chapter 1

39 0 1
                                    

''Brakk!!"  suara gebrakan itu berhasil membuat para penghuni kantin diam,tanpa mengeluarkan kata sedikitpun.

"Eh lo baru adik kelas aja belagu,ingett lo baru adik kelas!" ucap cewek yang mejanya di gebrak gadis berparas cantik Prilly Arleta.

"Mentang mentang lo kakak kelas gwe takut gitu sama lo? Nggak!"

"Sumpah ya gaya lo norak!" sambil menekankan kata terakhir

"Nggak usah banyak omong lo sekarang cepet lo pergi dari sini,gwe muak ngeliat tampang lo yang sebelas dua belas sama cabe cabeann!"ucap Prilly sedikit emosi

"Jaga bicara loe dan..." ucapan kakak kelas Prilly itu terputus,karena kedatangan Bu.Rani itu.

"Prilly Arleta!,lagi lagi kamu yang bikin ulah? Dan yang lain cepat pergi dari sini ini bukan tontonan."

"Dan kamu,kamu itu kakak kelas harusnya memberi contoh yang baik,sekarang kamu kembali ke kelas!"

Dan perempuan yang disebut kakak kelas itu pergi dengan muka yang tak bisa di tebak.

"Prilly Arleta,kapan kelakuan kamu berubah? Kamu itu udah kelas 1 SMA,bukan anak TK!" ceramah Bu.Rani

"Ibu nggak usah ikut campur! Ibu nggak tau tentang hidup saya!" ucap Prilly dengan mata yang berkaca kaca,karena dia pasti emosi jika ada orang yang membicarakan tentang kelakuannya.

"Tapi kelakuan kamu emang pantes buat dirubah Prilly!" ujar Bu.Rini yang membuat hati prilly rapuh,dan membuat bulir air mata jatuh dari hazel milik prilly.

"Udah saya bilang kan ibu jangan urusin saya,ibu itu bukan siapa siapa saya!" ucap prilly lalu berlari pergi untuk menenangkan hatinya, akibat perdebatan singkat dengan gurunya

***

"Prill.. Prilly lo mau kemana?" ucap Milla,sambil berlari mengikuti Prilly

Milla melihat sekeliling taman,dilihatnya ada seseorang yang duduk dengan muka yang ditutupi tangannya sendiri,Milla tau itu pasti Prilly. Tanpa berpikir panjang Milla ikut duduk disamping Prilly,tanpa
sepengetahuannya.

"Prill,lo kenapa? Kok lo tiba tiba nangis gitu?" Hening tak ada jawaban,Prilly masih menutup wajahnya. Dan terdengar isakan pelan.

"Katanya gwe sahabat lo? Kok kayaknya ada yang lo tutupin gitu dari gwe?" Milla mencoba menarik tangan Prilly yang semula menutup wajahnya,dan terlihat mata prilly terdapat air,bekas tangisannya tadi.

"Gwe capek Mil,kenapa hidup gwe gak sebahagia kayak orang orang lain?"

"Kenapa lo bicara gitu? Lo kan punya gwe?Gwe siap jadi curahan hati lo!lo nggak boleh pendek rasa sakit lo sendii,inget Prill lo punya gwe!"

"Mil gwe mau nanti pulang sekolah lo ikut pulang bareng gwe,gwe bakal ceritain semuanya."

"Oke,nanti gwe sms nyokap gwe dulu. Udah balik ke kelas yukk"

"Ayokk"

***

"Prilly Arleta,Jessica Milla. Kalian habis dari mana? Kalian udah telat setengah jam."

"Habis dari kantin bu,biasa itu kan emang pekerjaan prilly sama Milla setiap hari bu,ke kantin saat jam pelajaran,bahasa elegantnya itu bolos bu." cerocos Bahrul yang notabennya tukang usil di kelas.

"Benar begitu Mila,Prilly?"

"Bukan bu,kami dari kamar mandi,perut saya sakit,makanya lama." ucap Mila bohong

"Itu bu akibatnya makan di kantin nggak ngajak saya,kan jadi kena karma nya" ucap fahrul yang dibalas tatapan tajam Bu.Arni

"Sudah diam fahrul,sekarang kamu duduk ke tempatmu"

Semua mengikuti pelajaran Bu.Arni
dengan serius,begitu juga Prilly ia fokus dengan penjelasan dari Bu.Arni, berbeda dengan Bahrul dan ketiga temannya,yang tidak lain adalah Rano,Ando,dan Ical,biang rusuh kelas setelah Bahrul. Mereka fokus dengan gadget diatas meja yang ditutupi dengan buku paket,mereka melihat
dengan mata tak berkedip,dan sesekali tertawa pelan agar tak di ketahui Guru,pasti kalian faham apa yang sedang disaksikan Bahrul dan ketiga temannya itu.


Kringgg... Kringgg
Suara bel pulang sekolah yang sangat dinanti nanti oleh ratusan murid SMA bangsa itu pun terdengar di alat pendengaran penghuni SMA tersebut

"Sekarang bereskan buku kalian,dan kita lanjutkan pelajaran di pertemuan selanjutnya."

"Yahh kok pulang buu. Kan fahrul masih pengen belajar lagi." ucap Bahrul yang lagi lagi membuat tatapan tajam bu.Arni

"Kok tatapan ibu gitu sih? Kan saya cuma bilang pengen lama belajarnya"
Sekarang  Bahrul mendapat tatapan tajam bukan hanya dari bu.Rini tapi satu kelas,dan  Bahrul sadar itu.

"Bahrul diem deh! Lo itu memperlambat kepulangan kita.Eh Nil. Cepet siapin" ucap salah satu siswi.

Dan orang yang di panggil Nil itu segera menyiapkan sebelum pulang sekolah.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang