Tanah yang Baik Bisa Membuat Buah yang Baik
Overview
Pekan Olahraga Nasional [PON] XIX 2016 terus bergulir. Atlet dari seluruh Indonesia berjuang menjadi yang terbaik di 62 venue pertandingan yang tersebar di 16 kabupaten/kota di Jawa Barat (Jabar). Beberapa pertandingan baru dibangun menjelang PON XIX. Beberapa direvitalisasi, sehingga menjadi tempat pertandingan yang berkualitas. Salah satu venue yang dianggap baik adalah di cabang olahraga [cabor] sepatu roda yang digelar di kompleks olahraga Saparua Park, Jalan Saparua Bandung. Menurut tuan rumah , Ketua Panitia Besar [PB] PON Ahmad Heryawan kualitas arena untuk cabor sepatu roda di kompleks olahraga Saparua Park diklaim yang terbaik se-Indonesia. Untuk menghasilkan seorang Atlet yg berkualitas dibutuhkan juga sarana atau lingkungan yang berkualitas.
Briefing
Saya akan bercerita tentang seorang pianis muda bernama Hee Ah Lee. Hee Ah Lee, seorang gadis korea yang lahir pada 9 Juli 1985, di Pusan Korea Selatan. Setiap ibu pasti menginginkan anaknya lahir dalam kondisi normal, baik kesempurnaan fisik maupun mental. Namun Tuhan berkata lain, Hee Ah Lee terlahir dengan 4 jari, 2 di tangan kanan dan 2 di tangan kiri. Selain itu, dia juga terlahir dengan kaki yang cacat, hanya sampai lutut. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah selain terlahir dengan kondisi fisik yang cacat, Hee Ah Lee juga memiliki keterbelakangan mental. Bukan sampai disini saja cobaan yang dihadapi Hee Ah Lee dan ibunya, karena kondisinya itu dia pun dijauhi oleh keluarga besarnya. Bila sebagian orang menyerah dengan keadaan, tidak begitu dengan ibu Hee Ah Le. Sang ibu tercinta merawat Hee Ah Lee dengan penuh kasih sayang dan memberinya motivasi untuk terus maju dan berkembang. Ibu Hee Ah Lee , Woo Kap Sun adalah seorang pahlawan bagi anak gadis ini. Karena kondisinya yang tidak memungkinkan, gadis mungil ini tidak bisa hidup tanpa keberadaan sang ibu disampingnya. Dengan kasih sayang dan penuh kesabaran, sang ibu berjuang agar anak gadisnya tersebut bisa menjadi seorang yang memiliki kemahiran dalam bermain piano.Mari kita lihat, pertama kekurangan fisik yang dialami Hee Ah Lee. Kedua, sosok sang Ibu, yang menjadi penyemangat dan pendamping perjalanan hidup Hee Ah Lee. Hee tumbuh menjadi sosok hebatnya seperti saat ini salah satunya berkat kasih sayang dan bukan kebencian yang diberikan oleh ibunya
Pursuits
Tan Malaka, seorang pejuang nasional pernah berkata , "Sebetulnya cara mendapatkan hasillah yang lebih penting daripada hasil itu sendiri."
Evolution
Kita semua pasti memiliki impian dan harapan. Kita memiliki cita-cita. Untuk meraih cita-cita kita tentunya tidak hanya butuh keterampilan tetapi juga lingkungan yang mendukung bakat atau keterampilan kita agar dapat berkembang. Jadi mulai saat ini kita perlu lebih teliti memilih lingkungan kita sehari-hari. Dan itu bisa berarti dari buku yang kita baca, teman yang kita pilih, makanan yang kita makan, film yang kita lihat, dan kata-kata yang kita dengarkan. Pastikan kita hanya membaca bacaan yang bermanfaat, teman yang bisa memberi nasihat, makanan yang bergizi, dan film yang memberi inspirasi. Insya Allah, dengan lingkungan yang baik, kita akan terus tumbuh menjadi yang terbaik yang pernah kita bisa. Seperti Hee Ah Lee. Dengan seorang ibu yang baik, akhirnya dia tumbuh menjadi anak yang baik bahkan berprestasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tugas BI
RandomJudul buku : Jangan mati dulu sebelum ke Raja Ampat Penulis : Mayawati Nur Halim Penerbit : PT Elex Media Komputindo Kota Terbit : Jakarta Tahun Terbit : 2014