Hari itu aku sangat ingat dia meminta putus dariku, aku tidak tahu kenapa dia meminta putus dariku, padahal hari - hari kami seperti biasanya, ketika aku minta penjelasan dia hanya terdiam, aku hanya bisa pasrah dan tidak tahu harus melakukan apa, hingga aku tertidur, aku terbangun dan berharap itu mimpi, tapi tidak itu adalah sebuah kebenaran, aku hanya bisa pasrah menerima kenyataan, aku merasa hidupku hilang. Pagi kembali aku bersiap pergi sekolah meski malas karena tidak bisa kembali bercanda gurau dengannya, di depan gerbang aku bertemu dengannya segera aku menyapanya tapi dia berlari dan meninggalkanku, aku tak tahu apa yang membuatnya seperti ini, hari sekolahku terasa tak indah hingga bel pulangpun tak membuatku semangat, diperjalanan pulang aku kembali bertemu dengannya di dalam bus aku tekadkan untuk bertanya kepadanya.
" Boleh duduk disini "
" Mengangguk "
" Hay kok ga ada suaranya biasanya bawel "
Dia hanya terdiam sambil melihat kaca
" Kenapa kamu mutusin aku apa salah aku ? "
" Lo gak salah apa - apa emang udah waktunya kita putus "
menghela napas
Aku gak tau harus ngomong apa lagi sampai aku turun dia masih diam, yah mungkin memang sudah waktunya, aku kembali ke rutinitas sebelum mengenalnya bahkan kini kami benar - benar seperti orang yang tidak kenal sama sekali.Hari terus berganti