru kak Dina.

Selama perjalanan aku hanya diam. Karena kak kebodohanku yang nanya seperti itu. Sedangkan kak Dina menanggapinya terlalu serius dan aku sampai di pukulnya.

***

Saat tiba di sekolah, aku bertanya pada sahabatku yang bernama Adam. Dia orangnya tidak begitu tinggi, tapi kulitnya putih, dia juga gak kalah famous disekolah. Kalau di bandingkan dengan aku, ya masih aku lagi lah jelas!.

Aku bertanya soal jembatan tadi kepada Adam bisa saja dia tau tentang jembatan itu.

"Dam lo tau gak tentang jembatan tua yang ada di ujung jalan itu?" tanyaku.

"Hah?!" balas Adam kaget.

"Iya jembatan itu" kataku.

"Dengar-dengar sih jembatan itu sudah banyak memakan korban yang kadang korbannya bahkan tidak ditemukan sama sekali, dan lebih sering anak perempuan yang di culik oleh penunggu jembatan itu" balas Adam sambil bercerita.

"Emang lo kok tau dan kayaknya percaya dengan kejadian itu?" tanyaku dengan penasaran.

"Karena kawan kakak gue sudah ada yang hilang di situ, namun setelah beberapa minggu baru di temukan dengan kondisi tubuh yang sudah di kerumuni ulat belatung."

Uhuk...uhuk...

Aku terbatuk dan merasa jijik dengan cerita Adam yang bilang bahwa ada ulat belatung yang memakan mayat yang membusuk itu.

"Lo kenapa?" tanya Adam.

"Gapapa, gua merasa jijik aja. Ohiya emang kejadiannya udah lama ya?" penasaran ku memuncak saat Adam melanjutkan ceritanya.

"Gak begitu lama sih, sekitar setahun yang lalu" kata Adam rileks.

"Ohiyaya" balasku cuek.

Gak lama bel istirahat telah selesai dan kami pun masuk ke kelas dan cerita Adam masih terpikir olehku hingga pulang sekolah, bahkan sampai kerumah pun aku masih memikirkan cerita Adam tadi. Aku takut sekali kejadian itu di alami oleh kak Dina, biar begitu juga dia itu sudah seperti ibu bagiku yang merawat dan menjagaku hingga sekarang.

***

Saat malam tiba aku masih penasaran sekali tentang jembatan itu, lalu aku searching tentang jembatan itu dan ternyata jembatan itu lebih sering mencuri seorang anak perempuan yang masih perawan, dan saat itu juga aku merasa takut sekali kalau kejadian itu di alami oleh kak Dina. Sungguh aku takut sekali.

Nggak lama setelah itu aku tidak bisa tidur. Nggak tau sekarang sudah jam berapa. Aku masih saja memikirkannya. Kok bisa ada firasat seperti ini.

"Oh my God ada apa denganku"

***

Pagi pun tiba, Aku tidak tahu jam berapa tadi malam aku tidur. Sehingga, aku bisa bangun lebih awal dari pada kak Dina dan ber siap-siap untuk berangkat bareng kak Dina. Kak Dina senyum melihatku bangun lebih awal dari pada dirinya.

"Itu udah aku siapkan sarapan buat kakak".

"Makasih adek kakak, ohiya tumben kamu baik sama kakak biadanya kan..." perkataan kak Dina langsung aku potong.

"Di baikin salah, di jahilin salah. Salah aja adek di mata kakak" balasku.

"Idih alay!!" seru kak Dina.

Pertengkaran terjadi antara aku dan kak Dia. Tapi kami tidak pernah serius dalam bertengkar, hanya bergurau saja.

Setelah sarapan, aku diantar oleh kak Dina dan lagi-lagi melewati jembatan itu.

"Emang gak ada jalan lain ya selain melewati jalan ini?" tanyaku.

"Ini jalan alternatif buat kita agar tidak terlambat sampai tempat tujuan, udah diam aja deh gausah banyak tanya!" balas kak Dina agak sedikit membentak.

"Iya deh maaf" sambil menundukkan kepalaku.

***

Sesampainya di sekolah aku mulai merasa cemas kalau kejadian itu menimpa kak Dina kakakku satu-satunya. Mataku mulai berkaca-kaca membayanginya

"Lo kenapa bro, kok kaya nya mau nangis gitu?" tanya Adam sambil memukul pundakku.

"Gapapa, gue cuma kelilipan doang kok"

"Kirain ada masalah apa" balas Adam.

Emang sih Adam itu orangnya gak banyak tanya atau suka ceritain orang seperti emak-emak komplek.

Hari ini aku belajar tidak fokus. Pikiran ku melayang-layang. Entah mikirin apa, hanya diriku duduk di bangku kelas. Tapi, jiwaku entah kemana.

***

Hari ini aku pulang agak sore karena ada les tambahan toh kakak juga sudah tahu kalau setiap hari kamis aku pulang agak sore.

***

Jangan nanggung-nanggung bacanya.

Lanjotttttt.....👉

Jembatan Pencuri TumbalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang