1. Perjanjian

3.4K 146 46
                                    

"Ketahuilah, setiap orang berbeda. Mereka tidak bisa disamakan. Karena inilah kehidupan. Ada kelebihan untuk menutupi kekurangan. Begitupun sebaliknya."

*****

Sesuai arahan Katrina, sepulang sekolah yang biasanya Aldi akan berdiam diri di kelas menunggu sepi, kini harus ke parkiran yang masih ramai. Aldi juga tidak mengerti ada apa dengan dirinya. Ia begitu mudah menerima permintaan adik kelasnya yang terkenal playgirl seantero sekolah itu.

Matanya menelusuri jejeran mobil dan berhenti di mobil pink milik Katrina. Di sana sudah ada cewek itu yang bersendakap di pintu.

"Lama banget sih lo!" sindir Katrina begitu Aldi sampai di dekatnya.

"Urusan gue bukan hanya lo," jawab Aldi santai. Ya, Aldi harus sabar dan kalem saat menghadapi Katrina agar cewek itu bisa mempersingkat pembicaraan ini. Aldi benci keramaian. Hal itu mengganggunya.

"Masuk!" Perintah Katrina. Lagi-lagi Aldi menurut.

Pandangan Aldi menelusuri setiap sudut mobil Katrina yang dipenuhi warna pink. Membuat Aldi menggelengkan kepala.

Katrina memukul stir membuat penjelajahan Aldi berhenti. "Gue gak mau dijodohin!"

Kening Aldi mengerut. "Terus apa hubungannya sama gue?"

"Gue terpaksa harus bawa cowok ke pernikahan Kakak gue. Karena di sana bakal ada orang yang dijodohin sama gue."

"Kenapa lo nggak pilih cowok lain? Gue bukan pilihan yang baik tentunya." Aldi tersenyum miring.

Katrina mengacak rambutnya dan kembali merapikannya dengan tangan. "Seperti mantan-mantan gue sebelumnya? Sorry gue gak terlalu bodoh. Mereka akan memanfaatkan keadaan ini. Mereka pasti ngajuin syarat aneh-aneh."

Tiba-tiba senyum devil terbit di bibir Aldi. "Lo yakin banget gue nggak ngajuin syarat."

Mata Kartina melotot. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Jadi lo mau apa dari gue?"

"Gue nggak ngajuin syarat. Tapi sebuah perjanjian. Seperti kata gue di awal. Lo hanya boleh menganggap gue pacar saat di depan kedua orangtua dan Kakak lo. Selebihnya, di luar dan di sekolah lo jangan panggil gue pacar lo. Jangan sok deket sama gue. Dan satu lagi, gue harap lo nggak terlalu percaya ke gue. Kita berbeda, right?"

Katrina mengajukan tangan kanannya ke depan. "Justru itu, gue cari yang berbeda sama gue. Karena akhirnya kita gak akan bisa bersama. Deal."

Aldi menyambut tangan Katrina. Pertanda perjanjian telah mereka sepakati. Dan Aldi tau ini adalah hal yang bagus.

"Besok adalah resepsi Kakak gue. Hotel Nirwana. Gue jemput di rumah lo," putus Katrina.

Mata Aldi membulat dan mulutnya sedikit terbuka lebar. Tapi ia cepat-cepat menetralisir hal itu.

"Terlalu mudah untuk mendapatkan informasi orang cupu kayak lo."

*****

Katrina Renata, mungkin bagi orang yang hanya melihatnya dari luar akan mengira Katrina orang yang tidak punya beban sama sekali. Semua itu salah! Tidak ada yang tau bahwa selama ini ia tertekan. Ber, kakak kandungnya tidak suka dengan kehadiran Katrina. Ber merasa kasih sayang orangtuanya terpusat pada Katrina. Tidak jarang Katrina mengalah dan membiarkan Ber menang. Ya, walaupun Ber tidak pernah menganggap Katrina adiknya karena Katrina sangat berbeda. Ia tidak seputih keluarganya, tidak sealim mamanya, juga tidak sepintar Ber. Wajar jika Ber iri jika yang diperhatikan Katrina.

Different Pain (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang