Part 4

24.1K 1.7K 26
                                    

**

   Clara menghempaskan tubuhnya diatas tempat tidurnya, menghela nafasnya masih merasa begitu tertekan oleh aura menyeramkan saat ia duduk bersama orang orang populer disekolahnya tadi.

"Clara?"
Ia mengerjap melirik kearah nakasnya dimana jam listriknya menunjukkan pukul tiga sore, waktu yang terlalu cepat untuk ibunya ada dirumah.

"Ya Bu!"

"Boleh Ibu masuk?"

"Boleh"
Gadis bertubuh mungil itu bergegas bangkit duduk di tepian tempat tidurnya, Ibunya tampak mendorong pintu dengan pelan sebelum duduk menyusul Clara ditepian tempat tidurnya.

"Clara.."
Jemari lentik itu membelai rambut Clara dengan lembut, ada tatapan cemas, penyesalan dan penuh harap yang bercampur menjadi satu dimata ibunya.

"Ada apa Bu? Ibu baik baik saja?"
Wanita paruh baya itu tersenyum lembut, meraih tubuh mungil Clara dalam dekapan hangatnya.

"Bu?"

"Maafkan Ibu.."
Clara mengerutkan keningnya mendengar bisikan pelan Ibunya.

"Maaf?"

"Mungkin ini sangat berat untukmu tapi Ibu benar benar berharap kau akan memenuhi permintaan Ibu"
Kerutan dikening Clara makin dalam, ia menatap Ibunya yang menatapnya lekat lekat.

"Apa yang sedang Ibu bicarakan?"
Bella menghela nafasnya, mengusap pipi kemerahan Clara dengan lembut.

"Kau masih ingat dengan tuan Stevano?"
Clara menahan nafasnya seraya mengangguk pelan, menanti apa yang ingin ibunya bicarakan.

"Kita akan makan malam dengan mereka malam nanti"
Clara tersentak merasakan kepalanya yang seolah dihantam godam raksasa.

"Katakan itu saat kau membuat kesalahan"

"Atau mungkin besok malam"

"See you to night Clara"

Suara lembut milik Anna berdengung dikepalanya, apa mungkin Ibunya akan menikah dengan tuan Stevanno Grayen?

Ayah dari Grayen bersaudara?

Oh my..

"Clara?"
Suara Ibunya membuat Clara tersentak, menatap wanita paruh bayah dihadapannya dengan ribuan pertanyaan yang mulai berkecamuk dikepalanya.

"Ibu..Ibu tidak.."

"Ibu sudah menyiapkan gaun untukmu, bersiaplah karna kita akan kerumah Stevano"

"Ibu.."

"Ibu menyayangimu"
Clara mendesah gusar tidak tahu harus mengatakan apa saat ini, semuanya terasa begitu mendadak.

Dan..

Bagaimana bisa Anna sudah menduga hal ini akan terjadi?

Ini gila!

Benar benar gila!

**

   Anna melemparkan tatapan dinginnya kearah Arash yang seperti biasa menatapnya dengan tatapan tajam membunuhnya dengan jemari yang memainkan pematik disana.

"Aku membencimu"
Anna berbisik pelan, Arash hanya menunjukkan seringaian kecil disudut bibirnya masih dengan tatapan sama membunuhnya menghunus Anna yang duduk manis dihadapannya.

"Kau pikir aku tidak muak melihat anak penggoda sepertimu berkeliaran disekitarku?"
Anna membuang tatapannya dengan rahang yang terkatip dengan rapat.

"Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak melakukan ini saat Ayah ada dirumah?"

"Bukankah kau yang memulai ini lil Sista?"
Anna kehabisan kata katanya, membuat seringaian mematikan diwajah sialan tampan milik saudaranya itu makin menyebalkan dimata Anna.

Crazy Complex [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang