Scary games murder

Malam itu...

Malam itu aku berjalan melewati sebuah pertunjukan sirkus yang terlihat cukup ramai didekat lapangan komplek rumahku. Banyak sekali orang-orang sekitar komplek yang datang. Ada yang sendiri, ada yang bersama anak-anak mereka.

Aku berjalan melewati sirkus tersebut, bersama dengan kakakku Michelle. Disaat aku melewati sirkus tersebut, aku melihat seorang badut yang sedang berdiri dan sambil memegangi tulisan yang bertuliskan

"Bersiaplah untuk memainkan sebuah game yang dapat mengubah hidupmu. Dan itu tidak dapat berhenti! Berhati-hatilah"

"Liat deh chelle, aneh banget tuh badut. Ngapain sih dia megang tulisan kayak gitu, horror amat!" Tukas Alicia

"Ah udah biarin aja ci. Gapenting banget lagian! Udah yuk balik, udah laper nih gue pengen makan!" Balas Michelle 

Setelah cukup jauh berjalan, alicia melihat kebelakang, nampak sirkus tersebut masih ramai dikunjungi orang orang. Namun, ada yang aneh, badut tersebut tiba-tiba saja menghadap kearah alicia dan Michelle yang sedang berjalan.

Alicia berusaha tidak menghiraukan badut tersebut dan meneruskan berjalan menuju rumah. Tetapi, saat alicia melihat kebelakang lagi, badut tersebut sudah menghilang.

"Chelle! Liat deh chelle! Badutnya udah gak ada!!" Kata alicia, sambil menepuk pindak Michelle. 

"Duhh ci, gak penting banget ci lu urusan badut satu itu, udahlah! Mungkin aja dia lagi istirahat! Udah ah, ayok cepetan!" Balas Michelle sambil menarik tangan alicia.

Setiap langkah membuat alicia dan michelle semakin jauh dari sirkus tersebut. Hingga yang terdengar hanyalah suaranya saja dari kejauhan.

Suasana komplek malam itu terasa begitu sepi, walaupun suara sirkus masih terdengar sampai kerumah alicia dan Michelle.

"Ma, Michelle pulang!" Teriak Michelle sambil melepaskan sepatu dan berjalan menuju dapur. 

Alicia mengikuti langkah Michelle. Sesampainya didapur, sudah menunggu Michael, papa Michelle dan alicia. Sedangkan Annalise, mama Michelle dan alicia sedang menyiapkan soup yang baru saja matang dari kompor.

"Wah mama masak apa? Baunya enak!!" Ujar Michelle 

"Nih mama masak soup krim ayam kesukaan Michelle, dan mama juga masak sapo tahu kesukaan Alicia!" Balas Annalise.

"Kalian darimana? Kok lama sekali pulangnya?" Tanya Michael.

"Itu pa, tadi kita berhenti bentar buat liat sirkus dilapangan komplek sana pa!" Jawab Michelle.

"Oh. Yasudah." Balas Michael.

Annalise kembali dari dapur membawa mangkuk soup krim, dan membawa mangkuk sapo tahu ke meja makan. Makan malam itu diiringi dengan suara sendok dan piring yang beradu, sambil sesekali diiringi dengan obrolan-obrolan ringan seputar masalah sekolah.

"Kamu mau tambah lagi ci sapo tahunya?" Tanya Annalise.

Namun alicia tetap tidak menjawab. Alicia tetap melamun, memikirkan badut yang tadi ia temui.

"Ci!" Panggil Michelle

"Oh iya kenapa?" Suara Michelle memecahkan lamunan alicia.

"Itu ditanya sama mama!" Balas Michelle 

"Oh iya kenapa ma?" Tukas alicia

"Ini kamu mau sapo tahunya lagi gak? Kamu mikirin apa sih?" Tanya annalise penasaran

"Oh enggak mikirin apa-apa ma. Udah ma, alicia udah kenyang" balas alicia.

Setelah makan, Michelle dan alicia masuk kekamar untuk tidur. Tetapi alicia tidak bisa tidur. Ia hanya tidur memandang langit-langit kamarnya. Entah mengapa, bayangan badut itu masih menghantui pikiran alicia.

"Udahlah ci, gak usah dipikirin. Tidur aja!" Ujar Michelle. 

Nampaknya Michelle mengetahui alasan alicia tidak dapat tidur. Alicia pun tidak menghiraukan perkataan Michelle. Hingga lama kelamaan alicia pun terlelap. 

"Tidak!! Tidak!! Jangan aku! Aku mohon!! Tidaakk!!" Suara alicia membangunkan Michelle yang sedang terlelap dan memecah keheningan kamar malam itu.

"Ci! Bangun ci! Aliciaa!!!" Ujar Michelle sambil menggoyang-goyangkan tubuh alicia berharap alicia bangun

"Chelle!! Aku takutt!!" Tiba tiba saja alicia terbangun dan memeluk Michelle. "Badut itu mau bunuh aku chelle!!" Ujar alicia lagi sembari menangis dipelukan Michelle.

"Udah ci! Udah! Gak ada badut. Mana badut!" Balas Michelle sambil memeluk Alicia

Suara isakan alicia masih menghiasi kesunyian kamar. Michelle merasakan ketakutan yang medalam. Namun apa boleh buat.