Judul buku : Jangan mati dulu sebelum ke Raja Ampat
Penulis : Mayawati Nur Halim
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2014
Pertanyaan lain yang sering dilontarkan adalah, "memangnya worthed ke Raja Ampat tanpa menyelam ?". Banyak orang tak bisa dan tak punya sertifikat menelam ragu untuk pergi ke Raja Ampat karena mendengar selentingan, Raja Ampat hanya indah bawah lautnya saja dan tak afdol dinikmati tanpa menyelam. Ah, ini lagi. Salah besar ! Bawah laut Raja Ampat memang luar biasa indah ! Inilah " Mekkah " para penyelam di seluruh dunia. Raja Ampat menyimpan ragam ikan dan terumbu karang paling kaya di seluruh dunia. Bayangkan saja, seorang Dr. Gerald ( Gerry ) Allen , marine biologist asal Amerika pernah menemukan 283 spesies ikan di Raja Ampat. Hanya dalam satu kali penyelaman di dekat pulau Kri. Sepanjang 30 tahun karier menyelamnya , itu adalah jumlah ikan terbanyak yang dilihatnya dalam satu kali penyelaman saja ! Saya sendiri, meski tidak menghitung tentunya, selain menemukan banyak makhluk unik selama menyelam di perairan Raja Ampat , juga pernah ternganga menyaksikan betapa rapat dan berwarnanya terumbu karang di Cape Mansuar. Kenangan pertama begitu menggoda bagi saya dan akhirnya menggiring saya kembali lagi ke sana, hingga 6 kali. Dan, tentunya akan ada yang ketujuh kali dan seterusnya.
Buku ini dibuat bukan sekadar untuk memandu anda bagaimana jalan - jalan ke Raja Ampat dengan biaya murah dan waktu yang efisien, tapi juga untuk membuka mata anda betapa indahnya salah satu primadona wisata negara kita ini. Jangan mau kalah dengan wisatawan asing yang berbondong bondong menghabiskan uang dan waktunya ke sini. Mereka begitu menghargai Raja Ampat layak untuk dihargai lebih. Jangan sampai kita sendiri malah tidak tahu ada surga di negeri kita sendiri. Jangan sampai menyesal. Dan, jangan mati sebelum ke Raja Ampat.
Kota gerbang masuk ke Raja Ampat, baik yang di utara maupun yang di selatan ( Misool ) adalah Sorong, di provinsi Papua Barat. Nama bandar di Sorong adalah Domine Eduard Osok. Cukup banyak maskapai nasional yang melayani penerbangan Jakarta - Sorong ; ada yang via Makassar antara lain Sriwijaya Air, dan pada bulan Desember 2013 juga Garuda Indonesia membuka penerbangan dengan rute ini ; ada yang via Ambon yakni Lion Air, dan ada pula yang terbang direct 4 jam 10 menit. Jika transit durasi perjalanan sangat bervariasi , bergantung lamanya transit. Jakarta - Makassar dan Makassar - Sorong sendiri masing - masing ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam.
*Sorong*
Meskipun bukan ibu kota provinsi Papua Barat ( Ibu kotanya adalah Manokwari ). Sorong adalah kota tersibuk dan teramai di provinsi kepala burung Papua ini. Dari pertama saya datang pada 2008 hingga yang terbaru awal 2014, banyak perkembangan yang terlihat. Yang paling mencolok tentu kehadiran banyak gedung yang berfungsi sebagai Department Store. Dulu hanya ada Saga Dept. Store dengan Kentucky Fried Chicken ( KFC ) di sebelahnya. Belakangan ini sudah ada Yohan dan Ramayana - Robinson dengan Solaria di sebelahnya.
Oya, menarik untuk mengamati betapa para pengusaha di sorong senang memakai nama plesetan. Saga dari Sogo, Yohan dari Yaohan, begitu pula untuk hotelnya : Je Meridien dari Le Meridien dan Sahid Mariat dari JW Marriot. Tapi dua karaoke yang ada di Sorong asli merupakan chain " Happy Puppy " dan " NAV ", bukan plesetan. Hotel bintang maupun Homestay dari tahun ke tahun makin bertambah di Sorong. Yang relatif baru tahun 2012 ada Hotel Luxio. Sedangkan pada 2013 muncul Hotel Belagri. Dan , menurut kabar yang bisa di percaya manajemen Hotel Arya Duta dan Swissbel Hotel tengah merencanakan pembangunan hotel di Sorong.
Urusan makan sangat gampang di Sorong, urusan belanja kebutuhan sehari - hari yang lupa dibawa juga gampang karena ada department store.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tugas BI
RandomJudul buku : Jangan mati dulu sebelum ke Raja Ampat Penulis : Mayawati Nur Halim Penerbit : PT Elex Media Komputindo Kota Terbit : Jakarta Tahun Terbit : 2014