Jesslyn melangkahkan kakinya memasuki gedung perkantoran tempat ia bekerja sebulan belakangan. Jesslyn cukup senang bekerja di gedung ini. Semua orang sangat baik dan ramah, kecuali si manager pemasaran Kim Jae hee. Wanita itu selalu saja menyebalkan.
"Selamat pagi, jess." Jesslyn tersenyum setelah menyadari siapa yang datang.
"Selamat pagi, Yeri." Jesslyn membalas sapaan Yeri. Teman baiknya.
Yeri adalah staf keuangan. Namun, dia sangat baik, dia bakan mau menjadi temannya walaupun Jesslyn hanya tenaga cleaning service.
"Ah..aku hampir lupa. Kat, kau di panggil oleh manager keuangan."
Yeri tersenyum smirk. Yeri tau kenapa manager Cho memanggilnya.
"Untuk apa Manager Cho memanggilku?"
Yeri memutar wajahnya dengan jengah.
"Astaga Jess! Apa kau tidak bisa melihatnya? Manager Cho menyukaimu."
Jesslyn menggeleng keras. Dia menatap Yeri yang sedang menatapnya dengan jengah.
"Tidak mungkin, Yeri. Aku hanya pegawai rendahan. Kau juga tau kan, aku sudah menikah. Aku bahkan tengah mengandung."
Yeri menghembuskan nafas berat. Jengah dengan pemikiran temannya.
"Kau masih memikirkan suamimu? Dia bahkan tidak pernah mencarimu. Lupakanlah. Sekarang lebih baik kau ke ruangan manager Cho sekarang."
Jesslyn mengangguk dan kemudian berjalan melewati Yeri menuju ruangan manager Cho.
~
Tok..tok..tok...
Jessly mengetuk pintu dengan perlahan. Jesslyn kemudian masuk setelah mendengar sahutan dari dalam.
"Permisi, tuan. Anda memanggilku?"
Manager Cho tersenyum setelah melihat siapa yang datang.
"Jesslyn, duduklah."
Jesslyn duduk dikursi depan meja Manager Cho.
"Ada apa tuan?"
Manager Cho berdehem sebentar, lalu merubah mimik wajahnya menjadi serius.
"Aku membutuhkan asisten pribadi, dan aku ingin kau menjadi asistenku."
Jesslyn mengerutkan keningnya.
"Bukankah tuan sudah memiliki asisten?"
Manager Cho tersenyum sebentar.
"Asisten lamaku sudah mengundurkan diri."
Jesslyn terlihat befikir sebentar.
"Tapi tuan, aku hanya lulusan SMA, aku memang sempat kuliah, namun hanya sampai semester 4. Aku tidak tau apa-apa."
Jesslyn meragukan kemampuannya. Dia bahkan tidak selesai melanjutkan kuliahnya.
'Tapi menurut data yang ada, nilaimu di sekolah sangat bagus, bahka nilaimu saat kuliah sangat baik."
Manager Cho membuka map yang ada di mejanya. Jesslyn terlihat berfikir. Ini kesempatan yang bagus untuknya. Setidaknya pekerjaan yang ditawarkan padanya lebih layak dari pekerjaannya sekarang dan Ia bisa menerima gaji yang lebih besar.
"Baiklah. Aku bersedia, tuan."
Manager Cho tersenyum senang, kemudian ia mengeluarkan paper bag dari lacinya. Ia menyerahkan kepada Jesslyn.
"Kau mulai bekerja hari ini. Ini ada beberapa baju untukmu, beberapa ada yang khusus untuk wanita hamil sepertimu."
Jesslyn menggelengkan kepalanya. Menolak pemberian Manager Cho kepadanya. Tidak, ini berlebihan.
"Tidak perlu, tuan. Aku masih mempunyai baju yang cocok untuk dikenakan."
Manager Cho tetap bersikukuh memberikannya kepada Jesslyn.
"Ini sebagai hadiah, terimalah."
Dengan berat hati, Jesslyn menerima paper bag dengan logo terkenal itu. Brand yang bahkan satu kainnya dapat mencapai satu tahun gaji Jesslyn.
Jesslyn membungkuk dan kemudian tersenyum tulus kepada Manager Cho.
"Terimakasih, tuan."
~
Jesslyn mengamati pantulan dirinya dai kaca di toilet wanita. Ia mengenakan pakaian yang di berikan manager Cho kepadanya tadi.
Setelah mengecek semuanya, ada lima pakaian yang di berikannya. Bahkan harganya sangat mahal. Ia bahkan tidak berani mentotalkan semuanya. Ia bergidik ngeri melihat berapa banyak angka nol yang terdapat pada harganya.
"Hei, Jess. Aku dengar kau menjadi asisten manager Cho sekarang. Selamat. Sudah kubilang kan, dia pasti menyukaimu."
Jesslyn memutar matanya jengah. Ia menatap Yeri dari pantulan kaca di hadapannya.
"Terserah apa katamu, Yer."
Yeri tertawa kecil, kemudian memeluk tubuh Jesslyn dari samping.
"Semoga kau menemukan kebahagiannmu, Jesslyn. Walaupun aku tidak pernah memanggilmu dengan sebutan 'kakak' aku sudah menganggapmu kakakku sendiri."
Jesslyn tersenyum kecil. Kemudian membalas pelukan Yeri.
~
"Jess tolong atur ulang jadwalku. Sekertarisku sedang sakit." Manager Cho terlihat sangat kelabakan setelah mendengar sekertarisnya sakit.
"Ya, tuan." Jesslyn terlihat lebih sibuk dari sebelumnya.
"Terimakasih. Aku ada meeting sekaligus makan siang dengan klient, kau jangan lupa makan siang." Manager Cho memakai jasnya dan bersiap keluar.
"Baik, tuan." Jesslyn berdiri dan membungkuk sedikit ke arah Manager Cho.
"Jaga dirimu." Manager Cho mengusap lembut kepala Jesslyn. Kemudian melangkah keluar.
Jesslyn terpaku ditempatnya. Kaget dengan apa yang baru saja di lakukan atasannya.
Ya Tuhan.
~
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
Storm In Marriage • PCY
FanficBadai yang menerpa tidak dapat dielakkan. Semua terjadi begitu saja. Mereka terpecahkan. Badai yang sangat kuat menghancurkan pilar-pilar kokoh rumah tangga Chanyeol dan Jesslyn. ~ Jesslyn harus menerima kenyataan yang menyayat hatinya. Setelah tiga...