Tiga

56 9 3
                                    

Gadis itu duduk dimeja makan masih dengan piyama bergambar doraemon sembari meminum susu yang sudah disiapkan.

"Pagi."

Gadis itu menoleh dan senyum perlahan muncul. "Pagi bang. Mau sarapan apa?"

Laki-laki itu tersenyum dan duduk dihadapan gadis itu. "Apa aja."

Mereka kemudian sibuk dengan makanan masing-masing. "Gak sekolah Kai?" Laki-laki itu membuka pembicaraan.

"Gak bang. Kaila gak enak badan."

Laki-laki itu menatap Kaila. Dia kemudian beranjak dari kursinya dan berjalan menuju Kaila. Ditaruh punggung tangannya didahi Kaila lembut. "Panas."

"Iyalah bang Varo. Kaila kemarin berenang pas hujan," kata Kaila. Dia kemudian menghabiskan susunya dan beranjak dari kursinya menuju kamarnya.

"Kai," panggil Varo, kembaran Kaila yang lahir 5 menit lebih dulu daripada Kaila.

"Ya?" Kaila menoleh. Tanpa aba-aba, tubuhnya sudah dipeluk erat oleh Varo. Kaila sempat kaget namun dengan cepat dia membiasakan diri. Varo meletakkan dagunya dipundak adiknya. Kaila meletakkan pipinya di dada bidang kakaknya lantaran tubuhnya yang kalah jauh dengan Varo.

"Abang kangen."

*

Athaya berjalan menuju kelasnya dengan pandangan ditundukan. Biasanya, kelasnya akan ramai pada waktu-waktu seperti ini. Namun, mungkin karena hujan kemarin jadi jalanan agak terhambat.

"Athaya," panggil seseorang. Athaya menoleh dan dilihatnya Alvaro yang tengah berlari kecil kearahnya.

Athaya tersenyum kecil. "Ya?"

Alvaro nyengir dan kemudian menggeleng cepat. "Gak. Gue cuma mau kasih tau kalo Kaila sakit. Mau jenguk?"

Senyum Athaya perlahan hilang dan digantikan tatapan dinginnya. "Kaila sakit apa?"

"Flu. Berenang gak tau waktu dia. Biasa," kata Varo menenangkan Athaya.

"Ok."

Varo mengangkat sebelah alisnya. "Jadi mau nih?"

Athaya mengangguk pelan. Detik berikutnya, Alvaro tersenyum lebar sembari menyanyikan lirik lagu yang tak didengar Athaya.

"See you there," kata Alvaro kemudian berjalan menjauh. Athaya hanya dapat memperhatikan punggungnya yang semakin jauh. Senyum Athaya muncul namun hilang dalam sedetik.

*

Atmosfer didalam ruang kelas X-3 seketika menjadi tegang begitu mendapat ulangan matematika mendadak. Pasalnya, Athaya super bodoh soal kalo soal matematika. Otaknya memanas melihat soal-soal yang bahkan dia tidak pernah mendengar namanya.

"Gue pasti susulan nih," gumamnya pelan. Dia kemudian mencoret-coret diatas kertas ulangannya. Gambaran tak jelas digambar oleh Athaya. Mulai dari pesawat sampai zombie.

"Waktunya 10 menit lagi anak-anak," suara Bu Endang terdengar membuat beberapa murid tampaknya mulai menyilang asal dikertas ulangan mereka.

Sedangkan Athaya?

Peduli saja tidak. Bahkan dia hanya bisa menjawab 10 soal yang diberikan dari 20 soal. Namun, tangannya masih dengan santai menggambar logo Clash of Clans dikertas ujiannya. Begitu selesai, dia menggambar logo Clash Royale dengan serius.

Siapa sangka bahwa Athaya Riska, gadis dingin dan pendiam ternyata menyukai permainan COC dan Clash Royale?

"Waktu habis anak-anak. Selesai tidak selesai harap dikumpulkan."

UnseenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang