Prolog

132 18 10
                                    

Gadis itu tahu, lelaki dihadapannya membuat jantungnya berdetak lebih kencang. Gadis itu juga tahu, lelaki dihadapannya membuat rona merah muncul dipipi pucatnya.

"Maaf," ucapnya saat mereka kembali bertemu setelah sekian lama. Air mata perlahan turun dari mata coklat indahnya.

"Ssshhh... kamu gak salah." Laki-laki itu mengusap air mata yang turun melewati pipi gadisnya, menghapus setiap kesedihan dan penyesalan yang terlihat.

Sejujurnya, gadis itu merindukan lelakinya. Namun dia takut. Dia takut untuk mengutarakan rasa sayangnya. Untuk saat ini, akhirnya dia berani.

"Athaya rindu Dirga. Boleh peluk?"

Terkadang, seorang gadis tak mampu mengutarakan rasa sayangnya melalui kata-kata. Dia hanya berani menggoreskan tinta hitam diatas kertas putih, namun lelaki hanya kurang peka untuk mengerti itu.

////////////////////////////////////////

HALO

HAPPY READING

GUE BIKIN CERITA BARU

YANG GUE HARAP LEBIH BAGUS DARI CERITA AWAL GUE

SORRY FOR TYPOS

-A

UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang