Aku melihatmu dan memandangimu...
Tapi kamu semakin menjauh...
Aku memohon dan memintamu untuk tetap tinggal...
Tapi kamu mengabaikanku...
Bahkan bekas lukaku tak berasa sedikitpun...
Dan aku hanya bisa memandangimu yang pergi menjauh...
Menangis, dan menangis lagi...
Cinta yang kuharapkan pergi menghilang...
Aku mencoba bersikap baik-baik saja...
Dengan sekuat tenaga aku menahan batin yang tersiksa...
Tapi tetap saja, air mataku jatuh lagi...
Kamu pergi dalam diam...
Tanpa berkata, kamu menghilang...
Aku seharusnya tak mengingatmu...
Aku seharusnya membuang jauh kenangan bersamamu...
Aku memanggilmu dan menahan kepergianmu...
Seperti orang bodoh menangis dihadapanmu...
Tapi kamu masih saja mengabaikanku...
Ini begitu menyakitkan hingga aku tak bisa bernafas...
Aku melepasmu yang pergi...
Mengalah pada keadaan yang harus kusudahi...
Melepasmu dan melepas cinta bodoh ini...
Jakarta, 24 Agustus 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi dalam Melodi
Poesíasebuah kalimat indah yang dibuat dari alunan melodi merdu, menjadikannya sebagai sebuah puisi yang tak harus ditangisi.
